Kata-kata “Standar gaji 30 Juta” mendadak ramai dibahas oleh warganet setelah cuitan akun Twitter akun @sephieusagi menuliskan hal tersebut sebagai salah satu kriteria jodohnya. Yang namanya netizen, jelas mereka pun berlomba-lomba mengomentari status sang perempuan dengan beragam argumen pro dan kontra.
Masalahnya ternyata sederhana. Rp 30 juta adalah angka yang dianggap terlalu mahal bagi netizen yang merasa ‘gagal’ masuk dalam kriterianya. Toh meskipun standar gaji UMR se-Indonesia dipatok harga mati sebesar Rp 30 juta/per bulan, belum tentu hal tersebut membawa perubahan yang baik di tengah-tengah masyarakat. Sebaliknya, hal-hal negatif bisa saja terjadi jika telah ‘lepas kendali’ karena bergaji Rp 30 juta.
Tingkat konsumtif yang semakin tinggi
Gaya hidup hedon yang bakal gila-gilaan

Seperti yang diulas pada poin pertama, gaji Rp 30 juta bisa dibuat untuk hal apapun. Baik untuk tujuan mulia-menabung dan investasi misalnya, maupun dihabiskan dengan cara berfoya-foya. Masyarakat yang mungkin ‘kaget’ dengan duit yang bejibun di dalam saku mereka, bisa jadi bakal tertarik ke hal-hal negatif seperti clubbing, party, dan hura-hura. Sebuah kegiatan yang mustahil dilakukan jika tidak memiliki pendapatan sebesar Rp 30 juta.
Materi lebih berkuasa dari keimanan
Meremehkan sesuatu karena semua mudah didapatkan dengan uang
BACA JUGA: Heboh Pengin Punya Suami Gaji Rp30 Juta, Masuk Akal Enggak Sih?
Sekali lagi, memiliki gaji Rp 30 juta bisa jadi menjadi ladang kebaikan jika digunakan secraa bijaksana. Alih-alih berbuat negatif, sebagai laki-laki kita seharusnya semakin terpacu untuk bekerja keras, bagaimana carannya agar memiliki gaji standar Rp 30 juta seperti kata mbaknya di atas.