Pengibar bendera pusaka memang tidak pernah lepas dari hari kemerdekaan. Ya bagaimana tidak, jika tak ada mereka, bendera enggak akan bisa untuk dikibarkan. Nah, dari sini pengibar bendera pusaka (paskibraka) diharuskan untuk bekerja dengan sempurna. Kalau tak sempurna, tidak hanya malu, tapi bisa mencoreng nama baik dari paskibraka itu sendiri.
Berbicara tentang paskibraka, ternyata pasukan tersebut tidak selamanya bekerja secara sempurna. Akan tetapi, banyak juga yang mengalami kegagalan. Contohnya adalah seperti di bawah ini Sahabat Boombastis.
Ponsel raib ketika sedang melaksanakan tugas
Peristiwa menyedihkan terjadi di Kabupaten Sarolangun. Semua paskibaraka menangis lantaran semua ponsel yang dimiliki telah raib digondol maling. Mereka menangis bukan karena handphone-nya hilang, namun kenangan yang ada di dalamnya. Di sana terdapat foto-foto para paskibraka mulai pelatihan hingga di hari kemerdekaan.
Padahal, ponsel telah dititipkan di mobil polisi dan tidak sampai lima menit lamanya. Sehingga, dari kejadian ini para polisi setempat langsung menangani kasus tersebut sampai selesai. Duh, bukannya senang karena misinya berhasil, malah tertimpa musibah karena ponselnya menghilang.
Tali bendera putus saat Menteri Perdagangan jadi pemimpin upacara
Seperti yang kita tahu, kalau paskibraka memang bertugas untuk mengibarkan bendera sampai ujung tiang. Jika itu gagal, maka mereka lah yang harus bertanggung jawab atas itu semua. Demikian yang terjadi di Pulau Maratua, Kalimantan Timur. Pada saat paskibraka menaikkan bendera, tiba-tiba saja talinya putus tanpa diketahui sebabnya. Parahnya lagi, putusnya tali itu terjadi saat Menteri Perdagangan yaitu Enggartiasto Lukita bertugas sebagai pemimpin upacara.
Malu, sedih dan tegang bercampur jadi satu ketika itu. Sehingga anggota pengibar bendera mau tidak mau harus tetap pada posisi sampai upacara selesai supaya sang saka merah putih tetap berkibar. Peserta upacara mulai berbisik karena mengapa hal memalukan ini bisa sampai terjadi. Namun, menteri perdagangan tidak menyalahkan paskibraka Sahabat Boombastis. Melainkan mengapresiasi mereka lantaran tetap membiarkan sang merah putih berkibar di langit Maratua. Wah, salut deh untuk anggota paskibraka yang tetap kekeuh untuk tidak menurunkan bendera. Kemudian untuk Bapak Menteri Perdagangan, sikapnya patut dicontoh lantaran sangat bijaksana dan juga tidak memandang masalah ini dari satu sisi saja.
Calon paskibraka meninggal sebelum bertugas di istana negara
KIsah pilu datang dari calon paskibraka istana negara bernama Siska Susanti. Ia menghembuskan napas terakhirnya sebelum melaksanakan tugas negara. Siswi asal Kabupaten Serdang tersebut meninggal bukan karena latihan seperti yang kita kira sebelumnya. Tapi, dilansir dari brilio.net, jika dirinya terkena penyakit jantung dan juga asam lambung yang kambuh.
Sebenarnya, siswi berusia 18 tahun tersebut sudah dilarang oleh pelatihnya untuk mengikuti tugas negara. Namun, ia tetap ngotot karena ingin membanggakan orangtua, sehingga membuat pelatih luruh juga. Tapi siapa sangka, Tuhan berkehendak lain dan tidak mengizinkan siswi berjilbab satu ini untuk menjadi paskibraka di istana negara. Selamat jalan SIska, semoga kamu tenang di sana.
Kejadian-kejadian di atas sudah mengajarkan kita kalau memang tidak ada yang sempurna. Meski pekerjaan seperti paskibraka dituntut untuk selalu benar, namun kita tidak tahu apa yang akan terjadi di depan nanti. Jadi, kalau ada anggota pengibar bendera yang melakukan kesalahan, sebaiknya tidak untuk ditertawakan apalagi dikomentari pedas. Cukup diam dan didoakan semoga kejadian tersebut tak terulang lagi.