Banyak pejabat di Indonesia yang ternyata menyimpan kisah unik di masa lalunya sebelum sukses. Salah satunya seperti yang dialami oleh Budi Waseso yang kini menjabat sebagai direktur utama perum badan urusan logistik (Bulog). Sebelumnya, pria kelahiran Parenggan, Pati, Jawa Tengah, 19 Februari 1960 ini tercatat lulus dari Akademi Kepolisian pada 1984.
Karirnya yang bagus di kepolisian, membuat Budi dipercaya menjadi Kabareskrim sejak 19 Januari 2015 dari sebelumnya menjabat sebagai Kepala Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi Polri. Bahkan setelah Februari 2015, dia berhasil naik pangkat menjadi komisaris jenderal polisi alias jenderal bintang 3. Tak banyak yang tahu, Budi juga sempat menjadi sopir taksi tembak demi mencukupi kebutuhannya di masa lalu. Benarkah demikian?
Dilansir dari merdeka.com, Budi yang kala itu bertugas di Direktorat Pendidikan, memanfaatkan waktu luangnya dengan mencari penghasilan tambahan. Karena mempunyai motor vespa, ia pun memilih menjadi sebagai ojek pada pagi harinya dan sopir taksi di malam harinya. Saat itu, pangkatnya masih Letnan Satu Kapten atau setara dengan Iptu dan AKP pada masa sekarang.
Dengan jujur, ia mengakui bahwa gajinya sebagai Polisi tak mampu mencukupi kebutuhan keluarganya pada saat itu. Yang patut dicontoh dari sosoknya, Budi sanggup mencari uang tambahan dengan sebuah pekerjaan lain di luar profesinya sebagai penegak hukum. Tanpa harus melakukan pungli seperti oknum kepolisian pada saat ini.
“Karena itu yang harus saya lakukan, karena kalau kita bicara gaji kan tidak cukup, jadi kita berupaya tapi tidak boleh melakukan pelanggaran profesi. Sehingga saat itu yang bisa saya lakukan hanya dengan ketulusan dan keikhlasan menjadi tukang ojek,” pungkas Buwas yang dilansir dari merdeka.com.
Selain ketegasan dan pengalaman berkarirnya selama di kepolisian, Buwas akhirnya ditunjuk sebagai kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) saat sedang mengusut kasus korupsi PT Pelindo II. Saat itu, banyak pihak yang menuding pemindahan dirinya menjadi pucuk pimpinan di lembaga tersebut, banyak bermuatan politis. Namun, ia tak mau ambil pusing. Sebagai anggota kepolisian, dirinya harus siap untuk ditempatkan di mana pun ia berada.
Meski sempat menjadi tukang ojek dan supir taksi, kisah Budi Waseso di atas bisa menjadi teladan bagi kita. Bahwa masih ada banyak jalan yang halal untuk menambah penghasilan. Tanpa harus merendahkan arti dari profesi itu sendiri. Terbukti, kini ia berhasil dalam karirnya hingga diangkat menjadi seorang direktur utama di Perum BULOG. Patut ditiru ya Sahabat Boombastis.