Tanda-tanda datangnya bulan Ramadan tak hanya dilihat dari banyaknya iklan sirop, sarung, dan juga promo kue kering saja. Salah satu tanda yang khas dan setiap tahun pasti ada adalah mercon atau petasan yang kerap disulut dan menimbulkan bunyi ledakan yang keras. Setiap bulan Ramadan datang, akan banyak penjual mercon dadakan yang menjajakan dagangannya di jalanan.
Oh ya, ternyata mercon atau petasan tak hanya ada di Indonesia saja, lho. Di beberapa negara dunia juga memiliki tradisi menyulut petasan yang kadang juga dilarang oleh Polisi. Berikut lima negara besar yang memiliki kebudayaan menyulut petasan selain Indonesia.
1. Tiongkok
Dalam tradisinya Tiongkok, petasan banyak sekali disulut saat perayaan hari penting seperti pernikahan dan juga tahun baru Imlek yang terjadi sepanjang tahun. Biasanya, petasan-petasan yang berasal dari Tiongkok berupa gulungan kertas merah yang disusun berantai. Saat satu ujung petasan disulut dengan api, maka petasan akan meledak bersahut-sahutan hingga menimbulkan bunyi gaduh.
Tradisi menyulut petasan ini tetap dipertahankan oleh masyarakat Tionghoa di berbagai negara di dunia. Mereka menyulut petasan sebagai ucapan syukur dan mengusir roh jahat yang dipercaya selalu mengelilingi manusia. Oh ya, di negara-negara yang melarang adanya petasan, biasanya keturunan Tionghoa menggunakan mercon elektrik yang hanya menimbulkan suara ledak tanpa harus disulut api.
2. India
Negara selanjutnya yang banyak menggunakan petasan atau mercon sebagai bagian dari budayanya adalah India. Di negeri ini, perayaan-perayaan besar seperti Diwali selalu dibarengi dengan pertunjukan kembang api dan juga petasan yang jumlahnya sangat banyak. Setiap tahun, jutaan orang berkumpul dan menyalakan petasan bersama-sama tanpa ada larangan.
Selain perayaan Diwali yang sangat meriah, petasan juga banyak digunakan saat upacara pernikahan. Biasanya orang-orang akan berkumpul dan menyulut petasan bersama-sama hingga membuat kegaduhan yang bagi mereka semua merupakan sebuah keseruan.
3. Sri Lanka
Sri Lanka juga memiliki tradisi menyulut petasan saat even tertentu. Setiap tahun, jutaan petasan diproduksi oleh para penjual dan disebarkan ke seluruh penjuru negeri. Pemerintah Sri Lanka tidak melegalkan penggunaan petasan dalam even-even besar yang dilakukan di negeri yang terletak di ujung India ini.
Bagi masyarakat Sri Lanka, petasan adalah sesuatu yang sangat wajib. Mereka harus membunyikannya di setiap acara yang ada. Salah satu acara yang pasti dibarengi dengan bunyi ledakan dari petasan adalah Tahun Baru Sinhalese yang jatuh setiap pertengahan April.
4. Nepal
Jika di India ada Diwali maka di Nepal ada sebuah tradisi yang bernama Tihar. Setiap tahun selama lima hari berturut-turut, umat Hindi di Nepal akan merayakan hari besar dengan banyak tradisi. Mereka akan menghias rumah-rumah dengan hiasan dari lampu, bernyanyi, dan di lapangan bersama banyak orang secara berbarengan.
Tradisi Tihar di Nepal juga dibarengi dengan tradisi menyulut petasan. Semua orang akan berkumpul dan menyulut petasan bersama-sama hingga membuat suasana jadi meriah. Pada tahun 2016 ini perayaan Tihar akan diadakan pada tanggal 27-31 Oktober.
5. Israel
Setiap tahun, orang Yahudi di Israel selalu merayakan sebuah hari besar bernama Purim. Perayaan ini adalah wujud syukur mereka setelah bebas dari Kekaisaran Persia yang pernah nyaris membunuh mereka dengan sangat kejam di masa lalu. Kemenangan dan kebebasan yang diperoleh oleh Yahudi akhirnya terus dilakukan hingga sekarang.
Dalam perayaan ini, semua orang akan memberi sedekah kepada banyak orang miskin. Mereka juga akan melakukan perjamuan di dalam rumah dibarengi dengan menyulut petasan sebagai penyemangat.
Inilah lima negara yang memiliki kebudayaan menyulut petasan atau mercon dalam aktivitas budaya atau tradisinya. Selain lima negara di atas, sebenarnya masih banyak negara yang menggunakan petasan untuk menyemarakkan suasana. Sayangnya, petasan di negara tersebut dikategorikan ilegal karena mampu menciderai manusia.