Sebagai salah satu negara yang bercita-cita dalam mewujudkan perdamaian dunia, tentunya Indonesia juga harus turut andil dalam menyelesaikan konflik yang ada. Salah satunya adalah dengan membantu para penduduk suatu negara yang mengalami konflik dengan menampungnya sementara. Paling tidak sampai keadaan aman kembali baru mereka bisa balik ke negaranya.
Namun sayang tidak semua pengungsi yang mencari suaka berperilaku baik. Pasalnya beberapa oknum malah melakukan hal yang tidak terduga. Ibarat dikasih hati malah minta jantung, alhasil banyak yang dibuat gregetan terhadap mereka. Lalu seberapa parah kelakuan para pengungsi ini? Simak ulasan berikut.
Kabur dari Timur Tengah, para pengungsi malah selingkuhi warga
Dilansir dari Viva, beberapa pengungsi dari Timur Tengah yang berada di Makassar melakukan tindakan yang tidak sepatutnya. Bagaimana tidak, datang jauh meminta perlindungan yang ada malah banyak pria ungsian itu selingkuhi istri warga. Akhirnya para suami yang merasa jadi korban melapor pada pihak berwajib.
Sayang seribu sayang, para pengungsi dari Timur Tengah ini tidak dapat dikembalikan ke negaranya karena dianggap sama saja membunuh mereka lantaran sedang terjadi konflik. Akhirnya satu-satunya jalan adalah memberlakukan hukum pidana yang berlaku di Indonesia. Dikasih hati minta jantung, mungkin hal itulah yang saat ini dirasakan banyak warga di sana yang jadi korban.
Ditolong dari Myanmar, beberapa pengungsi malah pingin ke Amerika
Tentu tragedi kemanusiaan yang dialami oleh etnis Rohingya adalah masalah kita bersama. Oleh sebab itu Indonesia menampung beberapa dari mereka saat kabur dari negaranya. Namun siapa sangka setelah ditolong beberapa dari pengungsi ini malah menyampaikan hal yang tak terduga. Dilansir dari Tribun dan TV One, para pengungsi berterima kasih sudah diterima di Indonesia.
Namun sayang dirinya mengatakan kalau uang yang dimiliki oleh negara kita ini sedikit sehingga ingin mencari suaka ke tempat lain. Dan dirinya berharap bisa mencari suaka ke Amerika, negara yang dianggap jauh lebih makmur dari Indonesia sehingga mendapatkan lebih banyak kelayakan.
Kelakuan para pengungsi yang bikin temannya kelaparan
Tahun 2015, kelakuan para pengungsi Bangladesh dan Rohingya sempat membuat resah para petugas. Pasalnya beberapa dari mereka sempat berbuat curang dam membuat yang lain kesusahan. Tepatnya saat petugas membagikan makanan dengan lauk yang spesial khusus hari itu, tiba-tiba kotak makan yang jumlahnya pas jadi kurang.
Padahal semua sudah dihitung sesuai dengan jumlah pengungsi, bahkan dilebihkan. Usut punya usut, beberapa dari pengungsi ini melakukan tindak curang dengan mengantri beberapa kali. Tentu hal ini jadi sebuah masalah tersendiri pasalnya banyak dari pengungsi yang lain yang belum makan. Akhirnya kekurangan persediaan makanan tadi ditutupi dengan segala cara.
Ganggu warga saat malam, para pengungsi diadukan
Lagi, beberapa aduan dari warga daerah puncak, Bogor sempat membuat resah. Bagaimana tidak, pasalnya banyak imigran asal Timur Tengah yang mencari suaka itu malah ingin menetap lama di sana. Padahal, mereka sejatinya hanya mencari pengungsian sementara sampai keadaan di negaranya aman kembali.
Yang bikin masalah lagi adalah banyak dari para pengungsi yang hanya bersantai-santai saat pagi dan siang, namun ketika malam malah berpesta dan membuat warga sekitar merasa terganggu. Alhasil banyak warga yang merasa tidak terima dengan keadaan ini dan melapor pada pihak yang berwenang. Meski demikian, meskipun dalam perlindungan UNHCR, bukan berarti para pengungsi ini kebal hukum jika sampai melakukan tindak kriminal di Indonesia.
Tentunya hal ini jadi masalah tersendiri buat Indonesia, meski banyak yang datang ke kita dengan meminta, namun malah melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya. Tetapi bukan berarti Indonesia harus kapok menampung para pencari suaka. Ya, pasalnya penderitaan mereka juga milik kita. Toh kebanyakan hanya dilakukan oleh oknum semata, tidak semua bersikap demikian.