Di balik gegap gempitanya gelaran Asian Games 2018, ternyata banyak menyimpan kisah miris. Khususnya pada para atlet Indonesia yang turun di ajang tersebut. Mulai dari masalah pribadi, latar belakang keluarga di masa lalu, hingga momen tertentu saat pertandingan masih berjalan.
Tentu saja, kesemua hal tersebut sempat menjdi tantangan tersendiri bagi para atlet. Namun demi berkibarnya sang merah putih di ajang bergengsi itu, mereka harus tetap tegar berjuang. Apapun kondisi yang sedang dialami. Meski mengalami peristiwa yang cukup menguras mental dan emosional, kisah pilu mereka ternyata bisa menjadi dan penyemangat positif dan inspirasi bagi kita untuk meraih prestasi.
Defia Rosmaniar lewatkan acara pemakaman sang Ayah
Sukses meraih medali emas pada ajang Taekwondo kategori poomsae wanita, Defia Rosmaniar ternyata sempat mengalami sebuah kejadian pilu. Dilansir dari bola.com, sang Ayah ternyata telah berpulang pada hari Kamis, 19 April 2018. Padahal, Defia saat itu tengah berada di Korea Selatan untuk menjalani Try Out (TO) yang dilakukan sejak 15 Maret sampai pulang ke Indonesia pada 11 Agustus 2018. Defia yang tiba pada hari Jum’at tengah malam, otomatis melewatkan proses pemakaman sang ayah.
“Defia sempat pulang karena ayahnya meninggal. Tanggal 20 April (Jumat) kami pulang. Sebetulnya hari Jumat itu sudah dikuburkan. Kami tahu kabarnya itu Kamis malam,” ujar Rahmi Kurnia, manajer tim taekwondo Indonesia di ajang Asian Games 2018 yang dilansir dari bola.com.
Tanziil Hadid tak temani istri melahirkan demi membela merah putih
Cabang olahraga dayung termasuk salah satu yang menyumbang Medali emas bagi kontingen Indonesia. Adalah sosok Tanziil Hadid dan rekan-rekannya yang berjasa di balik kesuksesan tersebut. Perjuangannya memperoleh medali emas, harus dibayar mahal oleh dirinya. Pada saat pertandingan tengah berlangsung, istrinya ternyata sedang melahirkan putra pertamanya pada 19 Juni lalu.
“Saya ingin segera pulang, ingin ketemu sama anak saya. Sejak dilahirkan bulan Juni lalu saya belum pernah ketemu dan belum pernah melihat langsung, apalagi menyentuhnya,” kata Tanzil yang dilansir dari sport.detik.com.
Lifter Eko Yuli Irawan yang pernah menjadi penggembala kambing
Di ajang Asian Games 2018, Eko Yuli Irawan sukses menyumbang medali emas pertama bagi Indonesia pada kategori angkat besi. Sebelum menjadi atlet, Eko merupakan seorang penggembala kambing dari keluarga yang sederhana. Meski sempat ingin menjadi pemain sepak bola, pria kelahiran Lampung itu akhirnya memilih angkat besi karena ajakan teman-temannya. Tak disangka, ia sukses memberikan yang terbaik bagi Indonesia di cabang olahraga ini. Masa lalunya yang susah, menjadi salah satu pendorong semangatnya agar meraih prestasi.
Mantan tukang lipat parasut yang raih medali emas
Meski olahraga paragliding atau paralayang tak banyak dikenal masyarakat Tanah Air, toh salah satu atletnya yang bernama Jafro Jafro Megawanto sukses mempersembahkan medali emas bagi Indonesia. Tak banyak yang tahu, pemuda kelahiran 18 Maret 1996 itu memulai karirnya sebagai paraboy atau tukang lipat parasut. Karena seringnya melihat latihan olahraga paralayang, ia pun akhirnya tertarik dan diajak berlatih hingga sukses menjadi atlet yang berprestasi. Tak urung, Presiden Jokowi pun ikut berkomentar atas keberhasilannya menyumbang emas bagi Indonesia.
Jatuh bangun Athony Ginting di ajang Bulutangkis
Pertandingan Bulutangkis antara Anthony Ginting melawan perwakilan Tiongkok, Shi Yuqi berakhir sangat dramatis. Sempat memimpin di set pertama, ia justru menyerah di babak kedua. Hingga pada set terakhir, Anthony sebenarnya mampu mengimbangi permainan Shi Yuqi dengan selisih poin yang cukup signifikan. Sayang, karena cedera pada kaki yang tak tertahankan, ia lantas mencoba dengan sisa tenaganya dengan tertatih-tatih. Puncaknya, Anthony pun menyerah tak lagi bisa melanjutkan pertandingan karena merasa kesakitan. Sang lawan, Shi Yuqi yang keluar sebagai pemenang, ikut bersimpati dengan menyalami dirinya yang tergolek di tepi lapangan.
Kisah di atas, menjadi sebuah warna tersendiri di ajang Asian Games 2018 ini. Meski demikian, beberapa di antara mereka sukses memberikan medali emas bagi kontingen Indonesia. Tentu saja, kita sebagai masyarakat wajib mengapresiasi segala bentuk pengorbanan dan perjuangan mereka. Bukan begitu Sahabat Boombastis?