in

Kisah Nenek yang Berpangku Hidup Pada Daun Melinjo

Kisah Nenek Penjual Daun Melinjo
Kisah Nenek Penjual Daun Melinjo

Menjadi tua berarti kita akan berhadapan dengan segala fisik yang melemah, mulai dari penglihatan yang rabun, kulit keriput, dan kesulitan untuk menopang tubuh untuk berjalan. Semua orang pastinya akan mengalami hal yang sama yaitu akan menjadi nenek dan kakek.

Nenek atau kakek adalah orang sangat kita hormati karena pengalaman hidupnya lebih banyak. Sebagian besar nenek selalu menyayangi cucunya. Beliau bisa menjadi orang kedua setelah ibu yang menyayangi kita. Di masa tua tersebut, sifat dan fisik mereka bisa dikatakan kembali ke masa bayi. Tak heran jika kita menemui mereka harus mengkonsumsi makanan yang halus dan berjalan tidak sempurna sehingga butuh bantuan tongkat atau kursi roda. Kondisi di mana kita tidak mempunyai kekuatan yang sama saat remaja tersebut, sudah sewajarnya sanak saudara atau kita yang masih muda bisa mengayomi mereka yang sudah sepuh.
‘Kacang lupa akan kulitnya’ itulah peribahasa yang cocok bagi mereka yang acuh dengan orang yang sudah renta. Bahkan ada beberapa orang yang meninggalkan orang tua mereka di panti jompo, Na’udzubillah.
Saat tua, di saat yang semestinya mereka berhenti bekerja, pastinya banyak sekali yang mendambakan untuk tinggal di rumah dan mengunjungi cucu-cucu mereka. Meski hidup dengan susah, jika mereka bisa menatap anak beserta cucu mereka, maka hal tersebut akan menjadi kebahagiaan tersendiri.
Namun, hal serupa tak dirasakan oleh salah satu nenek renta yang terlihat seperti tidak punya keluarga ini. Ia terlihat duduk di pelataran dengan menggelar alas yang di atasnya terdapat beberapa bendel daun yang sudah ditata rapi. Daun-daun tersebut tak lain dipakai untuk mencari nafkah.

Daun Melinjo
Daun Melinjo [ImageSource]
Lembaran-lembaran daun melinjo yang dipakai untuk campuran sayur asem agar wangi dan sedap inilah yang ia jual. Namun sayang, pada umumnya orang hanya menggunakan beberapa lembar saja untuk masakan mereka.
Nenek renta yang biasanya berada di depan mini market MM tepatnya di pasar Jalan Kalimantan, kota Lubuk Linggau, Sumatera Selatan ini berjualan daun melinjo. Dengan tubuhnya yang kurus, ia tidak putus asa demi mendapatkan uang untuk membiayai hidupnya sehari-sehari.

Nenek Penjual Daun Melinjo
Nenek Penjual Daun Melinjo [ImageSource]
Setiap hari ia duduk tanpa alas menawarkan daun melinjo di depannya. Dengan jumlah dagangan yang terhitung sedikit, sudah dapat diduga bahwa pendapatan sang nenek tak akan banyak. Apalagi dengan harga satu bendel daun melinjo yang sangat murah yaitu 1.000 rupiah. Dengan penghasilan yang tak menentu, ia pastinya akan kesulitan mencukupi kebutuhannya sehari-hari.

Roda kehidupan akan selalu berputar, orang kaya pastinya akan merasakan getirnya hidup nantinya, dan orang yang kuat pasti akan tahu bagaimana jika ia sakit atau tua. Dengan begitu, kita hendaknya berinteraksi satu sama lain dan saling membantu karena kodrat kita adalah makhluk sosial.

Written by Savira soviana

Leave a Reply

5 Alasan Kenapa Pelajar Indonesia Sudah di Ambang Kehancuran!

Tempat misterius

4 Tempat yang Lebih Misterius dari Segitiga Bermuda