Jagad maya sempat dihebohkan oleh prahara sosial sang negara Adidaya. Pasalnya salah seorang warga Mineapolis, Minnesota, AS, tewas dengan menyakitkan di tangan seorang polisi yang mestinya menjadi pengayom masyarakat.
Hal ini pun mencoreng profesi kepolisian hingga pemerintah kota setempat. Peristiwa tersebut juga menyulut api kemarahan massa Amerika baik melalui demonstrasi langsung, hingga jadi tagar trending global di media sosial.
Lantas siapakah George Floyd?
Mengetahui latar belakang George Floyd bakalan bikin hati kita teriris. Pasalnya, ia hanya warga biasa yang bekerja sebagai pegawai restoran. Menurut pengakuan orang terdekatnya, George sendiri adalah sosok penyayang keluarga. Tak hanya itu, publik yang mengenalnya secara personal mengatakan bahwa George Floyd punya solidaritas tinggi pada mereka yang sedang kesusahan. Floyd berurusan dengan polisi karena dugaan penggunaan uang kertas palsu. Belakangan juga diketahui bahwa keduanya pernah bekerja di tempat yang sama meski tak berinteraksi secara langsung.
Masalah rasisme pada warga kulit hitam
Meski demikian, FBI masih menyelidiki inti permasalahan dari kasus ini. Kematian George Floyd yang dianggap tidak manusiawi kembali mencuatkan polemik rasisme di Amerika Serikat. Pasalnya dilansir dari beberapa sumber, kasus kematian warga kulit hitam di tangan polisi bukan kali pertama terjadi. Inilah yang membuat publik mengangkat seruan ‘black Lives matter’ di mana mereka menyuarakan kesetaraan hak hidup bagi warga kulit hitam.
Tewas di tangan polisi
Hampir di seluruh negeri, pernah terdapat kasus kematian akibat bentrok dengan aparat berwajib. Inilah yang membuat hubungan dan kepercayaan warga dan polisi jadi kadang cinta, kadang benci. Namun dalam kasus kematian George Floyd yang terekam dalam sebuah video, nampak sang polisi yang bernama Derek Chauvin, mendudukkan lututnya di atas leher pria tersebut hingga ia kesakitan. George meminta tolong karena tak bisa bernafas, namun Derek tak kunjung melepaskannya hingga pria malang itu akhirnya tewas.
Mencekam, seisi kota jadi sasaran amarah warga setempat
Video viral tersebut tersebar dan segera membuat warga Mineapolis naik pitam. Nasib polisi yang melakukan intimidasi pada George Floyd saat ini kabarnya telah dipecat. Tak hanya satu, namun empat orang polisi yang diduga terlibat kejadian tersebut. Tidak main-main, kemarahan warga menjadikan Minneapolis di Minnesota, Amerika Serikat, dipenuhi ketegangan dan demonstrasi.
Hingga saat berita ini ditulis, pihak yang berwajib telah berusaha meyakinkan warga setempat bahwa proses penyelidikan sedang ditegakkan. Mereka tahu bahwa warga sangat marah oleh tindakan pelaku, namun mereka juga tak ingin kejadian tersebut dimanfaatkan oleh oknum untuk melakukan kerusuhan lainnya.
*after the atlanta cnn center will get burned down*
brian stelter, probably: well you see rioting is actually bad 🥺pic.twitter.com/duSwBk6Ncw— Kyle Kashuv (@KyleKashuv) May 29, 2020
Tak hanya itu, saat kabar ini sampai ke telinga Donald Trump, orang nomor 1 di Amerika Serikat itu geram dan memerintahkan agar kasus ini menjadi prioritas untuk diselesaikan. Namun chaos tak terelakkan sehingga kabarnya satu kantor media berita dirusak, hingga mobil polisi dibakar.
Tentu ini menjadi kondisi yang mengkhawatirkan dan disorot oleh dunia. Amerika Serikat tak hanya sedang menanggulangi permasalahan wabah virus Corona, namun juga konflik sosial yang tidak main-main.