Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki nelayan modern maupun tradisional yang kerap pergi melaut. Di masing-masing wilayah yang ada, mereka memiliki kebiasaan unik yang telah dilakukan secara turun temurun. Tentu saja, hal tersebut tak bisa dilihat di negara lainnya alias hanya bisa dijumpai pada nelayan Indonesia.
Kebanyakan tradisi atau kebiasaan yang ada berasal dari kearifan lokal daerah masing-masing. Mulai dari hal-hal yang berbau klenik, melihat pertanda alam, hingga percaya terhadap mitos yang akhirnya berkembang dan dipercaya turun temurun. Seperti apa bentuknya? Simak ulasan Boombastis berikut ini.
Bertanya kepada orang pintar hingga melakukan ritual tertentu
Gunakan mantra khusus demi mendapatkan tangkapan yang melimpah

Tak hanya nelayan di Paoman, hal serupa juga dilakukan oleh mereka yang berada di Makassar. Ritual berbau klenik, menjadi salah satu kebiasaan yang dilakukan sebelum melaut. Agar tangkapan ikannya melimpah, mereka kerap menggunakan pisang manis ke lokasi yang dituju untuk menebar jaring. Setelah itu, mereka harus membalik celana dalam dan membaca mantra yang diambil dari potongan ayat Al-Qur’an.
Melihat kondisi awan di sekitar gunung sebagai pertanda sebelum melaut
Mitos hiu paus yang membuat nelayan dilarang melaut
Pertahankan tradisi larung sesaji sebagai bagian dari ungkapan rasa syukur
Tak hanya soal persiapan pergi melaut, para nelayan di Indonesia juga masih mempertahankan tradisinya sebagai ungkapan rasa syukur atas berkah yang diberikan oleh Tuhan yang Maha Kuasa. Bentuknya pun bermacam-macam dengan beberapa sebutan seperti sedekah laut, larung sesaji, petik laut dan sebagainya. Acara ini biasanya digelar sesuai dengan hari dan tanggal yang telah ditentukan sebelumnya.
BACA JUGA: Mengintip 5 Fakta Mencengangkan Tentang Profesi Nelayan, Jangan Anggap Mereka Hanya Kasta Rendahan
Sebagai bangsa maritim yang dikenal dengan kebesaran dan ketangguhan pelautnya, para nelayan Indonesia tak lepas dari tradisi dan kepercayaan menjadi kearifan lokal di wilayah masing-masing. Hal tersebut diwujudkan dalam kegiatan sehari-hari mereka, baik sebelum pergi melaut, pantangan yang ada, hingga sebagai ungkapan rasa syukur mereka terhadap sang pencipta.