Luxembourg memang tidak seterkenal Singapura atau Uni Arab Emirat, tapi negara berpenduduk 600.000 jiwa ini jauh lebih makmur dibanding dua negara termakmur itu. Ukuran negaranya memang cukup kecil jika dibandingkan dengan negara lain. Luasnya setara dengan Kota Palangkaraya yaitu 2.586 kilometer persegi. Tapi sebenarnya Luxembourg cukup besar lho mengingat penduduknya hanya setara dengan penduduk Kota Banjarmasin.
Kepadatan penduduknya hanya 220 orang setiap kilometer perseginya. Mereka tidak perlu tinggal di rumah susun yang sempit dan berdempetan dengan tetangga. Jika dibandingkan dengan rumah-rumah di negara Eropa lainnya, rumah di Luxembourg termasuk berukuran sangat besar!
Itu salah satu keuntungan tinggal di Luxembourg. Ruang gerak kita cukup luas. Jika selama ini kita tinggal di Jakarta yang sangat padat, kemudian pindah ke Luxembourg, kita bakal bisa bernapas lega. Tanah dan jalanannya luas, tidak bising, dan lingkungannya bersih. Selain itu, negara kaya ini memiliki fasilitas bagi penduduknya yang bakal bikin kamu ngiler dan pengen buru-buru pindah ke sana.
Pendidikan Gratis
Anak-anak berusia 4-16 tahun diwajibkan menempuh pendidikan. Tidak ada alasan untuk tidak menyekolahkan anak mereka karena sebagian besar sekolah di Luxembourg adalah milik pemerintah dan gratis! Sistem pendidikannya pun unik. Di sekolah, mereka wajib mempelajari bahasa Luxembourg, Prancis, dan Jerman. Sebagian dari mereka mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pilihan. Karena itu penduduk Luxembourg dikenal sebagai masyarakat multilingual atau dapat berbicara lebih dari satu bahasa.
Kesehatan Terjamin
Masyarakat Luxembourg tidak perlu pusing memikirkan biaya pengobatan seandainya mereka jatuh sakit. Kesehatan mereka dijamin oleh pemerintah dan asuransi swasta. Pemerintah bahkan tidak hanya menanggung biaya penyembuhan, namun juga imunisasi dan vaksinasi. 99% penduduk Luxembourg mendapatkan imunisasi sehingga kemungkinan mereka sakit cukup kecil. Tenaga medis di sana pun cukup terampil. Tercatat di tahun 2003, tidak ada ibu dan anak yang meninggal sama sekali saat proses melahirkan.
Kemudahan Transportasi
Dengan pendapatan per kapita mencapai Rp 1,3 milyar per tahun, tidak heran jika 68% penduduk Luxembourg memiliki mobil. Namun ini tidak menghentikan pemerintah untuk menyediakan fasilitas transportasi publik terbaik. Jalanan di sana sangat efisien sehingga tidak sering terjadi kemacetan (di jam-jam tertentu masih macet sih). Ke depannya ada rencana untuk mengoperasikan komuter di dalam kota untuk mengurangi kemacetan. Kemudian terdapat kereta untuk mengangkut masyarakat ke seluruh dan ke luar negeri. Mereka bahkan memiliki kereta cepat yang menghubungkan Luxembourg dengan Paris. Jangan kaget kalau mendengar cerita masyarakat Luxembourg sering malam mingguan di Paris!
Kehidupan di Luxembourg berbeda jauh dengan di Indonesia, ya. Pendapatan per kapita mereka yang sepuluh kali lipat lebih tinggi dari Indonesia serta penduduk yang sedikit inilah yang membuat mereka jauh lebih makmur daripada kita. Mungkin jika Indonesia bisa meningkatkan ekonominya hingga setara Luxembourg, kita juga bisa menikmati fasilitas-fasilitas di atas!