Pada abad 21 seperti saat ini, China tampil sebagai negara adidaya baru di belahan Timur dunia. Bersaing ketat dengan Amerika Serikat yang merajai bagian Barat. Salah satunya dibidang militer. Dikutip dari laman globalfirepower.com, China menempati urutan ketiga sebagai negara terkuat di bawah Rusia dan AS.
Sederet alutsista dan penemuan baru di bidang teknologi kemiliteran, membuat China dengan cepat memoderniasi angkatan perang, berikut dengan alutsista yang dimilikinya. Indonesia yang juga tengah melakukan pembaharuan secara bertahap pada sistem persenjataan dan alat-alat militernya, setidaknya bisa berkaca pada China bagaimana agar mempunyai satuan perang yang hebat dan terus berkembang.
Berani melakukan proses Tansfer of Technology (TOT) dengan negara maju
Dalam perkembangannya, militer China terus berupaya secara intensif untuk meningkatkan kemampuan militernya. Salah satunya adalah dengan cara melakukan Transfer of Technology (TOT) militer dari negara maju. Dilansir dari jakartagreater.com, Rusia tidak hanya menjual jet tempur Su-35 tetapi juga menjual beberapa teknologi yang terkait dengan jet tempur generasi 4++ itu kepada China. Cara semacam ini juga bisa diterapkan oleh Indonesia untuk memajukan angkatan perangnya. Terlebih, tanah air telah memiliki hubungan yang dekat dengan Rusia dalam hal alutsista.
Memperkuat pasukan di bidang intelijen
Salah satu aspek yang diperhatikan oleh pemerintah China dalam membangun kekuatan negaranya adalah bidang intelijen. Laman dunia.tempo.co menuliskan, pemerintah Cina memiliki 18 lembaga intelijen yang mempekerjakan 7.000 pegawai. Jumlah agen spionase negeri tirai bambu yang disebut chen diyu atau ikan yang berenang di air dalam itu bahkan mencapai 50 ribu orang. Mereka banyak menargetkan negara-negara Barat seperti AS dan sekutnya. Tentu saja, China banyak menerima informasi-informasi penting yang akan digunakan sebagai ekspansi globalnya.
Negara membiayai pengembangan teknologi yang berkaitan dengan militer
China memang tengah haus akan inovasi-inovasi di bidang kemiliteran. Salah satunya adalah proyek besar yang dinamai “Hades”, yakni sebuah pangkalan militer yang terdapat di dasar lautan. Laman internasional.kompas.com menuliskan, Presiden Xi Jinping mempunyai peranan besar pada program khusus yang menelan anggaran hingga 1,1 miliar yuan atau sekitar Rp 2,2 triliun. Rencananya, China akan mengoperasikan pangkalan tersebut dari kedalaman palung Manila di Laut China Selatan.
Bekerjasama dengan negara-negara kuat di bidang militer
Bekerjasama dengan negara maju juga diterapkan oleh China sebagai salah satu langkah untuk memperkuat militernya. Seperti yang dituliskan oleh international.sindonews.com, militer China memilih bersatu dengan militer Rusia untuk melawan Amerika Serikat (AS) dan sekutu Barat-nya. Tak hanya soal militer seperti pembelian alutsista macam peluncur roket S-400, Shukoi Su-35 dan TOT militer, negeri tirai bambu itu juga mempunyai kepentingan politis bersama Rusia. Dari sini, Indonesia mungkin bisa mengambil jalur non-politik jika bekerjasama dengan Rusia dan hanya berfokus pada upaya TOT dan modernisasi alat-alat perang.
Beli alutsista untuk dipelajari teknologinya
China tampaknya memang akan dikenal sebagai negara peniru yang kerap membauat produk-produk KW dari brand-brand besar. Teknologi militer pun tak luput dari jurus “amati, tiru dan modifikasi” ala negeri tirai bambu. Dalam kasus ini, senapan legendaris AK-47 Rusia yang menjadi sasaran. Laman id.rbth.com menuliskan, senjata AK asli Rusia dibanderol hingga 1.500 dolar AS di pasar AS, sementara versi Tiongkok dapat dimiliki dengan merogoh kocek 400 dolar AS saja. Setidaknya, TNI dan atase pertahanan Indonesia bisa meniru satu hal dari peristiwa ini. “Amati, tiru dan modifikasi”.
BACA JUGA: 5 Fakta Kekuatan Militer Tiongkok Ini Harus Diwaspadai Indonesia
Inovasi teknologi dan perencanaan matang untuk memperoleh transfer teknologi militer dari negara lain, setidaknya menjadi hal pertama yang bisa dilakukan oleh TNI untuk memajukan alutsistanya. Dalam soal pasukan dan skill prajurit tempur, penulis yakin Indonesia telah mempunyai kualifikasi kelas dunia. Tentu akan semakin hebat jika TNI nantinya didukung dengan alutsista modern yang lebih canggih di masa depan.