Pada zaman dahulu, seseorang yang bisa membangun kerajaan dan menjadi penguasa pada umumnya adalah seorang keturunan bangsawan. Tapi tidak demikian halnya dengan kerajaan Tumapel atau Singasari.
Baca Juga : Menguak Sejarah Hashahsin, Pasukan Elit Kelompok Syiah Abad Pertengahan
Kerajaan ini tidak didirikan oleh seseorang dengan status bangsawan. Ken Arok yang merupakan pendiri kerajaan ini sebenarnya berlatar belakang sebagai pencuri.
Tidak ada yang benar-benar tahu asal-usul Ken Arok. Namun dikisahkan, ia adalah putra Gajah Para dari desa Campara (Blitar) dan Ken Ndok dari desa Pangkur (Blitar). Meski begitu, ada juga yang menyebutkan bahwa Ken Arok bukanlah anak dari Gajah Para, melainkan terlahir karena Ken Ndok bersetubuh dengan seorang Brahma.
Ken Ndok yang melahirkan putranya tanpa suami akhirnya membuang anaknya karena malu. Saat itulah bayi tersebut ditemukan oleh seorang pencuri bernama Lembong. Karena dibesarkan oleh seorang pencuri, maka ia juga akhirnya tumbuh menjadi seorang berandalan yang gemar mencuri dan berjudi sehingga membuat Lembong banyak hutang.
Lembong yang merasa terbebani akhirnya mengusir Ken Arok. Saat berkelana itulah ia kemudian bertemu dengan Bango Samparan, seorang penjudi dari desa Karuman (Garum, Blitar). Bango Samparan kemudian mengasuhnya karena dianggap sebagai pembawa keberuntungan.
Ken Arok kemudian bertemu dengan brahmana dari India, Lohgawe. Ia yakin bahwa Ken Arok adalah titisan Wisnu yang dicarinya. Lohgawe berkata bahwa dirinya akan membantu Ken Arok mendirikan sebuah kerajaan, namun ia harus merebut kekuasaan Tunggul Ametung terlebih dulu.
Singkat cerita, Ken Arok kemudian memesan sebuah keris sakti dari Mpu Gandring. Mpu Gandring meminta waktu satu tahun, namun Ken Arok tidak sabar dan meminta waktu 5 bulan. Meski akhirya disetujui, keris tersebut ternyata belum jadi setelah 5 bulan. Mpu Gandring yang menolak memberikan keris tersebut akhirnya justru dibunuh oleh Ken Arok dengan kerisnya sendiri. Mpu Gandring yang sekarat kemudian mengutuk keris tersebut bahwa keris itu akan membunuh 7 orang termasuk Ken Arok sendiri.
Ketika Kebo Ijo sedang mabuk, Ken Arok kemudian mencuri keris tersebut dan membunuh Tunggul Ametung yang sedang tertidur pulas. Ken Dedes sebenarnya mengetahui kejadian tersebut, namun ia menyimpan rahasia tersebut karena sudah jatuh hati pada Ken Arok serta karena ia dulu menikahi Tunggul Ametung karena terpaksa.
Kebo Ijo sendiri akhirnya dihukum mati karena dituduh membunuh Tunggul Ametung. Ken Arok kemudian mengangkat diri sebagai akuwu atau penguasa Tumapel dan menikahi Ken Dedes, meski saat itu ia mengandung anak dari Tunggul Ametung.
Tumapel sendiri sebenarnya merupakan bagian dari Kerajaan Kadiri. Namun Ken Arok kemudian terus memperluas wilayah sehingga dianggap membangkang. Para Brahmana yang berselisih dengan Kertajaya, raja Kadiri kemudian pindah ke Tumapel dan meminta perlindungan Ken Arok yang sedang mempersiapkan pemberontakan.
Baca Juga : 9 Bukti Bahwa Pasukan Elit Khusus Sudah Pernah Ada Sejak Zaman Dulu
Ken Arok memang berhasil mendirikan sebuah kerajaan, tapi toh pada akhirnya kerajaan tersebut tidak bisa bertahan lama. Ken Arok mati dibunuh oleh Anusapati yang merupakan putra dari Tunggul Ametung. Dan konflik perpecahan antar keluarga akhirnya juga justru membuat kerajaan ini tidak bisa bertahan. Mungkin inilah gambaran jelas sejarah bahwa kesuksesan yang diraih dengan jalan kecurangan atau kejahatan tidak akan bertahan lama.
Senin (17/2/2025), situasi di Indonesia tiba-tiba mencekam bersamaan dengan munculnya aksi-aksi demo yang digelar oleh…
Sedang heboh tagar #KaburAjaDulu di berbagai media sosial. Sebuah ajakan untuk meninggalkan Tanah Air demi…
Nama Abidzar Al-Ghifari kembali menjadi sorotan setelah pernyataannya tentang drama Korea dalam sebuah podcast menuai…
Ketika wajib pajak susah bayar pajak, siapa yang dirugikan? Bukan hanya pemerintah tetapi juga masyarakat…
Nama Iris Wullur mendadak menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah ia membongkar dugaan perselingkuhan…
Sudah saatnya untuk selalu waspada terhadap tawaran kerja yang menggiurkan. Seperti kisah tentang 100 wanita…