in

4 Keburukan yang Bisa Terjadi Jika Gaji UMR Se-Indonesia Dipatok Rata Rp 30 Juta

Kata-kata “Standar gaji 30 Juta” mendadak ramai dibahas oleh warganet setelah cuitan akun Twitter akun @sephieusagi menuliskan hal tersebut sebagai salah satu kriteria jodohnya. Yang namanya netizen, jelas mereka pun berlomba-lomba mengomentari status sang perempuan dengan beragam argumen pro dan kontra.

Masalahnya ternyata sederhana. Rp 30 juta adalah angka yang dianggap terlalu mahal bagi netizen yang merasa ‘gagal’ masuk dalam kriterianya. Toh meskipun standar gaji UMR se-Indonesia dipatok harga mati sebesar Rp 30 juta/per bulan, belum tentu hal tersebut membawa perubahan yang baik di tengah-tengah masyarakat. Sebaliknya, hal-hal negatif bisa saja terjadi jika telah ‘lepas kendali’ karena bergaji Rp 30 juta.

Tingkat konsumtif yang semakin tinggi

Ilustrasi konsumtif [sumber gambar]
Rp 30 juta itu banyak banget bro. Apapun bisa dibeli-entah itu dengan cara cash atau nyicil, jika memiliki penghasilan bulanan sebesar itu. Tentu saja, pendapatan dengan nilai besar akan menambah jumlah Orang Kaya Baru (OKB) dadakan di mana-mana. Dikhawatirkan, hal-hal negatif seperti over konsumtif terhadap barang-barang yang belum tentu dibutuhkan, tentu akan semakin meningkat. Jika sudah begini, ujung-ujungnya adalah terjadinya pemborosan besar-besaran yang seharusnya tidak perlu.

Gaya hidup hedon yang bakal gila-gilaan

Ilustrasi hura-hura [sumber gambar]
Seperti yang diulas pada poin pertama, gaji Rp 30 juta bisa dibuat untuk hal apapun. Baik untuk tujuan mulia-menabung dan investasi misalnya, maupun dihabiskan dengan cara berfoya-foya. Masyarakat yang mungkin ‘kaget’ dengan duit yang bejibun di dalam saku mereka, bisa jadi bakal tertarik ke hal-hal negatif seperti clubbing, party, dan hura-hura. Sebuah kegiatan yang mustahil dilakukan jika tidak memiliki pendapatan sebesar Rp 30 juta.

Materi lebih berkuasa dari keimanan

Ilustrasi harta uang [sumber gambar]
Hal-hal yang tak kalah berbahaya lainnya adalah, saat Rp 30 juta menjadikan seseorang menuhankan materi yang mengekor pada hawa nafsu. Merasa bergaji besar, keimanan seolah hanyalah simbolisme pemujaan rutin semata tanpa ada makna sebagai hamba di dalamnya. Maka, benarlah seperti yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berbunyi, “Sesungguhnya setiap umat memiliki fitnah, dan fitnah bagi umatku adalah harta.” (HR. Tirmidzi dalam Silsilah Ash Shohihah, Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini shahih) yang dikutip dari laman muslim.or.id.

Meremehkan sesuatu karena semua mudah didapatkan dengan uang

Ilustrasi meremehkan [sumber gambar]
Selain penyakit OKB dan penghamba materi, memiliki gaji besar juga akan membuat seseorang bisa jadi akan menganggap remeh sesuatu. Merasa sanggup memiliki atau membeli segalanya dengan harta yang dimiliki, terkadang membuat seseorang lupa diri. karena merasa bisa melakukan segalanya lewat materi. Keburukan semacam inilah yang mestinya harus diwaspadai. Mendingan buat sedekah deh, berpahala sekaligus investasi akhirat.

BACA JUGA: Heboh Pengin Punya Suami Gaji Rp30 Juta, Masuk Akal Enggak Sih?

Sekali lagi, memiliki gaji Rp 30 juta bisa jadi menjadi ladang kebaikan jika digunakan secraa bijaksana. Alih-alih berbuat negatif, sebagai laki-laki kita seharusnya semakin terpacu untuk bekerja keras, bagaimana carannya agar memiliki gaji standar Rp 30 juta seperti kata mbaknya di atas.

Written by Dany

Menyukai dunia teknologi dan fenomena kultur digital pada masyarakat modern. Seorang SEO enthusiast, mendalami dunia blogging dan digital marketing. Hobi di bidang desain grafis dan membaca buku.

Leave a Reply

Potret dan Kondisi Terkini Sulawesi Selatan Setelah Dilanda Bencana Banjir Bandang

Melihat Lagi Ronaldikin, Ronaldinho Indonesia yang Namanya Dikenal oleh Sepak Bola Dunia