Kasus pembunuhan memang dapat terjadi kapan dan di mana saja, bahkan oleh siapa saja. Hal ini dikarenakan banyak faktor, mulai dari secara tidak sengaja sampai dengan dilakukan karena sudah direncanakan sebelumnya.
Di berbagai negara, kasus seperti ini bukan menjadi satu hal yang aneh lagi karena dari tahun ke tahun, ada saja laporan terkait pembunuhan yang dilakukan dan seperti tidak pernah ada habisnya. Bahkan, di Indonesia pun, kasus serupa juga kerap terjadi.
Dari banyaknya kasus pembunuhan di Indonesia, hanya beberapa di antaranya yang memantik reaksi keras dari masyarakat dan secara kompak bereaksi serta melakukan aksi-aksi tertentu agar sang pelaku dihukum seberat-beratnya.
Berikut ini adalah beberapa korban pembunuhan yang beritanya mendapatkan reaksi keras dari masyarakat di Tanah Air.
1. Marsinah
Marsinah adalah seorang buruh di PT Catur Putra Surya (CPS) sekaligus aktivis pekerja yang diculik dan kemudian ditemukan meninggal dunia pada tanggal 8 Mei 1993. Jasadnya ditemukan di hutan Dusun Jegong, Desa Wilangan dengan kondisi yang sangat mengenaskan, setelah dinyatakan 3 hari menghilang.
Menurut forensik yang melakukan otopsi, sebelum meninggal, Marsinah sempat mengalami penganiayaan berat dan akhirnya dia dibunuh dengan keji oleh pelaku yang pada akhirnya dinyatakan bebas oleh pengadilan.
Tentu saja dengan diputusbebaskan beberapa pelaku, membuat keluarga dan banyak pihak menuding bahwa ada persengkokolan tingkat tinggi dalam kasus ini. Kasus Marsinah masuk dalam catatan Organisasi Buruh Internasional (ILO) dengan nama 1773 case dan sempat diangkat dalam bentuk film layar lebar.
2. Arie Hanggara
Bagi generasi 80-an, tentunya tidak asing dengan film layar lebar yang cukup fenomenal berjudul, Arie Hanggara” ini. Film yang diputar perdana pada tahun 1985 tersebut menampilkan cerita yang diambil dari kisah nyata, yaitu pembunuhan yang dilakukan oleh ayah kandung dan ibu tiri terhadap anak mereka sendiri yang kala itu masih berusia 8 tahun.
Kasus Arie Hanggara ini menyita perhatian public waktu itu dan masyarakat dibuat geram oleh kekejian para pelaku yang memperlakukan anak mereka sendiri dengan tidak wajar sehingga membuatnya meninggal dunia. Walaupun mengatakan menyesal dan tidak sengaja, namun pengadilan telah memutuskan hukuman penjara kepada kedua pelaku.
3. Boedyharto Angsono
Pada tanggal 19 Juli 2003 lalu, direktur dari PT Aneka Sakti Bhakti (Asaba), Boedyharto Angsono dan salah seorang anggota Kopassus, Serda Edy Siyep, ditembak di depan lapangan basket Gelanggang Olahraga Sasana Krida Pluit, Jakarta Utara.
Dari aksi pembunuhan tersebut, polisi menangkap Gunawan Santoso dan menetapkannya sebagai otak kejahatan serta 4 orang lainnya. Dari ke-4 orang tersebut, salah seorang di antaranya bernama Kopda (Mar) Suud Rusli yang akhirnya harus meregang nyawa setelah melarikan diri dan sempat melakukan baku tembak dengan pasukan gabungan elit polisi dan TNI AL di salah satu perkampungan di Malang, Jawa Timur.
3. Munir
Munir merupakan salah seorang aktivis HAM yang juga menjadi pendiri dari organisasi Kontras. Seperti halnya KPK pada saat sekarang, Kontras bertugas mengungkap segala kejanggalan dan kasus-kasus yang dapat menyeret orang-orang penting untuk maju ke pengadilan.
Dia ditemukan meninggal dunia di dalam pesawat yang menuju Amsterdam, Belanda pada tanggal 7 September 2004. Proses penyidikan kasus Munir membutuhkan waktu lama dan cukup berbelit. Walaupun sudah ada orang yang ditetapkan sebagai pelaku, namun banyak pihak yang menganggap bahwa penetapan tersebut hanyalah rekayasa untuk melindungi kelompok yang lebih besar di atasnya.
4. Sisca Yofie
Di tahun 2014 silam, ada sebuah kasus kriminal yang membuat korbannya yang bernama Sisca Yofie meregang nyawa di tempat kejadian. Dalam pengakuan 2 tersangka yang berhasil dibekuk, mereka awalnya mau merampok Sisca yang waktu itu sedang ada di luar pagar rumah dan ternyata wanita cantik itu melawan. Dikarenakan panik, keduanya bergegas melarikan diri menggunakan motor. Tanpa disangka rambut Sisca menyangkut di gear motor yang mereka kendarai.
Walaupun sudah ada pengakuan tersebut, namun pihak polisi merasa ada kejanggalan dan melakukan penyelidikan lebih lanjut akan kasus tersebut. Menurut beberapa pihak dan juga polisi, ada motif lain dari aksi yang dilakukan 2 pelaku.
5. Engeline Megawe
Engeline Megawe atau dikenal dengan panggilan Angeline adalah seorang bocah perempuan yang ditemukan meninggal dunia terkubur di halaman belakang rumah oleh ibu tirinya, Margriet Christina Megawe, di Jalan Sedap Malam, Denpasar, Bali.
Bocah cantik dikubur di sebuah tanah yang ditutupi sampah dan ditanami pohon pisang di atasnya dengan kondisi mengenaskan serta masih mengenakan pakaian lengkap bersandingkan boneka di sampingnya.
Tak menunggu lama, pihak kepolisian akhirnya berhasil mengidentifikasi otak dan pelaku pembunuhan Angeline yang tak lain adalah Margriet dan seorang pria yang bernama Agus Tay Hamba May. Kasus Angeline ini menyeruak dan diekspos besar-besaran tidak hanya di dalam negeri, namun juga sampai ke luar negeri.
6. Wayan Mirna Salihin
DI awal tahun 2016 lalu, tepatnya pada tanggal 6 Januari 2016, ada satu kasus pembunuhan yang sampai sekarang belum tertuntaskan karena masih dalam proses penyelidikan, yaitu terbunuhnya seorang anak pengusaha bernama Wayan Mirna Salihin setelah meminum es kopi ala Vietnam di Oliver Café, Grand Indonesia, Jakarta. Satu-satunya tersangka dalam kasus ini adalah seorang temannya yang bernama Jessica Kumala Wongso.
Dalam penyelidikan pihak berwajib yang melakukan otopsi, dalam lambung Wayan Mirna terdapat zat kimia bersifat korosif yang dapat merusak mukosa lambung yang dikenal dengan nama Hidrogen Sianida. Jessica Wongso ditetapkan sebagai tersangka dengan ancaman hukuman pidana seumur hidup atau mati.
7. Yuyun
Yuyun adalah seorang siswi Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Rejalebong, Bengkulu. Kasusnya menyeruak dan mendapatkan beragam reaksi dari banyak orang karena para pelaku tidak hanya memperkosa remaja tersebut secara beramai-ramai saja, melainkan juga membunuhnya dengan cara yang keji.
Jenazah Yuyun ditemukan dalam keadaan mengenaskan di sebuah hutan. Uniknya, dalam pencarian dan penguburan jenazah, beberapa pelaku justru turut serta di dalamnya. Tidak hanya masyarakat umum saja, Presiden Joko Widodo pun bereaksi akan kasus ini dan langsung memerintahkan ke segenap pihak terkait untuk menuntaskan hal tersebut.
Dari tahun ke tahun, aksi kriminalitas yang berujung dengan hilangnya nyawa seseorang dapat terjadi kapan, di mana dan oleh siapa saja, bahkan oleh seseorang yang sudah dikenal dengan baik sebelumnya. Oleh karenanya, diharapkan dapat membentengi diri dengan segala hal yang berisiko dapat membuat diri sendiri terancam.