in

5 Kisah Gadis ‘Melawan Keterbatasan’ Demi Pendidikan Ini Akan Membuatmu Malu Sekaligus Bersyukur

Punya pendidikan tinggi adalah hak semua orang, namun sayang realitanya kadang tak seperti itu. Kaum perempuan khususnya, banyak stigma yang bilang kalau cewek enggak perlu sekolah yang tinggi karena ujungnya akan kembali mengurus rumah. Padahal hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Tahukah kamu, salah satu faktor kemajuan satu bangsa juga ditentukan oleh seberapa tinggi pendidikan wanitanya.

Ada banyak cerita soal perempuan hebat yang berjuang luar biasa demi mendapatkan pendidikan tinggi. Salah satunya adalah Bening Lestari yang sekarang tengah mengikuti kompetisi Bintang Beasiswa dari Fair & Lovely. Demi mewujudkan cita-cita mendapatkan pendidikan tinggi, Bening dan keluarganya berkorban besar dengan menyisihkan pendapatan harian yang jumlahnya sangat minim. Si gadis ini yakin jika usahanya akan mendapatkan hasil.

Tak cuma Bening, masih banyak lagi sosok perempuan yang juga berjuang berat dengan keterbatasan untuk mencapai pendidikan tinggi. Simak ulasannya berikut.

Maryetha Samay, Jatuh bangun demi pendidikan di dusun Sui Utik

Menjadi sarjana untuk seorang anak perempuan yang tinggal di perkotaan mungkin adalah hal biasa, namun berbeda halnya jika mereka berada di pelosok negeri antah-berantah yang jangankan kampus, sekolah SMP pun belum tentu berdiri. Ya, hal tersebut dialami oleh Maryetha Samay, sosok perempuan gigih yang berjuang demi pendidikan di dusun Sui Utik, Kalimantan Barat. Samay panggilan akrabnya sudah merantau dari SD demi pendidikannya.

Jalan akses ke sekolah yang buruk [Sumber gambar]
Jika dilihat lebih dalam, perjuangan Samay begitu luar biasa, di tengah tempat terisolasi yang tak ada penerangan, akses jalan yang buruk, serta kehidupan serba kekurangan, ia sukses menjadi satu-satunya guru dengan gelar sarjana. Tak hanya itu, perempuan yang kini telah menjadi guru inipun berhasil mewujudkan impiannya untuk  membangun sebuah SMP di dusun Sui Utik. Bagaimana denganmu yang punya segudang fasilitas pendidikan?

Angkie Yudistia, gadis tuli pendobrak keterbatasan

Rasa minder memang sering kali menjadi batu sandung untuk para penyandang disabilitas, terlebih untuk mewujudkan impian mereka. Perlakuan diskriminasi dari orang-orang sekitar memang kadang membuat mereka tidak bisa mengembangkan diri, bahkan ada yang tidak diperkenankan mengenyam pendidikan di sekolah umum. Tapi, Angkie Yudistia sanggup membuktikan jika dia mampu lebih berhasil dari gadis normal seusianya. Menjadi gadis tuli sejak usia 10 tahun membuat Angkie harus belajar lebih giat dan lebih rajin daripada temannya yang normal.

Angkie Yudisia [Sumber gambar]
Angkie mulai melihat bagaimana gerak bibir seseorang saat berbicara serta tidak berkecil hati atas kekurangan diri. Hasil dari kerja kerasnya memang terbukti, karena gigih dan pantang menyerah ia diterima di London School of Public Relations dan berhasil mendapat gelar sarjana. Sekarang, gadis yang tinggal di Bogor ini mendedikasikan dirinya untuk Yayasan Tunarungu Sehjira dan memperjuangkan hak kaum difabel.

Tinggal di gubuk reyot, siswi SMAN Aceh Utara sabet penghargaan nasional

Ngeri ini masih punya banyak Kartini yang memiliki jiwa juang pendidikan yang sangat tinggi tak peduli seperti apapun rintangan yang dihadapi. Seperti salah satu siswi SMAN Seunuddon, Aceh Utara ini. Namanya Maya Juliati, siswa kelas 2 SMA dengan segudang prestasi di bidang pramuka hingga tingkat Nasional. Namun, siapa sangka di balik sosok cerdasnya, Maya tinggal di sebuah gubuk reyot bersama ibu dan adiknya. Kondisi gubuk berukuran 3×6 meter tersebut semakin memprihatikan karena ibunya yang bekerja sebagai kuli tumbuk tepung tak sanggup merenovasi rumah tersebut pasca meninggal sang ayah.

Maya Juliati [Sumber gambar]
Tak hanya sampai di sana, setiap hari Maya harus berjalan kaki 8 Kilometer untuk bisa sampai ke sekolahnya yang berada di kota kecamatan. Lelah yang luar biasa tak dirasakan Maya mengingat mimpinya tentang pendidikan yang tinggi lebih menggebu dan tak pernah surut. Kira-kira masih mau malas-malasan sekolah?

Bermodal uang Rp. 85.000 rupiah, Siti Aminah nekat kuliah

Tak ada sesuatu yang bisa diperoleh gratis di dunia ini, termasuk pendidikan. Namun, karena tidak gratis itulah banyak siswi yang urung melanjutkan pendidikannya karena kendala biaya. Hal yang sama juga dialami Siti Aminah, anak seorang petani yang nekat kuliah berbekal niat  serta uang Rp. 85.000. Pergi ke tempat baru dan tak mengenal siapapun, Minah akhirnya menumpang kepada seorang ibu penjual pulsa selama 3 minggu, untuk mendaftar kuliah ia juga meminjam kepada seorang teman sekampungnya sebesar 500 ribu.

Minah [Sumber gambar]
Diterima di  UIN Raniry jurusan Perpustakaan, Minah tetap banting tulang untuk membiayai hidupnya sebagai mahasiswi. Ia mengerjakan segala macam pekerjaan yang bisa menghasilkan uang, karena meminta kepada orang tua adalah hal yang mustahil  untuk Minah. Benar pepatah yang bilang bahwa hasil tak pernah mengkhianati proses, lulus pada 2013 lalu, Minah sekarang sedang menempuh pendidikan di negeri China berkat beasiswa yang ia raih.

Bening Lestari, pendaftar FAL Bintang Beasiswa yang ingin wujudkan mimpi jadi perawat

Di tengah keterbatasan ekonomi, ada banyak kesempatan beasiswa yang ditawarkan untuk menggapai impian kamu, seperti yang dilakukan oleh Bening Lestari. Bening adalah salah satu siswi yang mendaftar di program beasiswa ‘FAL Bintang Beasiswa’ untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah. Hidup di tengah keluarga dengan ekonomi pas-pasan dengan penghasilan Rp. 70.000 per hari tak pernah menyurutkan niatnya untuk tetap menjadi perawat yang dibutuhkan oleh banyak orang.

Bening Lestari [Sumber gambar]
Ketika mendaftar di FAL Bintang beasiswa, Bening bahkan harus berutang uang 20 ribu untuk bisa mengirim berkasnya melalui pos. Ada dua hal yang tetap menjadi motivasi Bening untuk tidak pernah menyerah yaitu doa dan semangat dari sang ayah. Bening saja bisa, kamu?

Setiap wanita berhak atas pendidikan yang sama, karena lahirnya generasi terbaik bangsa ini tentu karena perempuannya adalah orang yang terdidik. 5 Kisah perjuangan melawan keterbatasan di atas tentu bisa menjadi sumber inspirasi bagi siapa pun yang ingin mengejar hal yang sama. Nah, sekarang, kesempatanmu sedang terbuka lebar melalui Fair & Lovely  Bintang Beasiswa.

Setelah berhasil mengantarkan 50 siswi berprestasi untuk melanjutkan mimpi mereka ke jenjang pendidikan tinggi, kini Fair & Lovely Bintang Beasiswa memasuki tahun keduanya untuk wujudkan mimpi-mimpimu. Pendaftaran  Fair & Lovely Bintang Beasiswa 2 ini akan dibuka sampai 31 Maret 2018 lho! Apakah  kamu siap untuk menjadi the next Bintang Beasiswa? Untuk pendaftaran serta info selengkapnya kunjungi www.voteuntukimpianku.com dan raihlah pendidikanmu setinggi-tingginya.

Written by Ayu

Ayu Lestari, bergabung di Boombastis.com sejak 2017. Seorang ambivert yang jatuh cinta pada tulisan, karena menurutnya dalam menulis tak akan ada puisi yang sumbang dan akan membuat seseorang abadi dalam ingatan. Selain menulis, perempuan kelahiran Palembang ini juga gemar menyanyi, walaupun suaranya tak bisa disetarakan dengan Siti Nurhalizah. Bermimpi bisa melihat setiap pelosok indah Indonesia. Penyuka hujan, senja, puisi dan ungu.

Leave a Reply

Sempat Tolak Bermain dengan Timnas, Begini Nasib Para Darah Indonesia Sekarang

Siap-siap Ngakak! Chatting Penipu Coba ‘Kadali’ Adik Polisi Ini Endingnya Tak Terduga