Nama besar keluarga Bakrie memang sangat dikenal di Indonesia. Tak hanya pada dunia perpolitikan, tapi juga sukses menjadi sebuah nama bisnis yang harum di antara para usahawan tanah air. Seperti Aburizal Bakrie, Anindya Bakrie hingga Ardi Bakrie, adalah sosok sukses yang sangat berpengaruh besar di Indonesia. Namun tak banyak yang tahu, semua kesuksesan mereka telah dirintis sedari awal oleh sang Ayah, Achmad Bakrie.
Sebelum dikenal sebagai usahawan besar, Achmad Bakrie ternyata mengawali bisnis pertamanya dengan berjualan roti. Meski demikian, langkah awal pada usahanya itu menjadi tonggak sejarah yang penting bagi kesuksesannya di masa depan. Tak hanya lihai dalam berbisnis, Achmad Bakrie juga dikenal jenius karena kejeliannya melihat dan memanfaatkan peluang yang ada. Seperti apa perjalanan dan kisah suksesanya? Simak ulasan berikut.
Sosok cerdas yang pekerja keras sejak kecil
Sesuatu yang besar, tentu dimulai dari hal yang kecil. Pepatah klasik ini telah diterapkan oleh Achmad Bakrie muda. Sembari mengenyam pendidikan di sekolah elit pribumi Hollandsch Inlandsche School (HIS) di Menggala, ia menyempatkan waktu untuk berjualan roti. Dengan modal beberapa rupiah di saku, ia membeli setumpuk roti yang ditumpangkannya ke sebuah truk untuk dijual. Makanan itu ditawarkan ke Telukbetung, distrik perniagaan di selatan kota Bandar Lampung.
Sempat menjadi pegawai perusahaan swasta Belanda
Berbekal ijasahnya setelah lulus dari HIS, Achmad Bakrie telah bekerja pada Kantor Kontrolir Lampung Tengah di Sukadana. Tak lama, ia pun pindah ke NV Van Gorkom, sebuah perusahaan Swasta Belanda di Bandar Lampung. Dua tahun berkarir, diriya telah mendapatkan banyak ilmu penting. Terutama tentang organisasi modern. Tak lama, ia pun melanjutkan pendidikan ke Handelsinstituut Schoevers di Jakarta. Selepasnya belajar di Ibukota, Achmad Bakrie pun bekerja di apotek Zuid Sumatera Apotheek di Telukbetung. Hingga pada masa itu, kedatangan penjajah Jepang membawa berkah bagi dirinya.
Menjadi kaya raya karena cerdas memanfaatkan situasi
Kedatangan penjajah Jepang di Indonesia, sedikit banyak membantu kelancaran usaha Achmad Bakrie. Setelah apotek dimana ia bekerja bangkrut, obat yang tersisa pun dibeli olehnya. Beberapa waktu kemudian saat harga kebutuhan medis naik, Achmad Bakrie pun menjualnya kembali. Uang hasil berdagang obat itulah yang menjadi modal awal usahanya. Pada 10 Februari 1942, ia sukses merambah bisnis jual-beli kopi, lada, tepung singkong, dan hasil bumi lain. Inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Bakrie & Brother General Merchant And Commission Agent di Telukbetung.
Perubahan zaman yang sangat menguntungkan dirinya
Tak hanya cerdas melihat situasi dan kondisi, kesuksesan Achmad Bakrie juga ditentukan dengan perubahan zaman yang terjadi. Ia dan saudaranya, Abunyamin, mengambil banyak aset berupa biskuit dan mobil yang ditinggal oleh Belanda saat kedatangan Jepang. Berkat pertolongan pada seorang Polisi negeri sakura karena membetulkan mobilnya yang mogok, ia mendapatkan trayek angkutan yang melancarkan bisnis minyak saudaranya. Achmad Bakrie pun sempat mengubah nama perusahaan menjadi Jasumi Shokai gara tidak terlalu mencolok dan kebarat-baratan.
Kekayaan berlipat ganda grup Bakrie
Pada 1952, NV Bakrie & Brother masih digunakan sebagai simbol bisnis. Namun pada dekade 1970-an, NV berubah status menjadi sebuah Perseroan Terbatas. Aburizal Bakrie sebagai anak tertua, ikut terjun mengelola bisnis milik sang ayah. Di era modern seperti saat ini, kelompok usaha Bakrie mengalami pertumbuhan pesat hingga menjadi beberapa perusahaan. Seperti PT Bumi Resources Tbk, PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk,masing-masing dibidang pengolahan SDA, PT Bakrie & Brothers Tbk sebagai induk usaha, VIVA dan MDIA sebagai perusahaan media dan PT Bakrieland Development yang bergerak di bidang properti. Semua usaha tersebut, sempat meraup pendapatan sebesar Rp 11,95 Triliun.
Dari berjualan roti, Achmad Bakrie sukses mengembangkan bisnisnya hingga bernilai triliunan rupiah di masa depan. Berkat kecerdikan dan keahliannya melihat situasi, ia berhasil menjadi usahawan besar di Indonesia. Memang, segala sesuatu yang besar, pasti dimulai dari yang kecil. Gimana menurutmu Saboom?