Baru-baru ini, publik dikejutkan dengan sikap Ketua Umum PSSI, Eddy Rahmayadi yang dinilai terlalu ketus menjawab pertanyaan saat dirinya diwawancarai oleh sebuah televisi swasta. Memang, banyak netizen yang menyayangkan hal tersebut. Terlebih, sosok Eddy Rahmayadi juga merupakan purnawirawan Jenderal TNI sekaligus Gubernur Sumatera Utara yang disegani.
Terlepas dari hal tersebut, Eddy Rahmayadi merupakan seorang perwira brilian yang sukses berkarir di bidang militer. Lulus sebagai taruna di tahun 1985, dirinya sempat menapaki jabatan-jabatan strategis di lingkungan TNI AD. Mulai dari pangkat Letnan Dua hingga menjadi Letnan Jenderal. Sebagai seorang perwira militer, sosok tegas Edy Rahmayadi tentu saja membuat nyali ciut bagi siapapun yang pernah berurusan dengan dirinya.
Sosok Jenderal yang pimpin PSSI sekaligus Gubernur Sumatera Utara
Karir Eddy Rahmayadi di bidang militer sebenarnya sangat bagus. Ia bahkan telah menjabat sebagai Pangkostrad dengan pangkat sebagai Letnan Jenderal. Dilansir dari news.detik.com, ia mengajukan pensiun dini sebagai anggota TNI karena hendak berkarir di ranah politik. Alhasil, kini ia sukses terpilih menjadi Gubernur Sumatera Utara dan mulai menjabat pada 5 September 2018. Selain bergelut sebagai tokoh politik, Eddy Rahmayadi juga menjabat sebagai Ketua Umum PSSI. Sosoknya yang dikenal tegas, membuat dirinya sangat disegani. Baik di lingkungan TNI maupun pada lingkup masyarakat.
Hardik wartawan KompasTV saat diwawancara
Di tengah polemik kerusuhan penonton sepak bola yang berujung pada tewasnya suporter Persija, Haringga Sirila, Eddy Rahmayadi selaku Ketua Umum PSSI sempat menghardik wartawan kompas TV. Saat itu, ia ditanya apakah jabatannya sebagai Gubernur Sumut sekaligus Ketua Umum PSSI terganggu? Alih-alih mendapat jawaban, justru tanggapan yang keluar adalah menghardik balik sang wartawan tersebut.
Bertindak tegas terhadap warga yang berdemo soal tanah di Sumatera Utara
Bentuk ketegasan Edy yang lainnya adalah saat membubarkan demo warga soal sengketa lahan dengan TNI. Pada saat kejadian, sosok Jenderal lulusan Akmil angkatan 1985 itu terlihat emosi terhadap beberapa warga yang dianggapnya tidak sopan terhadap perwira militer. Sontak, ia pun sempat melontarkan sikap kerasnya berupa dorongan dan hardikan agar para pendemo segera membubarkan aksi demo yang dilakukan. Kala itu, Edy tengah menjabat sebagai Pangdam I Bukit Barisan, Medan, Sumatera Utara.
Sempat usir ibu-ibu yang protes pada aksi demo nelayan
Baru lima hari menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara, Edy langsung diserbu oleh kerumunan nelayan pada sebuah aksi demo yang digelar. Saat tengah berorasi di tengah-tengah masyarakat, Edy sempat mengusir seorang ibu-ibu yang dianggap pembuat ricuh karena sering mengeluarkan celetukan. Bahkan, ia sempat berargumen dengan para nelayan yang berdemo bahwa mereka belum melaksanakan ibadah shalat Dzuhur. Sontak, di antara pada ibu-ibu tersebut, satu persatu akhirnya mulai beranjak pergi dari lokasi.
Marahi suporter PSMS Medan gara-gara menyalakan flare
Saat menjabat sebagai Ketua Umum PSSI, Eddy menyempatkan diri untuk menonton secara langsung pertandingan antara PSMS Medan melawan Persela Lamongan. Saat pertama datang, suasana masih terlihat normal dan tak tampak tanda-tanda adanya suporter hendak berbuat kericuhan. Tak lama berselang, muncul flare di pada tribun di bagian belakang gawang. Jejak asapnya yang kemerahan, membuat Edy akhirnya turun dan langsung berjalan menuju tribun tersebut. Setibanya di sana, ia langsung mencari pelaku dan timbullah sedikit kericuhan.
Dunia sepakbola bukan sesuatu yang baru bagi Edy Rahmayadi
Selain menjabat sebagai Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi ternyata cukup berpengalaman dan malang melintang di dunia olahraga paling populer tersebut. Dilansir dari rappler.com, ia pernah menjadi Ketua Persatuan Sepak Bola Angkatan Darat (PSAD) pada tahun 2000-2005. Edy yang kala itu masih bertugas sebagai Danyon Linud 100 Medan, membina prestasi PSAD yang tengah bermain di Divisi 2 PSSI. Ia juga menjadi pembina PSMS Medan dan banyak memberikan kesempatan pada pemain muda untuk bermain.
Figur Edy Rahmayadi yang tegas dan keras, tak lepas dari pengalamannya sebagai perwira di kemiliteran. Tentu saja, sikap tersebut akan ia keluarkan pada saat momen-momen tertentu saja. Mungkin, bagi masyarakat sipil hal tersebut diartikan sebagai tindakan arogansi dan keangkuhan. Gimana menurutmu Sahabat Boombastis?