Banyak dari mereka yang menjadi karyawan di sebuah perusahaan khawatir akan nasib pekerjaannya akibat dihantam wabah Covid-19. Bayang-bayang pemutusan hubungan kerja (PHK), pun terbayang di pelupuk mata. Namun, hal tersebut mungkin tak bakal dirasakan oleh karyawan yang bekerja di maskapai asal Dubai, Emirates Group.
Adalah sosok CEO Emirates Group HH Sheikh Ahmed bin Saeed Al Maktoum, yang mengambil keputusan untuk tak memecat para pegawainya di tengah pandemi Covid-19. Sebagai gantinya, gaji karyawan akan dipotong dengan besaran yang disesuaikan dengan kondisi yang ada. Selengkapnya? Simak ulasan berikut ini.
Menghentikan sebagian penerbangan komersial dan tetap aktifkan layanan kargo udara
Industri penerbangan kini menghadapi masa-masa paling suram di tengah pandemi Covid-19 yang terjadi secara global. Hampir seluruh maskapai dunia merasakan betul dampak dari wabah tersebut. Termasuk maskapai Emirates, mereka juga menghentikan sementara sebagian dari angkutan penumpang.
Meski demikian, Sheikh Ahmed bin Saeed Al Maktoum mengatakan akan tetap mengoperasikan kargo udara secara internasional. Hal ini dilakukannya demi kepentingan umum di tengah wabah corona, di mana pihaknya bisa mengangkut barang-barang penting yang dibutuhkan seperti perlengkapan medis.
Pilih potong gaji karyawan daripada memecat mereka
Salah satu kebijakan lainnya yang menjadi sorotan adalah, saat perusahaan berencana memotong gaji dari beberapa karyawan dengan besaran yang disesuaikan, yakni antara 35 persen hingga 50 persen dalam tiga bulan ke depan. Selama wabah Covid-19, mereka tetap akan mendapatkan tunjangan lainnya dari perusahaan.
Tak hanya itu, karyawan di level junior tetap akan menerima gaji secara penuh tanpa dikenai potongan. Pemangkasan gaji ini dipilih oleh Sheikh Ahmed demi mempertahankan karyawan daripada harus memecat mereka. “Kami ingin melindungi tenaga kerja dan mempertahankan karyawan kami yang berbakat dan terampil, sebanyak mungkin,” kata Sheikh Ahmed.
Sosok bijaksana yang berpengalaman di industri penerbangan
Dunia penerbangan bukanlah sesuatu yang asing bagi Sheikh Ahmed. Mengawali karir pada tahun 1985 ketika ia ditunjuk sebagai Presiden Departemen Penerbangan Sipil Dubai (DCA), dirinya mulai berkecimpung secara profesional. Di tahun yang sama pula, maskapai penerbangan internasional Dubai Emirates Airline diluncurkan.
Sheikh Ahmed pun diangkat sebagai ketua dan Kepala Eksekutif Emirates Airline Group. Di tangannya, Emirates telah berkembang dari menjadi maskapai regional. Dari awalnya hanya dua pesawat sewaan dan tiga tujuan, Emirates berubah menjadi maskapai internasional yang diakui dunia dengan 150 buah pesawat dan lebih dari 100 tujuan di enam benua.
Sukses membawa maskapai Emirates menjadi perusahaan penerbangan internasional
Hingga kini, Emirates telah menjadi maskapai yang menjadi andalan Dubai di kancah dunia. Terlebih, negara tersebut telah menjadi salah satu destinasi wisata internasional. Sheikh Ahmed yang merupakan lulusan sarjana dari Universitas Denver, Colorado, AS, terkenal secara internasional karena kontribusinya terhadap dunia penerbangan.
Lewat pengalamannya mengelola industri tersebut, tak heran jika dirinya berusaha mengambil keputusan yang bijaksana di masa-masa sulit seperti saat ini. Bagaimana agar maskapai yang dipimpinnya tetap beroperasi dan memberikan kontribusi, namun tidak mengorbankan karyawan yang selama ini telah menjadi tulang punggung perusahaan.
BACA JUGA: Syeikh Hamdan, Putra Mahkota Uni Emirat Arab yang Ketampanannya Bak Pangeran Negeri Dongeng
Sejatinya ada banyak pemimpin seperti Sheikh Ahmed bin Saeed Al Maktoum di atas yang dihadapkan pada pilihan sulit. Namun, dirinya berusaha bersikap bijaksana dengan mengambil jalan tengah. Yakni lebih memilih memotong sebagian gaji daripada harus mengorbankan karyawan yang selama ini berjasa pada perusahaan.