Tidak bisa dipungkiri, keberadaan supporter dan tim kesayangan ibarat kopi dan gorengan, keduanya saling melengkapi. Ya, dengan adanya supporter pertandingan jadi sangat meriah, pemain pun jadi tambah bersemangat dibuatnya. Sebaliknya, adanya tim kesayangan pun menjadi sebuah kebanggaan tersendiri, sehingga kemana pun mereka akan dikenal sebagai fans sejati.
Akan tetapi sayang kadang tindakan para supporter sering kelewat batas. Meskipun niatan mereka baik, namun justru apa yang dilakukan malah membuat citra buruk bagi tim yang mereka bela, menggunakan flare dan laser misalnya. Alhasil klub atau timnas yang didukung pun harus menerima ganjaran denda oleh FIFA. Lalu kebiasaan supporter apa yang merugikan itu?
Ternyata beberapa waktu yang lalu dunia sepak bola Indonesia dikejutkan mengenai keputusan FIFA tentang hukuman bagi PSSI. Ya, rupanya hukuman dan denda tersebut diajukan lantaran melihat kelakuan para supporter Indonesia dan pemain Timnas dalam ajang piala AFC beberapa waktu yang lalu.
Memang benar, dalam memberikan dukungan pada timnas tercinta memang perlu totalitas yang luar biasa. Namun demikian kita juga mesti tahu batasan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti pada laga persahabatan Indonesia kontra Fiji beberapa waktu yang lalu. Lantaran terbawa euphoria yang ada dalam pertandingan itu, alhasil banyak supporter dengan sembarangan menyalakan petasan atau flare di tribune stadion.
Dulu, pada tahun 2010 laga Indonesia vs Malaysia sempat dicederai olah penggunaan laser oleh supporter selama pertandingan. Awalnya para pendukung timnas Malaya yang melakukan hal ini duluan. Namun pada leg kedua, supporter Indonesia pun sempat beberapa kali melakukan tindakan balasan menggunakan laser. Padahal waktu itu PSSI dan Kemenpora sudah menghimbau agar para pendukung timnas garuda untuk melakukan hal yang sama.
Memang yang namanya kericuhan antar supporter bisa saja terjadi dalam setiap laga, apalagi untuk tim yang dianggap rival abadi. Seperti yang terjadi pada pertandingan Indonesia vs Malaysia pada tahun 2014, waktu ini masing-masing tim saling termakan oleh provokasi. Alhasil bentrokan antar tribune pun tidak bisa dihindarkan.
Kalau melihat kejadian-kejadian tersebut, kita harus mulai membenahi diri. Memang benar totalitas dalam mendukung tim kesayangan itu penting, namun jangan sampai malah mencederai klub yang dibela. Sebagai supporter Indonesia kita harus membuktikan diri sebagai panutan buat yang lain.
Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…
Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…
Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…
Dunia aviasi Indonesia bakal semakin berwarna dengan kehadiran burung-burung besi baru. Indonesia Airlines, sebuah perusahaan…
Lagi-lagi rakyat Indonesia dibikin geleng-geleng kepala oleh ulah aparat penegak hukum. Kali ini kasusnya sedang…
Baru-baru ini, dunia hiburan Korea Selatan diguncang oleh skandal yang melibatkan aktor papan atas, Kim…