Jika kamu tinggal di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, kamu dapat dengan mudah menemukan sesosok pengamen peran dengan kostum Robocop. Ia biasa beraksi di sekitar Jembatan Kapuas. Aksinya ini lantas mengundang rasa penasaran para pengendara yang lewat. Ada pengendara yang hanya lewat sambil menyapa, membunyikan klakson kendaraan, hingga berfoto bersama.
Siapapun bisa berfoto dengan sosok Robocop tersebut, tanpa dipatok harga. Masyarakat bisa memberikan uang seikhlasnya saja. Saking uniknya, tidak sedikit yang tertarik untuk berfoto bersama sebagai bentuk kenang-kenangan dan mengunggahnya ke media sosial yang dianggap sebagai media yang tepat untuk saling berbagi. Tapi, ada kisah memilukan di balik sosok pengamen peran kostum Robocop ini. Simak ulasan berikut untuk tahu lebih lanjut.
Kisah memilukan di balik kostum Robocop
Siapa sangka, di balik sosok Robocop yang menghibur tersebut, ternyata memiliki kisah yang cukup memilukan. Sang pemeran bernama Muhammad yang berumur 49 tahun ini, harus berjuang keras mengumpulkan pundi-pundi rupiah demi memberikan nafkah putra satu-satunya. Dirinya juga harus membiayai pengobatan istrinya yang menderita penyumbatan saraf otak sejak sembilan tahun lalu.
Perjuangannya sebagai seorang ayah memang sangat berat. Meski telah tiga tahun berprofesi sebagai pengamen peran ini, ternyata uangnya belum mencukupi untuk menafkahi putranya dan juga biaya pengobatan sang istri. Ia pun memutuskan untuk merantau dan mengadu nasib ke Kalimantan dengan menumpang kapal barang.
Mengadu nasib ke Pulau Kalimantan
Muhammad bukanlah warga asli Pontianak. Ia berasal dari Ujung Kulon, Banten, dan pernah bekerja sebagai penjual lampu di Jakarta tiga tahun lalu. Ketika tinggal di Jakarta, ia juga pernah menghibur di kawasan Ancol hingga Kota Tua. Ia juga sering dipanggil untuk menghibur anak-anak sekolah hingga perayaan ulang tahun anak-anak. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke Pulau Kalimantan.
Awalnya ia mencoba mengamen di Kota Samarinda, akan tetapi pembatasan aktivitas di sana, membuat ruang geraknya menjadi terbatas. Hal ini berpengaruh terhadap penghasilannya yang tidak mencukupi. Ia pun terus bergerak dari satu kota ke kota lainnya di Kalimantan, sambil menjual kostum Robocop seharga dua jutaan. Kostum Robocop ini ternyata didesain oleh keponakannya sendiri.
Tidak bisa melihat jasad sang istri
Rupanya keberuntungan belum memihak kepada Muhammad. Ia harus rela kehilangan istri yang dicintainya satu minggu sebelum Lebaran tahun 2021. Sebenarnya ia ingin pulang melihat jasad istrinya untuk terakhir kalinya di Jakarta. Saat itu ia tengah berada di Kota Palangkaraya dan berniat pulang ke Jakarta melalui transit di Kota Pontianak.
Saat telah berada di Pontianak, ia justru ketinggalan kapal laut yang akan ditumpanginya. Nasib baik belum memihaknya. Berhubung tidak bisa kembali ke Jakarta, lantas ia pun memutuskan untuk mengadu nasib menjadi pengamen peran di Pontianak saja. Apalagi masyarakat di sana cukup ramah dan sangat welcome dengan siapa saja. Meski tidak bisa pulang ke Jakarta, ia masih bisa mencari rezeki di Pontianak.
Mengumpulkan uang untuk biaya tahlilan sang istri
Meski telah ditinggalkan istrinya untuk selama-lamanya, ia tetap semangat berjuang mencari nafkah di Pontianak. Namun ia mencari rezeki tidak hanya untuk membiayai hidup putra semata wayangnya saja, akan tetapi ia juga mengumpulkan uang untuk membiayai tahlilan 100 hari sang istri tercinta. Biaya tahlilan tentu tidaklah sedikit, maka dari itu ia bekerja keras mengumpulkan pundi-pundi rupiah dari kostum Robocop tersebut.
Selain untuk biaya tahlilan, sebagian penghasilannya akan ia tabung hingga terkumpul cukup untuk membiayai anaknya menimba ilmu di Pesantren Gontor. Baginya, ilmu agama sangatlah penting sekaligus menjadi bekal dunia akhirat. Makanya ia ingin sekali mendaftarkan anak ke pesantren populer yang berada di Jawa Timur tersebut.
BACA JUGA: Peduli Sesama Meski Pas-pasan, Kakek Penjual Balon Ini Rajin Beri Makan Anak-anak Jalanan
Semoga saja kisah inspiratif ini bisa memotivasi kita untuk lebih semangat lagidalam mencari rezeki. Tidak peduli apapun profesinya, meski pengamen jalanan sekalipun, selama pekerjaan tersebut halal dan tidak merugikan orang lain, maka tetap jalani dengan semangat danjangan pernah mudah menyerah. Daripada harus merampok uang dan hak yang bukan miliknya!