Sebuah kabar menyedihkan sekaligus menyeramkan datang dari ISIS. Kemarin, mereka kembali mengeksekusi tahanan yang mereka miliki. Kali ini, organisasi yang banyak dikecam ini menghukum mati seorang jurnalis asal Jepang, Kenji Goto.
Kenji Goto adalah seorang jurnalis yang mendedikasikan hampir dua dekade dari hidupnya untuk meliput perang. Pada Oktober tahun lalu, dia dan seorang kontraktor asal Jepang diculik di daerah perbatasan Suriah dan Irak. Keduanya ditangkap oleh ISIS sebagai ancaman kepada pemerintah Jepang. Para pengguna media sosial marah sekaligus sedih mendengar berita ini dan memulai gerakan baru bernama #IAmGoto
Pada sebuah video yang dirilis ISIS pada Sabtu (31/1) malam kemarin, seorang bertopeng hitam tampak memegang pisau dan berbicara di depan kamera. Sementara, Kenji Goto berlutut di atas tanah dengan seragam berwarna oranye, yang diketahui adalah seragam khas para tahanan ISIS. Pria bertopeng itu memulai orasinya kepada pemerintah Jepang yang mereka anggap berani menghalangi jalan ISIS.
Dalam video tersebut, pria itu mengatakan bahwa Perdana Menteri Jepang, Abe, adalah orang yang paling bertanggung jawab atas kematian Goto. Menurutnya, Goto adalah korban dari ketidakpedulian pemerintah Jepang terhadap warganya sendiri. Dalam video tersebut Goto hanya terdiam dan menatap kamera dengan tenang. Dia menutup kedua matanya sebelum akhirnya pisau itu menyanyat leher dan mengakhiri hidupnya.
Mengetahui bahwa anaknya adalah satu dari dua tahanan Jepang yang disandera oleh ISIS, Nyonya Junko tampak sangat terpukul dan histeris. Dalam sebuah konferensi pers, Nyonya Junko mengatakan bahwa anaknya telah mengambil langkah berani untuk menyelamatkan warga Jepang dalam sandraan ISIS. Wanita itu berharap bahwa pemerintah Jepang akan mempertimbangkan untuk membayar tebusan sebesar $200.000.000 yang diminta oleh pihak ISIS.
Namun, pria berusia 47 tahun itu tidak sempat diselamatkan. Duniapun berduka cita atas kepergiannya. Twitter diramaikan oleh hashtag #IamGoto. Sementara Fan Page I Am Goto di Facebook sudah mendapat ribuan “like” dari pengguna Facebook di seluruh dunia. Juru bicara dari United States National Security Council mengatakan mereka menyampaikan bela sungkawa dan mendesak pemerintah Amerika Serikat untuk membebaskan para sandera yang ditahan ISIS.
Goto menghabiskan lebih dari dua puluh tahun hidupnya untuk meliput negara-negara yang terlibat konflik perang. Dia telah mengalami banyak kejadian mengerikan selama meliput. Dia pernah ditodong pistol tepat di kepalanya ketika sedang meliput di Irak. Dia juga pernah melihat mayat yang harus dikubur massal dengan bull dozer ke sebuah makam massal seukuran kolam renang.
Pengalaman-pengalaman tersebut menyisakan trauma mendalam bagi ayah dari tiga anak ini. Wajahnya sering kali pucat jika mendengar suara bola bowling yang berderak melintasi lantai karena itu mengingatkannya dengan suara bom di daerah perang. Pria ini tidak pernah meliput tentang siapa yang menang dan siapa yang kalah dalam perang. Dia justru fokus meliput keadaan anak-anak dan pendidikan mereka selama negara-negara tersebut berseteru.
Ayah dari tiga orang anak ini memang dikenal sebagai pribadi yang hangat. Dalam sebuah artikel, rekan jurnalisnya mengatakan bahwa Goto adalah sosok penuh cinta yang selalu lembut dalam bertutur kata. Dia juga selalu terlihat tenang dalam menghadapi berbagai situasi.
Banyak sekali dari perjalanan-perjalanannya ke daerah konflik dibiayai dengan uang pribadi Goto sendiri. Dia merasaka harus melakukan sesuatu agar anak-anak di daerah konflik mendapatkan perhatian lebih. Film dokumenter karya Goto sering tampil di jaringan televisi NHK. Dia juga telah menulis setidaknya lima buku tentang perjalanannya.
Banyak sekali netizen yang menyampaikan duka cinta mereka kepada Kenji Goto dan keluarganya. Terlebih lagi karena Kenji selama ini dikenal sebagai jurnalis yang sangat berdedikasi dan mencintai orang tidak peduli latar belakang mereka.
Hashtag #IAmKenji dan #KenjiGoto bertebaran dan menjamur di dunia maya. Akun @vandalgil menuliskan “He was a journalist, a husband, a much loved father; but the most important of all he was a human.” yang berarti “Dia adalah seorang jurnalis, seorang suami, seorang ayah yang sangat dicintai dan yang jauh lebih penting dari itu dia adalah seorang manusia.”
Pembunuhan seseorang yang tidak bersalah untuk kepentingan sebuah organisasi tidaklah bisa dibenarkan. Bagaimanapun Kenji hanyalah menjalankan tugasnya sebagai seorang pewarta berita dan tidak boleh dilenyapkan karena kebijakan politik negaranya. Semoga dunia kita akan menjadi lebih baik lagi untuk ke depannya dan kita hidup dalam harmoni, tanpa kebencian.
Akhirnya kejadian, seorang petugas pemadam kebakaran Depok gugur ketika melakukan tugasnya. Dia adalah Martin Panjaitan,…
Menjelang pemilu yang semakin dekat, sejumlah daerah mengadakan debat calon kepala daerah untuk memperkenalkan visi…
Kasus penahanan seorang guru bernama Supriyani di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, menjadi sorotan publik. Perempuan…
Solo yang dikenal dengan kota yang tenang, baru-baru ini terdapat kejadian yang menghebohkan. Kota Solo…
Fomo (fear of missing out) adalah rasa takut ketinggalan akan sesuatu hal yang sedang tren.…
Drama Korea sering kali memberikan kisah-kisah yang tak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran hidup…