Categories: Tips

5 Kebudayaan Penjajah Yang Masih Dilestarikan Bangsa Indonesia Hingga Sekarang

Tahukah Anda jika penjajah itu selain meninggalkan bangunan-bangunan kuno untuk Bangsa Indonesia, ternyata mereka juga turut meninggalkan kebudayaan asing yang nyatanya dilestarikan oleh bangsa kita, Indonesia. Ya, meskipun bangsa Indonesia secara tegas mengutuk segala bentuk penjajahan, masih ada saja budaya-budaya penjajah yang kita rasakan sampai saat ini.

Dalam dunia pendidikan misalnya, ternyata banyak konsep penjajah yang kita gunakan sampai sekarang. Tak hanya itu, struktur masyarakat, bahasa, nama dan perkampungan ternyata juga turut dipengaruhi oleh bangsa asing. Nah, kira-kira seperti apa saja pengaruh-pengaruh tersebut? Untuk mengetahuinya, berikut akan kami ulas 5 kebudayaan penjajah yang dilestarikan bangsa Indonesia sampai saat ini.

Pendidikan

Sadar atau tidak sadar, ternyata Belanda juga ikut mewariskan kebudayaan penjajah dalam sistem pendidikan Indonesia. Jika kita memperhatikan, mengapa dalam setiap sekolah peserta didik duduk dalam formasi berbanjar menghadap ke depan dan seorang guru berdiri di depan kelas, maka itu adalah sistem yang diwariskan oleh Belanda. Sistem seperti ini serupa dengan struktur kelas di era skolastik Eropa.

Sekolah Belanda [Image Source]
Selain itu, jenjang pendidikan yang didasarkan pada tahun merupakan sistem yang mengikuti penjajah Belanda. Misalkan, di jenjang sekolah dasar ditempuh selama enam tahun dan selanjutnya ditempuh selama tiga tahun. Selain itu, prasyarat usia calon peserta didik yang selama ini digunakan dalam pendidikan Indonesia juga merupakan warisan Belanda. Saat itu, sekolah lokal yang mampu menyaingi sistem pendidikan Belanda hanyalah pesantren.

Kesenian

Menurut Victor Ganap, musik keroncong pada awalnya berasal dari wilayah Portugis di abad ke-16 dengan nama Fado. Menurut sejarahnya, musik ini dibawa oleh budak negro dari Cape Verde, Afrika Barat ke Portugis pada abad ke-15. Kemudian, Fado lambat laun berkembang dengan iringan tarian yang dinamakan Moresco. Pada perkembangan selanjutnya, tarian Moresco turut diiringi lagi dengan irama gitar kecil yang dinamakan Cavaquinho.

Musik keroncong [Image Source]
Penemuan Cavaquinho ternyata menjadi hiburan gratis yang turut dibawa oleh pelaut Portugis dalam penjelajahan dunia. Ketika sampai di Indonesia, suara yang dikeluarkan Cavaquinho ini seperti bunyi crong-crong. Akibatnya musik ini dinamakan sebagai musik Keroncong. Di era sekarang ini, musik keroncong merupakan musik yang masih akrab di telinga. Meskipun diklaim sebagai bawaan negeri penjajah, ternyata musik ini juga memiliki basis penggemar yang patut diperhitungkan.

Struktur Masyarakat

Awalnya struktur pemerintahan terkecil di Indonesia adalah desa atau dukuh. Hal ini berubah ketika Jepang datang menjajah Indonesia. Sebagai upaya untuk mengawasi masyarakat jajahannya di Indonesia, Jepang membagi lagi struktur desa dengan satuan yang lebih kecil dengan nama Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT). Di Jepang sendiri, sistem ini sudah dijalankan lebih dahulu dengan nama Tonarigumi.

Satuan RT dan RW masa Jepang [Image Source]
Meski merupakan sistem yang dibawa penjajah, satuan RW dan RT ini digunakan oleh pemerintah Indonesia hingga sekarang. Dengan pembagian ini, nyatanya mampu memberi manfaat yang besar terhadap pola koordinasi dan administrasi pemerintah Indonesia sampai masuk ke tengah masyarakat kecil Indonesia.

Bahasa

Pola interaksi langsung yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia dengan bangsa penjajah, secara tidak sadar memang mengenalkan bahasa komunikasi baru kepada rakyat Indonesia. Paling tidak, salah satunya adalah berpengaruh bagi kekayaan kosakata Bahasa Indonesia saat ini. Dewasa ini, ada banyak kosakata yang asal mulanya merupakan kata serapan dari bahasa asing, baik itu dari Bahasa Portugis, Bahasa Belanda, Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang.

Interaksi dengan bangsa asing [Image Source]
Dari Bahasa Portugis misalnya, kita mengenal kosakata biola (viola), pesiar (passear), pita (fita), mentega (manteiga), bendera (bandeira), cerutu (charuto), algojo (algoz), bangku (banco), boneka (boneca), bantal (avental), tolol (tolo), serdadu (soldado), pigura (figura), meja (mesa), sepatu (sapato), dan masih banyak lagi yang lain.

Nama dan Perkampungan

Jika Anda menemukan nama keluarga seperti da Costa, Dias, de Fretas, Gonsalves, Mendoza, Rodrigues dan da Silva, maka nama-nama keluarga tersebut sebenarnya adalah kebudayaan Bangsa Portugis yang diwarisi Bangsa Indonesia. Nama-nama semacam ini banyak ditemukan di Indonesia bagian timur yang memang dulunya bekas jajahan bangsa Portugis.

Kebudayaan Portugis di Kampung Tugu [Image Source]
Selain itu, bekas peninggalan penjajah Portugis juga terdapat di perkampungan Tugu, Jakarta. Kampung ini merupakan kampung Kristen tertua yang ada di Indonesia bagian barat. Rata-rata masyarakat di daerah ini menganut agama Kristen Protestan sebagai bagian dari sejarah mereka yang harus menanggalkan kepercayaan sebelumnya sebagai syarat untuk dibebaskan dari tawanan perang.

Nah, itulah 5 kebudayaan penjajah yang dilestarikan Bangsa Indonesia hingga sekarang. Ternyata sikap kita melawan penjajah selama ini tidak mutlak benar-benar sebagai sebuah perlawanan. Karena ada juga sisa-sisa bekas penjajahan bangsa asing yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.

 

Share
Published by
Anas Anas

Recent Posts

4 Kontroversi Seputar Doktif yang Kerap Bongkar Produk Skincare Overclaim

Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…

1 week ago

Serba-serbi Tol Cipularang yang Kerap Makan Korban, Mitos hingga Sejarah Pembangunan

Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…

2 weeks ago

4 Live Action Paling Booming di Netflix, Bisa Jadi Teman Malam Minggu

Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…

2 weeks ago

Fenomena Joged Sadbor yang Ubah Nasib Warga jadi Kaya, Benarkah Disawer Judol?

Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…

3 weeks ago

Pengusaha Budidaya Jamur Tiram Modal 100 Ribu Bisa Dapat Omzet Puluhan Juta Sekali Panen

Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…

3 weeks ago

6 Tahun Merawat Suami Lumpuh Sampai Sembuh, Perempuan Ini Berakhir Diceraikan

Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…

3 weeks ago