Adanya ojek online alias Ojok di masa sekarang ini memudahkan banget ya, terutama untuk urusan antar barang. Jika dulu kita pasti cukup repot, sekarang tinggal sentuh hp dan duduk manis, barang bisa dikirim. Dari sisi driver, melayani antar barang ini juga pasti memiliki sisi menguntungkannya sendiri. Tapi, sayangnya fenomena antar barang melalui Ojol ini kadang keterlaluan.
Salah satu contoh yang paling parah adalah meminta Ojol untuk mengantarkan barang yang terlalu besar, semisal akuarium yang belakangan lagi heboh. Meskipun sang driver mau, tapi tetap saja hal ini adalah sesuatu yang tidak manusiawi. Bayangkan pakai motor tapi bawa benda besar. Jangankan barangnya, driver sendiri bisa celaka karena itu.
Jika kamu pernah atau akan melakukan itu, sebaiknya tidak lagi karena hal tersebut sangat tidak berperikemanusiaan. Ini alasannya.
Motor bukan untuk mengangkut benda besar
Dari dimensinya sendiri motor bukanlah untuk mengangkut barang yang besar, kecuali yang ada baknya. Oleh karenanya, jangan pernah mengirim barang yang ukurannya besar lewat Ojol. Kita bisa bayangkan bagaimana susahnya, misal jok sekecil matic tapi angkut barang terlalu besar. Belum lagi kalau harus melewati jalanan yang padat atau aspal jelek. Payahnya dua kali. Kalau tak percaya coba deh angkut sendiri. Kalau ternyata susah ya mereka juga begitu.
Angkut barang pakai motor adalah hal susah dan melelahkan
Melanjutkan dari poin sebelumnya, mengangkut barang besar pakai motor adalah pekerjaan yang melelahkan. Tak hanya harus menahan beban, mengangkutnya ke atas motor adalah pekerjaan berat tersendiri. Belum lagi harus mengikatnya segala rupa. Tak sampai situ, membawanya ke jalan juga akan sangat melelahkan. Belum kalau macet atau lewat jalanan yang tidak nyaman. Ini juga belum ditambah lagi kalau barangnya rawan pecah. Belum lagi kalau ban bocor dan harus menurunkan barang dulu supaya bisa ditambal. Membayangkannya saja sudah capek duluan bukan?
Upah tidak sepadan
Beberapa aplikasi Ojol tidak terlalu spesifik soal layanan antar barangnya. Dalam artian, hitungannya rata-rata hanya jarak, tidak menghitung juga berat barang yang dibawa. Alhasil, ketika driver mengantar barang berat maka upahnya sama saja dengan membawa benda enteng jika jaraknya sama. Dilema driver ketika menghadapi permintaan seperti adalah kalau ditolak bisa memengaruhi nilai mereka, tapi kalau diterima kok tidak sepadan dengan usaha.
Rawan terjadi kecelakaan yang merugikan driver
Tak hanya risiko barang rusak, membawa barang yang terlalu besar bagi driver adalah satu langkah menuju kecelakaan. Ada banyak faktornya. Misalnya soal berat barangnya yang bisa memengaruhi kestabilan ketika membawa motor. Atau soal blind spot, di mana barang menutupi pandangan driver dari arah belakang atau semacamnya. Jika pun terjadi kecelakaan driver sendiri lah yang menanggungnya. Si pengirim takkan peduli, kecuali pada barangnya sendiri.
Driver akan jadi yang disalahkan kalau ada apa-apa
Menyambung dari poin sebelumnya, jika terjadi kecelakaan sehingga membuat barang rusak, maka driver yang akan lebih banyak dituntut. Jika sudah begini artinya apes kuadrat bagi para Ojol. Sudahlah upah tidak seberapa, payahnya nggak karuan ketika membawa, malah diminta pertanggungjawaban saat barang rusak ketika diantar. Padahal pada dasarnya, membawa barang yang terlalu besar sudah pasti punya risiko rusak.
BACA JUGA: Inilah 6 Hal yang Membuktikan Solidaritas Driver Ojek Online, Masih Berani Macam-Macam?
Driver mungkin tidak mengeluh ya ketika diminta mengantar macam begini, tapi dalam hati kecil mereka pasti menjerit juga. Maka yang harus sadar diri adalah kita para pengguna jasa. Lebih manusiawi lah. Bagi pengembang aplikasi Ojol ada baiknya mengubah beberapa ketentuan soal mengirim barang agar fenomena seperti ini tidak lagi terjadi.