Sejumlah pria tak dikenal melakukan serangan terhadap kantor redaksi majalah Charlie Hebdo di kota Prancis, hari Rabu kemarin. Dalam serangan tersebut, terdapat empat korban yang meninggal di antaranya adalah sejumlah kartunis dan editor senior serta dua orang petugas kepolisian.
Disebutkan sejumlah nama yang menjadi korban meninggal dunia dalam serangan tersebut antara lain Jean Cabut (Cabu), Charb, Wolinksi, dan Tignous. Sementara itu, Chabu dan Charb merupakan kartunis comic strip ‘Nabi Muhammad’.
Diduga serangan tersebut terkait dengan comic strip Nabi Muhammad. Salah satu comic strip Charb yang berjudul La Vie de Mahomet atau The Life of Mohammed memicu kehebohan karena dianggap menghina umat islam di seluruh dunia. Namun, dugaan bahwa serangan tersebut memiliki tujuan lain kemudian juga bermunculan.
1. Ancaman Kematian
Dugaan bahwa serangan tersebut terkait dengan comic strip Nabi Muhammad semakin besar ketika beberapa saksi mendegar bahwa pelaku bersenjata berteriak menyebut nama sang nabi. Pelaku bersenjata berteriak, “Kami telah membalas Nabi Muhammad,” dan “Allah Maha Besar” dalam bahasa arab, seperti dilansir dari BBC News Europe.
Mengetahui penyerangan mematikan tersebut, Bernard Cazeneuve selaku Menteri Dalam Negeri Perancis turut angkat bicara. Dia mengatakan Paris saat ini telah ditempatkan pada siaga tertinggi. Begitu pula dengan sang editor yang telah menerima ancaman di masa lalu.
2. Editor Dalam Perlindungan Kepolisian
Adanya ancaman sering kali membuat korban hidup tidak tenang. Takut sewaktu – waktu ancaman tersebut datang dan merenggut nyawa. Seperti yang dialami salah satu editor Charlie Hebdo, Stephane Charbonnier telah menerima ancaman di masa lalu. Ancaman tersebut membuatnya hidup dalam perlindungan pihak kepolisian.
Selain nama Stephane Charbonnier atau yang sering dikenal dengan Charb, 3 nama editor dan kartunis lain juga menjadi korban meninggal dunia antara lain Cabu, Tignous, Wolinski serta contributor majalah Charlie Hebdo dan ekonom Prancis, Bernard Maris. Serangan yang menyebabkan korban meninggal dunia tersebut terjadi saat majalah Charlie Hebdo sedang melakukan rapat editorial.
3. Kecaman Global
Dalam situs Charlie Hebdo yang offline selama terjadi penyerangan terdapat sebuah gambar tunggal “Je suis Charlie” atau Saya Charlie pada sebuah background warna hitam. Gambar tersebut mengacu pada hashtag yang tren di Twitter untuk solidaritas dengan para korban.
Tak urung, Presiden Hollande juga angkat bicara. “Kami terancam karena kami merupakan negara dengan kebebasan,” ungkapnya pada wartawan di lokasi kejadian sambil menyerukan persatuan nasional.
4. Serangan Yang Terkutuk
Tak hanya Perancis saja yang merasa muak dengan serangan mengerikan tersebut. Negara lain pun turut mengutuk atas kekejian para pelaku penyerangan di majalah Charlie Hebdo yang menelan korban jiwa. Seperti Persiden AS, Barrack Obama yang menawarkan bantuan untuk membawa teroris ke pengadilan.
Begitu pula dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan dalam tweet: “Pembunuhan di Paris memuakkan. Kami berdiri dengan orang-orang Perancis dalam perang melawan teror dan membela kebebasan pers..”
5. Masih Dalam Investigasi
Pelaku penyerangan dengan menggunakan senjata tersebut pada awalnya diduga terdapat dua orang. Namun, Menteri Dalam Negeri Perancis, Bernard Cazeneuve menyatakan bahwa pelaku bersenjata terdiri dari tiga orang.
Sementara itu, redaksi majalah Charlie Hebdo meminta Pemerintah Perancis agar segera mengungkap penyerangan yang terjadi. Pihak kepolisian setempat masih melakukan investigasi untuk menemukan tiga orang bersenjata yang menjadi pelaku serangan tersebut. Setelah melakukan serangan, ketiga orang bersenjata kemudian lari dengan menggunakan mobil.