Indonesia adalah negara dengan sejuta budaya. Banyak sekali peninggalan dari zaman nenek moyang kita yang masih tersisa hingga kini. Nah, peninggalan tersebut tak hanya berfungsi sebagai artefak saja, beberapa juga menjadi barang keramat dan dianggap sakral, alah satunya adalah keris.
Nah, dalam artikel Boombastis.com sebelumnya asal usul keris ini pernah dibahas, Sahabat. Meski merupakan senjata asli Indonesia, keris disebut berakar dari budaya Tiongkok pada abad ke-13. Di mana benda itu dulunya disebut ershiwu shi, yang sering dibawa oleh pedagang Tiongkok saat datang ke Indonesia. Di Indonesia sendiri keris sering disebut pusaka dan benda sakral. Berdasarkan pengamatan Boombastis.com, inilah alasan yang membuat orang -orang beranggapan seperti itu.
Merupakan peninggalan raja dan pahlawan zaman dahulu
Kalau kita googling di mesin pencarian ‘senjata para raja’, maka yang keluar adalah pedang, tombak, dan keris. Senjata tersebut pastinya disertai dengan embel-embel sakti dan bertuah. Jika ditelusuri dalam jejak sejarah maupun legenda, keterangan mengenai keris banyak yang dapat diketahui.
Seperti contoh pegangan para raja dalam berperang, legenda Ajisaka, Babad Tanah Jawi, bahkan penulisan sejarah modern De Graaf, perang Diponegoro. Bahkan, para pahlawan kemerdekaan juga punya pegangan keris tersendiri, contohnya Jendral Soedirman sampai Bung Karno.
Pembuatan yang memakan waktu lama dan ritual khusus
Zaman dahulu, saat teknologi belum secanggih sekarang, keris dibuat dalam jangka waktu yang lama. Yang menempa pun harus tekun dan punya kemampuan khusus. Seorang pembuat keris zaman dahulu mungkin punya ritual-ritual tertentu dalam menempa besi dan menjadikannya senjata. Kita ambil contoh saja Keris Empu Gandring milik Ken Arok.
Keris ini adalah benda yang dianggap punya kekuatan magis karena dibuat oleh Empu Gandring, sang penempa pusaka paling sakti di Indonesia. Empu Gandring yang berpengalaman saja meminta waktu satu tahun untuk menyelesaikannya. Sayang, Ken Arok datang dalam lima bulan dan mengambil paksa keris tersebut. Karena hal itu, Empu Gandring mengeluarkan sumpah yang menjadikan keris itu benda keramat mematikan.
Filosofi dan mahakarya sarat makna
Layaknya mitos keberadaan hantu dan makhluk halus, keagungan keris sudah diakui oleh bangsa Melayu terutama bangsa Indonesia. Keris berkembang dari waktu ke waktu, bertahan dan dipercaya oleh masyarakat. Karena pembuatannya yang sulit, maka tak heran jika kemudian ia menjelma menjadi mahakarya yang hidup dan punya filosofi tersendiri.
Melansir wacana.co, bagi orang Jawa, keris itu juga merupakan sebuah lambang yang menuntun manusia hidup di jalan yang benar. Ia membawa pesan moral yang amat mulya, bersatunya senjata dengan cangkang keris bermakna hubungan akrab untuk menciptakan hidup yang harmonis dimana terjadi persatuan antar raja dan abdinya, rakyat dan pemimpin, manusia dan Pencipta.
Kepercayaan yang berkaitan dengan adat
Mitos dan legenda tentang keris adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan lagi dari kehidupan orang Indonesia. Tak hanya di Jawa saja, orang-orang Bali juga memandang keris sebagai benda pusaka dan senjata pamungkas di wilayah peperangan. Di wilayah lain, keris mendapat kedudukan yang sama, benda sakti.
Bukan hal yang mengherankan jika keris banyak ditemukan di museum dan tempat penyimpanan benda kuno. Karena kebanyakan orang tidak kuat menyimpannya sebagai barang priabadi. Mereka yakin bahwa ada penunggu yang meninggali sebuah keris. Sehingga harus diurus oleh orang yang punya pengetahuan tentang itu.
BACA JUGA: Budaya Tiongkok Hingga Terbuat dari Batu Meteor, Ini 4 Fakta Keris Sebagai Pusaka Indonesia
Nah, sudah tau bukan mengapa selama ini keris dianggap sebagai benda pusaka yang punya kekuatan magis dan mampu mengangkat derajat manusia. Tugas kita sebagai warga negara yang baik adalah ikut memelihara keberadaan keris sebagai senjata asli nusantara.