Kasih orang tua sepanjang masa. Tak peduli betapa pun sulitnya kehidupan yang dijalani, mereka tetap berusaha keras demi kesuksesan sang buah hati di masa depan. Perjuangan inilah yang dijalani oleh sosok I Nyoman Kalor. Bak superhero, ia rela menjadi buruh kasar pelabuhan di Bali sebagai mata pencaharian sehari-hari.
Meski berprofesi sebagai kuli angkut pelabuhan, I Nyoman Kalor sukses menyekolahkan anak-anaknya hingga jenjang perguruan tinggi. Lelah dan rasa capai yang datang mendera, tak pernah dihiraukan. Tak heran, ia bahkan rela memanggul sebuah sepeda motor di pundaknya demi menyambung hidup sekaligus membiayai pendidikan keempat anaknya. Seperti apa kisahnya? Simak ulasan berikut.
Menjalani profesi sebagai kuli angkut, tentu ada banyak tantangan yang kerap menghadang. Salah satunya adalah rasa lelah. Namun hal itu tak berlaku bagi I Nyoman Kalor. Dengan gigih, ia sanggup mengangkut barang berat seperti sepeda motor di pundaknya sebanyak empat kali dalam sehari. Tak hanya motor, ia juga sering mengangkut koper dan barang sejenis milik penumpang yang kebetulan singgah di pelabuhan. Untuk orang lain, mungkin hal tersebut serasa berat dan tak masuk di akal. Tapi bagi I Nyoman Kalor, pekerjaan itulah yang justru bisa menyukseskan anak-anaknya dalam pendidikan mereka.
Meski bekerja sebagai buruh kasar, I Nyoman Kalor tetap optimis dengan masa depan keluarganya. Dalam sehari, ia sanggup menghasilkan sekitar Rp 500 ribu dari pekerjaannya mengangkut barang. Dari situlah, ia sanggup membiayai pendidikan ketiga dari empat orang anaknya hingga ke jenjang perguruan tinggi. Luar biasa memang I Nyoman Kalor. Ia telah melakoni profesi tersebut selama 31 tahun lamanya. Tak ada rasa lelah yang tersirat dalam sorot matanya. Hanya masa depan keluarga dan pendidikan sang anak, yang menjadi motivasinya untuk bekerja lebih giat.
Awalnya, ia merasa kasihan terhadap penumpang boat yang kerap kesulitan membawa sepeda motornya saat tiba di pelabuhan. Karena tak ada rekan sesama kuli yang ingin menolong, dari situ ia berinisiatif untuk membantu. Ditunjang pengalamannya mengangkut beban berupa beras seberat 100 kg, ia mencoba dengan memanggul sepeda motor di atas pundaknya. Derasnya ombak menjadi tantangan terbesar bagi pria 45 tahun tersebut. Untuk mensiasati, ia akan menunggu celah untuk melewati ombak dan bergegas menuju ke boat. Begitupun dengan rute sebaliknya, dari boat menuju ke pelabuhan.
Tak jarang, I Nyoman Kalor harus ‘puasa’ mengangkut sepeda motor setidaknya selama dua hari dalam sepekan. Selama masa itu, I Nyoman Kalor kerap memanggul koper dan barang berat lainnya. Rezekinya justru meningkat saat musim liburan sekolah tiba. Pada momen itulah ia sanggup menangguk untung besar dari penumpang yang menggunakan jasa supernya tersebut. Dengan tatapan optimis, I Nyoman Kalor akan tetap menekuni pekerjaan tersebut demi kehidupan keluarganya di masa depan.
Sosoknya yang viral karena mengangkut sepeda motor di pundak, membuat I Nyoman Kalor menjadi sosok yang inspiratif. Dibalik pekerjaan beratnya, terselip sebuah harapan besar akan masa depan yang lebih baik bagi ia dan keluarga tercinta. Sikapnya yang pantang menyerah dengan kondisi apapun, membuat I Nyoman Kalor pantas menjadi teladan yang baik untuk dicontoh.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…