Ada sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa ucapan lasksana sebuah do’a. Setidaknya, hal inilah yang dialami oleh Muhammad Askal Fikri, seorang santri asal Pekalongan, Jawa Tengah. Sosok pemuda 20 tahun ini viral lantaran pernah menyebut bahwa Prabowo Subianto menjadi salah satu menteri Presiden Joko Widodo.
Ucapan yang terjadi tiga tahun lalu tersebut, kini ternyata telah menjadi sebuah kenyataan. Fikri pun menjadi pembicaraan lantaran ucapan tanpa sengaja itu, benar-benar terjadi karena Prabowo memang menjadi Menteri Pertahanan di Kabinet Indonesia Maju. Di balik sosoknya viral, Fikri ternyata harus menyimpan cerita pahit dalam hidupnya.
Sosok viral karena ucapannya soal Prabowo menteri Jokowi jadi kenyataan
Momen saat dipanggil untuk maju ke depan bersama Presiden Jokowi, menjadi peristiwa yang tak akan dilupakan oleh seorang Muhammad Askal Fikri. Saat itu, dirinya diminta untuk menyebutkan nama menteri di Indonesia. Dengan polosnya, nama Prabowo keluar dari pemuda 20 tahun tersebut. Kini, ucapannya itu menjadi kenyataan lantaran mantan Danjen Kopassus tersebut dilantik sebagai Menteri Pertahanan periode 2019-2024.
Ingin mendapatkan sepeda untuk diberikan pada sang ayah
Fikri yang berhasil mendapat hadiah sepeda dari Presiden Jokowi, sejatinya ingin memberikan transportasi roda dua itu pada sang ayah. Harapannnya sederhana saja. Fikri ingin ayahnya bisa bekerja dengan sepeda pancal tersebut. “Saya mau banget sepeda itu, enggak perlu bagus-bagus. Sepedanya saya tunjuk itu. Saya niat buat ayah saya bekerja, saya niatnya begitu. Bapak saya jarang kerja, yang biayai (pesantren) itu mbah saya,” ujar Fikri yang dikutip dari regional.kompas.com.
Putus belajar di Pesantren karena terkendala dari sisi ekonomi
Meski sosoknya viral, Fikri ternyata sudah tak lagi mengenyam pendidikan sebagai santri di Ponpes sejak setahun yang lalu. Keterbatasan ekonomi menjadi penyebab keluarganya tak mampu membayar biaya pendidikan Fikri. Meski demikian, semangatnya dalam menuntut ilmu tak surut. Fikri juga dikenal rajin berbagi ilmu pada teman-temannya dengan mengajar mengaji Al-Qur’an pada mereka.
Rindu dengan sang ibu dan Sejak kecil diurus oleh nenek
Selain terkendala dari sisi ekonomi, Fikri ternyata datang dari keluarga yang tidak utuh. Dilansir dari Tribunnews.com, perceraian yang terjadi membuat ibunya meninggalkan Fikri dan keluarga. Alhasil, sejak kecil dirinya kemudian diurus oleh sang nenek. Termasuk membiayai pendidikannya di Ponpes. Meski terlihat riang, Fikri sejatinya masih memendam rindu dan ingin bertemu sang ibu.
Telah dibantu beasiswa agar dirinya bisa melanjutkan pendidikan
Tak lagi menjadi santri, kini Fikri bekerja di tempat percetakan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Melihat hal ini, PC NU Care-LAZISNU Kota Pekalongan kemudian bergerak dan memberikan bantuan berupa beasiswa untuk Fikri. “Kita tahu, Fikri adalah santri yang tekun, gigih untuk belajar di pondok, dan ingin membantu ekonomi keluarga. Namun, kita juga tentu ingin kendala ekonomi tidak menjadi halangan bagi Fikri untuk mondok,” ujar Direktur PP NU Care-LAZISNU, Abdur Rouf yang dikutip dari nu.or.id.
BACA JUGA: 4 Fakta di Balik Perayaan Hari Santri yang Jatuh pada Tanggal 22 Oktober
Dengan adanya bantuan yang diberikan pada Fikri, mudah-mudahan ia bisa kembali memperoleh kesempatan untuk melanjutkan belajarnya di pesantren. Terlebih, semangatnya menuntut ilmu sejatinya masih ada meski terkendala oleh keterbatasan secara ekonomi. Tetap semangat ya Fikri.