Seperti yang diketahui, KPK sebagai lembaga resmi pemberantas korupsi, memiliki posisi yang tinggi di pemerintahan. Jadi bukan hal yang aneh kalau mereka diberikan hak-hak khusus untuk memuluskan jalan untuk memberantas KKN. Oleh sebab itu, bisa dibilang pelayanan dan fasilitas yang didapatkan sama banyaknya dengan seorang pejabat.
Meskipun demikian, rupanya para anggota KPK ini kebanyakan lebih ingin mandiri. Ya, mereka lebih suka kalau tidak dispesialkan seperti layaknya pejabat. Bayangkan saja, mulai tidak mau diberi kawalan di jalan raya, hingga membawa charger sendiri agar tidak merepotkan negara. Yang jelas bikin kagum saja. Tidak percaya? Simak ulasan berikut.
Anggota KPK mandiri, bawa terminal dan charger sendiri
Sebuah pemandangan menarik terjadi di gedung DPR beberapa waktu yang lalu. Ya, saat diadakannya rapat bersama, rupanya anggota KPK dengan sengaja membawa charger dan terminalnya sendiri. Ini adalah sebuah pemandangan langkah yang jarang dilihat di gedung DPR.
Ternyata setelah ditanyakan pada anggota KPK, rupanya mereka melakukannya memang karena tidak mau merepotkan DPR. Ya, memang pastinya segala peralatan memang sudah dipersiapkan, namun melihat gedung DPR yang sangat luas, takutnya nanti malah merepotkan para petugas. Berdasarkan hal tersebutlah para anggota KPK ini berinisiasi untuk membawa charger dan terminal sendiri.
Tidak mau memakai pengawalan
Sebagai salah seorang yang bekerja di badan pemerintahan kadang bukan hal aneh kalau mereka selalu diberi fasilitas khusus seperti pengawalan. Apalagi kalau ternyata mereka menduduki jabatan yang penting, hal ini seperti sebuah kewajiban bagi seorang pejabat. Namun nampaknya hal berbeda dilakukan oleh mantan ketua KPK Abraham Samad.
Alih-alih meminta sebuah pengawalan jalan ketat karena jabatannya yang rawan untuk diserang beberapa pihak, dirinya malah memilih berkendara seperti biasa. Ya, tanpa pengawalan ataupun sirine-sirine yang mengikuti. Semua dilakukannya semata-mata demi agar tidak membedakan antara pejabat dengan rakyat. Apalagi mengingat pejabat sejatinya adalah pembantu rakyat jadi tidak seharusnya dispesialkan.
Rela berkorban demi tugas, bukan pencitraan
Ya, mengenai profesionalitas para anggota KPK ini sebenarnya tidak usah ditanyakan lagi. Di kala mereka sedang bertugas, para anggota ini menunjukkan totalitasnya. Misalnya saja saat mereka melakukan operasi tangkap tangan di sebuah hotel Surabya, meskipun sedang puasa para anggota ini sama sekai tidak kendor semangatnya. Bahkan ketika saat itu mereka ini hanya sahur dengan nasi kotak dibagi bersama. Namun demikian, sepertinya pengorbanan mereka terbayarkan, dengan berhasilnya penangkapan dugaan korupsi dan penyuapan.
Tidak hanya itu, sebelumnya para anggota KPK ini juga pernah kedapatan terkena serangan “Gaib” sejenis santet atau semacamnya. Ya, saat menginap di sebuah hotel untuk menjalankan tugas, para anggota KPK ini serentak terkena demam misterius. Namun lagi-lagi, mereka menunjukkan profesionalitasnya dengan meneruskan pekerjaannya. Hal ini seharusnya patut dicontoh oleh para pejabat yang mungkin kena pilek saja sudah libur untuk rapat.
Bahkan jika memang berurusan dengan nyawa
Memang bekerja menjadi salah seorang anggota KPK ini kadang memang bisa menyangkut nyawa. Pasalnya banyak orang yang tidak suka dengan badan pemberantas korupsi ini lantaran takut kalau diri kebobrokan mereka terbongkar. Oleh sebab itu, kadang tak jarang banyak anggota yang nyawanya terancam.
Mulai dari ancaman pembunuhan hingga tindak kekerasan yang bisa saja terjadi kapan saja. Tengok saja nasib Novel Baswedan yang beberapa waktu yang lalu terkena siraman air keras, tentunya banyak pula cerita serupa, namun mereka tetap berjuang demi korupsi di negara ini bisa diberantas.
Memang kalau dilihat upaya yang dilakukan oleh para anggota KPK ini patut diacungi jempol. Selain mandiri dan tidak mau menyusahkan orang lain, mereka juga totalitas dalam bekerja. Seharusnya para pejabat dan wakil rakyat juga harus mencontohnya nih.