Keterbatasan pendidikan sejatinya bukanlah menjadi penghalang dan alasan untuk meraih kesuksesan. Hal ini nyatanya dibuktikan oleh seorang Basrizal Koto, pengusaha besar asal Sumatera Barat. Seolah mampu menjawab keadaan, ia sanggup memiliki kerajaan bisnis yang megah meski tak berpendidikan tinggi.
Dalam sebuah video berjudul GREBEK RUMAH BABE BASKO!! yang diunggah oleh Atta Halilintar, pria yang djuluki sebagai ‘penguasa Padang’ tersebut memiliki lika-liku perjalanan yang panjang sebelum sukses. Diawali dengan nekat merantau ke kota besar, pria yang akrab disapa Basko tersebut mulai merajut takdirnya sebagai usahawan besar.
Tak lulus SD dan memilih merantau di usia belia demi mengubah nasib
Bertekad ingin merubah nasib, Basko yang saat itu masih berusia 11 tahun, memilih untuk merantau ke Pekanbaru dibanding meneruskan pendidikan formalnya. Terlebih, kondisi ekonomi kedua orang tuanya yang saat itu tidak memungkinkan dirinya untuk tetap bersekolah. Padahal, Basko saat itu hampir saja lulus dari jenjang pendidikan sekolah dasar.
Jadi kernet angkutan umum dan kerja serabutan di tanah rantau
Saat berada di tanah rantau, Basko menekuni profesi sebagai kernet angkutan umum untuk menyambung hidup. Dilansir dari id.beritasatu.com, pria kelahiran 11 Oktober 1959 itu juga sempat menjadi penjahit, pedagang hingga makelar kendaraan bermotor. Untuk jenis usaha yang disebut terakhir, Basko saat itu telah menginjak usia 17 tahun. Dari sinilah ia mengawali kesuksesan dalam menjalankan sebuah bisnis. Bermula dari hasil menjahit yang ia belikan motor, kendaraan tersebut akhirnya diperjualbelikan hingga Basko bisa membeli mobil berjenis Kijang.
Berawal dari kesuksesan merintis bisnis jual beli motor
Tak puas di Pekanbaru, Basko merantau ke Padang dan menjadi penjahit. Dari hasilnya menjahit, ia mendapatkan sebuah motor yang terus diperjualbelikan hingga membuahkan sebuah mobil Kijang seharga Rp 1,8 juta. Saat itu, Basko telah berusia 20 tahun. Dari sinilah rezekinya mengalir deras sehingga dirinya bisa mendirikan berbagai macam usaha. Dari petikan wawancara Atta Halilintar pada videonya yang berjudul GREBEK GARASI OM BASKO PART 2, pengusaha asal Sumatera Barat itu juga dikenal memiliki sejumlah hotel dan mall di tanah kelahirannya
Diundang Gubernur Sumatera Barat untuk membangun hotel dan mall
Berawal dari undangan Gubernur Sumbar Hasan Basri Durin pada tahun 90-an untuk membangun kampung halaman, Basko tergerak untuk memberikan yang terbaik agar bisa bermanfaat bagi masyarakat setempat. Dilansir dari harianhaluan.com, Basko yang diundang ke Padang bersama sejumlah pengusaha nasional asal Minang antara lain; Abdul Latief, Fachmi Idris, Is Anwar dan kawan-kawan, menanamkan investasi dan membuka lapanan kerja baru. “Untuk mendukung rencana investasi itu, Pak Gubernur memperkenalkan saya dengan Djohan Makmur, pemilik tanah HGB Nomor 04 seluas 11.750 M2 di Air Tawar Timur atas nama PT Pembangunan Padang. Itu cikal bakal saya berinvestasi di kampung halaman,” paparnya yang dikutip dari harianhaluan.com.
Jadi miliarder dan miliki perusahaan yang bergerak di banyak bidang usaha
Sukses membangun mall pertama pada 1994 silam, Basko berhasil mengembangkan usaha lainnya yang tak kalah besarnya. Lewat MCB Group miliknya, Ia mendirikan PT Basko Minang Plaza (pusat belanja, saat ini berubah nama menjadi Basko Grand Mall), PT Cerya Riau Mandiri Printing (CRMP) (percetakan), PT Cerya Zico Utama (properti), PT Bastara Jaya Muda (tambang batubara), PT Riau Agro Mandiri (penggemukan, impor dan ekspor ternak), PT Riau Agro Mandiri Perkasa (pembibitan, pengalengan daging), PT Indonesian Mesh Network (TV kabel dan Internet), dan PT Best Western Hotel (saat ini berubah nama menjadi Premier Basko Hotel) Padang.
BACA JUGA: Tak Lulus SD, Pedagang Es Krim Ini Bikin Takjub Gara-Gara Usahanya Beromset 500 Juta per Bulan
Terbukti, kunci sebuah keberhasilan ternyata bukan terletak pada pendidikan apa yang kita miliki. lebih dari itu, pengalaman dan kemauan yang keras untuk maju agar sukses bisa menjadi dorongan bagi kita, meski tak memiliki latar belakang akademis yang memadai. Seperti keberhasilan Basrizal Koto di atas. Pengusaha besar Indonesia yang nahkan tidak lulus SD.