Inspirasi

6 Polisi Buktikan Bahwa Jabatan Bukan Segalanya, Ada yang Rela Jadi Pemulung

Polisi merupakan pekerjaan bergengsi dan disegani oleh masyarakat. Menjadi polisi tentu memberikan keuntungan dari sisi finansial dan juga status sosial dalam masyarakat. Tapi hal tersebut tidak berlaku bagi 5 polisi ini.

Kisah mereka membuktikan bahwa jabatan bukanlah hal yang harus dipamerkan dan dibanggakan. Meski  menjadi polisi, mereka tidak malu untuk melakukan pekerjaan yang dianggap remeh dan tak terpandang. Siapa sajakah mereka dan bagaimana kisahnya? Simak yuk!

1. Nyambi sebagai tukang gali kubur

Bripka Joko Hadi saat membagikan takjil di tempat pemakaman [sumber gambar] 
Anggota polisi asal Samarinda, Bripka Joko Hadi Aprianto memiliki pekerjaan sampingan sebagai tukang gali kubur di Pemakaman Peng Ah, Kota Samarinda. Meski begitu, ia tidak pernah malu melakukan pekerjaan tersebut dan justru merasa senang. Bripka Joko sejak kecil memang telah menekuni pekerjaan sebagai tukang gali kubur untuk mencukupi kebutuhan hidup. Saat ini, dirinya mengaku bahwa pekerjaan sebagai penggali kubur bukanlah untuk mendapatkan materi, melainkan mencari pahala semata.

2. Ngojek untuk hidupi 80 anak asuh

Brigadir Rochmat Tri Marwoto, anggota polri di Madiun yang memiliki cita-cita mulia mendirikan rumah anak asuh. Ia menceritakan kisahnya merintis karir sejak 2007 sebagai polisi dengan gaji satu juta rupiah. Meski begitu, ia sanggup menghidupi 11 anak asuh yang terdiri dari anak yatim-piatu, kurang mampu, dan anak-anak terlantar.

Brigadir Rochmat Tri Marwoto bersama keluarganya [sumber gamabr]
Untuk mencukupi kebutuhan, ia tak segan nyambi pekerjaan lain seperti bertani, bercocok tanam, ngojek, hingga jadi guru ekstrakulikuler sekolah  di Madiun. Bahkan, ia telah membangun asrama khusus untuk anak-anak asuhnya. Hingga 2019, ia memiliki 80 anak asuh yang di antaranya pun sukses dalam karirnya.

3. Jadi pemulung selepas kerja

Menjadi pemulung seusai bekerja di kepolisian bagian Satlantas bukanlah hal yang memalukan bagi Bripka Seladi. Pria berusia 57 tahun ini memang sosok yang patut diteladani sebagai polisi. Ia mengawali karir menjadi polisi sejak 1977 dan bekerja di bagian urusan SIM Polres Malang Kota. Selama menjabat, ia seringkali mendapat sogokan uang dan tak mau menerimanya.

Bripka Seladi menjadi pemulung selepas pekerjaan kepolisian [sumber gambar]
Seladi sendiri mengaku jika dirinya pernah memiliki hutang puluhan juta rupiah dan sempat ditipu saat berbisnis. Untuk mencukupi kebutuhan dan membayar hutang, ia tak segan menjadi pemulung. Saat ini ia tak lagi bekerja mencari sampah di pinggir jalan. Kini, ia bekerja di gudang sampah miliknya sendiri di Jalan Wahidin, Klojen, Malang untuk memilah sampah.

4. Nyambi sebagai pedagang nasi goreng

Polisi asal Semarang ini tak malu menjadi pedagang nasi goreng untuk memenuhi kebutuhan kuliah kedua anaknya. Aiptu Sutrisno, sudah berkarir di dunia kepolisian sejak 1990 dan memulai usaha nasi goreng 7 tahun lalu.

Aiptu Sutrisno saat menggoreng nasi goreng [sumber gambar]
Aiptu Sutrisno membuka usaha dengan modal minim dan mendapat bantuan dari temannya. Ia pun belajar memasak dari pedagang nasi goreng lainnya. Meski sudah semakin tua, ia tetap semangat menjalani usaha kulinernya tersebut.

5. Jadi tukang tambal ban di sela aktivitas kepolisian

Polwan asal Salatiga, Bripda Eka Yulia tak malu melayani pelanggan tambal ban milik ayahnya. Meski sudah menjadi anggota kepolisian yang berdinas di Satuan Sabhara Polresta Salatiga, ia masih sempat menjadi tukang tambal ban untuk membantu ayahnya yang sedang sakit keras.

Bripda Eka Yulia sedang membantu ibunya menambal ban pelanggan [sumber gambar]
Bripda Eka Yulia memang lahir dari keluarga yang kurang berada. Ia berhasil masuk kepolisian dengan kerja keras dan semangat yang tinggi. Itulah mengapa ia tak ragu untuk nyambi sebagai penambal ban di sela aktivitas kepolisiannya.

6. Polwan nyambi bajak sawah

Polwan Bripda Komang Irmawati yang bertugas di Kabupaten Luwu Utara menjadi sosok yang menginspirasi masyarakat. Meski memiliki jabatan terpandang sebagai anggota polisi, ia tak pernah malu membantu membajak sawah milik orang tuanya.

Bripda Komang membajak sawah orang tuanya [sumber gambar]
Polwan kelahiran Sukamaju, 21 November 1996 ini menyebut jika dari lahan sawah milik ayahnya lah, ia dapat hidup hingga sukses menjadi seorang anggota kepolisian. Karena aksi membajak sawah, ia sempat viral dan mendapat penghargaan dari Kapolda Sulwesi Selatan.

BACA JUGA: Teladan Bripda Eka Yuli Andini, Anggota Polwan yang Tak Malu Nyambi Jadi Penambal Ban

Sejatinya pekerjaan yang mulia bukanlah berasal dari derajat dan kedudukannya, melainkan dari keberkahan yang diperolehnya. Masih banyak polisi lain di luar sana yang mungkin memiliki kisah inspiratif lainnya.

Share
Published by
Dessy Humairoh

Recent Posts

Tragedi Petugas Damkar Depok Gugur, Fasilitas Kurang Layak Sudah Sering Dikeluhkan Rekan

Akhirnya kejadian, seorang petugas pemadam kebakaran Depok gugur ketika melakukan tugasnya. Dia adalah Martin Panjaitan,…

4 weeks ago

Kronologi Debat Cawabup Bojonegoro, Ricuh Karena Salah Satu Calon Dianggap Tak Ikuti Aturan

Menjelang pemilu yang semakin dekat, sejumlah daerah mengadakan debat calon kepala daerah untuk memperkenalkan visi…

4 weeks ago

Kronologi Guru SD Tegur Murid Berujung Ditahan dan Dugaan Uang Damai 50 Juta di Konawe Selatan

Kasus penahanan seorang guru bernama Supriyani di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, menjadi sorotan publik. Perempuan…

1 month ago

Kasus Tabrak Lari di Solo dan Sukoharjo, Pengemudi Panik Takut Diamuk Massa

Solo yang dikenal dengan kota yang tenang, baru-baru ini terdapat kejadian yang menghebohkan. Kota Solo…

1 month ago

Jastip Sushi Bali ke Jakarta, Tiktoker Ini Makan Sushi Basi. Ternyata Begini Kronologinya

Fomo (fear of missing out) adalah rasa takut ketinggalan akan sesuatu hal yang sedang tren.…

1 month ago

4 Drama Korea yang Bisa Membuatmu Lebih Tegas Menghadapi Takdir

Drama Korea sering kali memberikan kisah-kisah yang tak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran hidup…

1 month ago