Bukan perkara mudah menaklukkan puncak gunung-gunung tertinggi yang tersebar di seluruh penjuru dunia ini. Fisik dan stamina yang prima jelas menjadi salah satu syarat utama untuk kegiatan tersebut. Sosok Sabar Gorky adalah yang termasuk dalam hal ini. Hebatnya, pria asal Solo itu merupakan seorang penyandang difabel.
Dengan satu kakinya, ia berusaha menembus keterbatasannya itu dengan prestasi gemilang, yakni menaklukkan puncak-puncak tertinggi yang terkenal di kalangan pendaki gunung dunia. Pada saat itu, dirinya berencana akan menaklukkan puncak Gunung Elbrus di Rusia untuk yang keduanya kalinya.
Sabar yang juga merupakan karyawan PMI Solo tersebut, diketahui telah berhasil menaklukkan tiga puncak yang termasuk seven summit (istilah tujuh puncak di kalangan pendaki gunung) tersebut, yakni Gunung Elburs di Rusia (5.642 mdpl), Gunung Kilimanjaro di Tanzania (5.895 mdpl) dan Gunung Carstenzs atau Puncak Jaya di Papua (4.884 mdpl).
Di kalangan pendaki dunia, deretan puncak tertinggi itu adalah Vinson Massif di Antartika, Gunung Kilimanjaro (Afrika), Gunung Kosciuszko (Australia), Gunung Carstensz Pyramid (Oceania), Gunung Everest (Asia), Gunung Elbrus (Eropa), Gunung McKinley (Amerika Utara), dan Gunung Aconcagua (Amerika Selatan).
Untuk meraih semua hal tersebut, jelas bukan perkara yang mudah bagi Sabar. Selain persiapan fisik secara maksimal, ia juga harus cermat dalam mengamati kondisi di sekitar. Salah mengambil keputusan akibatnya bisa fatal. Salah satunya adalah kondisi medan di puncak Vinson Massif yang berada di Kutub Selatan, yang disebut-sebut sebagai puncak paling berbahaya di dunia.
“Kalau tubuh saya siap, berarti tinggal mendaki. Kalau belum cocok pasti penyesuaian dulu di lerengnya. Saya belum mengerti berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai puncak. Nanti ada pemandu yang mengarahkan,” kata Sabar yang dikutip dari Liputan6.com (08/11/2018).
Vinson Massif yang memiliki ketinggian 4.892 meter di atas permukaan laut (mdpl), merupakan puncak tersulit lantaran jalur pendakiannya berupa setumpuk es raksasa yang bakal dilewati oleh pendaki. Karena suhu di sana pun mencapai minus 30 derajat, pendakian ke atas dibuka hanya pada saat musim panas. Saking tingginya resiko yang dihadapi, perusahaan asuransi tak ada yang mau melindungi.
Sabar yang merupakan seorang penyandang disabilitas, jauh-jauh hari telah mempersiapkan dirinya dengan berbagai latihan fisik, teknik dan mempersiapkan staminanya. Pada saat inilah, dirinya secara tidak langsung ingin memotivasi mereka – khususnya anak-anak muda, agar tidak mudah menyerah dengan segala keterbatasan yang ada.
Jika seorang Sabar Gorky bisa menaklukkan puncak tertinggi dunia dengan satu kaki, tentu tak mustahil bagi mereka yang memiliki fisik normal untuk mengikuti jejaknya. Kisahnya di atas, adalah bukti bagaimana sebuah keyakinan dan kegigihan sanggup meruntuhkan rasa pesimis yang menjadi penyebab kegagalan dalam mencapai tujuan.
BACA JUGA: 5 Tingkah Pendaki Gunung Yang Berakibat Fatal Bagi Kehidupan Dunia
Dengan satu kakinya, Sabar telah menunjukkan bawah dirinya juga bisa membuktikan bahwa tak ada hal yang mustahil bagi mereka yang memiliki keterbatasan, baik secara fisik maupun hal lainnya. Bukan soal kehebatan dan kemampuan yang dimiliki, tapi niat yang kuat untuk terus maju dan meraih cita-cita yang diharapkan.