in

Kisah Mantan Anak Punk Bertato di Seluruh Tubuh, Hijrah dan Bercita-cita Jadi Pendakwah

Hidayah adalah hadiah terindah yang sangat berharga yang Tuhan berikan kepada manusia pilihannya. Hidayah bisa datang kepada siapa saja, tidak peduli apa statusmu, pendidikanmu dan lain sebagainya. Jika hidayah telah datang, maka jagalah ia dengan sangat baik.

Hal ini pula yang dialami oleh seorang mantan anak punk, yang sebagian besar waktunya dihabiskan di jalan bersama dengan teman-teman satu komunitasnya. Simak yuk bagaimana perjalanan masa lalunya yang kelam, hingga ia bisa menjemput hidayah tersebut.

Pernah kabur dari pondok pesantren

Pemuda itu bernama Yuda, nama lengkapnya adalah Ahmad Nur Kusuma Yuda. Pemuda berusia 21 tahun ini, pernah mengenyam pendidikan di pondok pesantren saat ia masih duduk di bangku TK dan SD di Klaten. Namun setelah lulus SD, ia harus berpindah ke pondok pesantren dakwah di Salatiga.

Ahmad Nur Kusuma Yuda, anak punk yang bertobat dan ingin menjadi pendakwah [sumber gambar]
Sayangnya, ia merasa tidak betah dan memilih untuk kabur. Ia sempat dibawa ayahnya kembali ke pesantren tersebut, tetapi ia tidak sanggup untuk mondok. Yuda pun pulang lagi ke rumah. Setelah beberapa hari tinggal di rumah, Yuda memutuskan untuk hidup di jalan sebagai anak punk.

Masa lalu yang kelam hingga tubuh penuh tato

Yuda menghabiskan waktu di jalan bersama komunitas anak punk. Ia sudah merasakan asam garam menjalani kehidupan jalanan, mulai dari minuman keras, perkelahian, hingga ada temannya yang meninggal karena dimutilasi.

Tubuh Yuda dipenuhi tato, bahkan hingga ke wajahnya [sumber gambar]
Yuda mulai mentato tubuhnya sejak lulus SD saat usianya masih 12 tahun. Mulanya di bagian wajah, lalu di lengan kiri tato Bunda Maria, sedangkan lengan kanan tato Joker. Lanjut ke punggung, ia memilih mata Dajjal menghiasi tubuhnya. Tak hanya di lengan dan punggung, telapak tangan kiri pun ikut ditato dengan gambar muka setan. Ia mengaku jika tatonya adalah kenang-kenangan dari temannya saat ia keluar kota.

Yuda mulai meninggalkan masa lalunya dan mulai bertobat

Menjelang awal bulan Ramadan tahun 2020 lalu, Yuda mulai merenungkan perjalanan hidupnya yang begitu-begitu saja. Ia merasa kehidupan yang ia jalani tidak ada gunanya sama sekali. Yuda pun bertekad ingin mengubah masa depannya menjadi lebih baik lagi.

Yuda mulai rajin beribadah di masjid [sumber gambar]
Yuda kemudian mulai meninggalkan masa lalunya. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk tinggal di Semarang yang berdekatan dengan keluarganya, termasuk ayahnya. Ia juga mengaku tidak ingin menghapus tatonya, meski telah berhijrah.

Awal hijrah, Yuda kerap dipandang sebelah mata

Yuda mengaku jika proses hijrah yang ia lakukan penuh dengan rintangan. Apalagi saat ia mulai rajin mendatangi masjid, orang-orang tampak memperhatikannya. Namun ia tetap menguatkan niatnya dan berusaha untuk melanjutkan hijrahnya.

Yuda sedang sholat dzuhur di Masjid Jami’ Al-Istiqomah, Pleburan, Semarang [sumber gambar]
Yuda kini menjadi pengurus masjid di Masjid Jami Al-Istiqomah Jalan Kusuma wardani, Pleburan. Ia mulai memperdalam ilmu agama dan mengulang kembali hafalah Al-Qur’an yang dulu sudah 24 juz. Yuda pun diberi nama Sa’ad Al-Maliki, salah satu sahabat Nabi yang tidak terkenal di bumi, tapi dikenal di langit.

Kisah Yuda ingin menjadi pendakwah

Yuda punya keinginan yang sangat mulia, yakni ingin berdakwah mengajak orang sebanyak mungkin untuk berbuat kebaikan dan kembali kepada Allah SWT. Bahkan ia juga menceritakan, sejauh ini telah mengajak empat orang temannya yang sama-sama hidup di jalanan, agar bisa kembali ke jalan Allah SWT.

Yuda ingin menjadi pandakwah [sumber gambar]
Ia bertekad ingin menjadi pendakwah ke berbagai wilayah di Indonesia, mulai dari Papua, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, dan wilayah lainnya. Ia mengatakan untuk menjadi pendakwah, harus mengorbankan waktu, tenaga, dan harta.

BACA JUGA: 4 Preman Ini Kembali ke Jalan Benar Meski Berpenampilan Sangar, Ada yang Dakwah di Jalanan

Jika hidayah sudah datang, tidak ada yang bisa menghalanginya dari berbuat kebaikan. Dengan segenap hati dan tenaga, ia akan berjuang untuk bisa terus istiqomah di dalam hidayah tersebut.

Written by Hendra Digital

Kisah Cinta Pierre Tendean dan Rukmini, Manis dan Romantis tapi Harus Berakhir Tragis

Bukti Toleransi Kuat, 6 Rumah Ibadah Ini Dibangun Berdampingan di Perumahan di Surabaya