Tidak jarang polisi Indonesia dipredikati macam-macam julukan negatif atas tindakan mereka yang kadang kurang memuaskan bagi masyarakat. Sebagian besar masyarakat berpikir, para polisi tidak bekerja profesional dan hanya mencari ceperan dengan asal menilang para pengendara. Padahal, di balik itu semua banyak sekali polisi yang benar-benar melakukan tugasnya dengan baik.
Salah satunya adalah Bripda Sheriff Gagah, sosok yang sedang viral akhir-akhir ini. Aksi heroiknya sangat patut diapresiasi oleh seluruh lapisan masyarakat. Berikut akan diulas secara mendetil, kisahnya yang sang inspiratif sebagai seorang polisi.
Kisah Bripda Sheriff Gagah menjadi viral akibat aksi heroiknya beberapa hari lalu. Kala itu, di lintasan rel kereta api Kecamatan Bandarkedungmulyo, Jombang, terlihat banyak pengendara yang kurang tertib alias melebihi pagar pembatas ketika Kereta Api Bangunkarta akan melintas.
Alhasil, Bripda Sheriff Gagah yang sedang bertugas di sekitar lokasi mengambil inisiatif untuk menertibkan para pengendara tersebut. Ia pun dengan tegas menghalau mundur pengendara yang melewati pagar batas. Namun, naas nasibnya, alih-alih menertibkan para pengendara, ia pun terseret kereta api yang sedang melintas karena jarak berdirinya terlalu dekat.
Pernyataan penulis tentang stigma negatif polisi bukan berupa bualan, buktinya saja, ketika Polres Jombang masih dirundung duka, masih saja ada netizen yang berkomentar negatif dan menilai sebelah mata tindak-tanduk polisi di Indonesia. Hal ini terlihat dari bagaimana akun instagram @gendonfebly1980 melontarkan komentar pedasnya dalam akun @polresjombang yang sedang menuliskan pernyataan duka cita untuk rekannya tercinta.
Ia menuliskan cemoohan atas tuduhannya terhadap Bripda Sheriff Gagah yang sering meminta uang tilang padanya, ia bahkan menyumpahi sosok polisi yang telah tewas dalam tugas ini. Alhasil, netizen lain pun menyerang balik siswa SMA Negeri 2 Trenggalek ini atas tindakannya yang kurang pantas. Jika mental pengguna sosial media di Indonesia masih saja begini, bagaimana kita semua siap untuk menghadapi segala sesuatu yang berbasis internet?
Dilansir dari liputan6.com, pemakaman Bripda Sheriff Gagah yang dilaksanakan kemarin dipimpin sendiri oleh Wakapolres Jombang, Kompol Edith Yuswo Widodo. Suasana haru meliputi pemakaman yang dihadiri oleh banyak aparat kepolisian tersebut.
Tampak dalam foto, Kompol Edith Yuswo Widodo mencium peti jenazah Bripda Sheriff Gagah sebagai tanda penghormatan terakhirnya. Ia pun sangat-sangat berterima kasih kepada sosok polisi yang rela mengorbankan nyawa dalam bertugas. Ia juga berpesan pada seluruh polisi di Indonesia agar mendedikasikan dirinya secara penuh untuk bertugas melayani masyarakat.
Segenap jajaran di Polres Jombang mengaku sangat kehilangan sosok Bripda Sheriff Gagah. Hal tersebut diakui oleh salah seorang seniornya di kantor bahwa selama ini, Bripda Sheriff tak pernah ada masalah dalam bertugas dan selalu mengerjakan pelayanannya dengan baik.
Berdasarkan hal tersebut, Polres Jombang pun sepakat untuk menghadiahi Bripda Sheriff Gagah kenaikan pangkat, atas aksi heroiknya yang sangat bisa dijadikan panutan oleh seluruh jajaran polisi di Indonesia. Sheriff Gagah berpangkat Bripda (Brigadir Polisi Dua) sebelum berpulang, kini ia memiliki satu pangkat lebih tinggi yaitu Briptu (Brigadir Polisi Satu).
BACA JUGA: Viral Video Seorang Satpam Tersambar Petir, Selamat Meski Ada Percikan Api dan Terkapar
Selama ini kita, sebagai masyarakat dan terutama pengguna jalan seringkali menjustifikasi polisi dengan hal-hal buruk. Namun, dengan adanya kisah dari Briptu Sheriff Gagah yang rela mengorbankan nyawanya dalam bertugas, kita jadi tahu bahwa tidak semua polisi seperti itu. Masih banyak polisi yang mengemban tugasnya dengan baik dan ingin menjadikan warga Indonesia sejahtera setra tertib lalu lintas.
Akhirnya kejadian, seorang petugas pemadam kebakaran Depok gugur ketika melakukan tugasnya. Dia adalah Martin Panjaitan,…
Menjelang pemilu yang semakin dekat, sejumlah daerah mengadakan debat calon kepala daerah untuk memperkenalkan visi…
Kasus penahanan seorang guru bernama Supriyani di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, menjadi sorotan publik. Perempuan…
Solo yang dikenal dengan kota yang tenang, baru-baru ini terdapat kejadian yang menghebohkan. Kota Solo…
Fomo (fear of missing out) adalah rasa takut ketinggalan akan sesuatu hal yang sedang tren.…
Drama Korea sering kali memberikan kisah-kisah yang tak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran hidup…