Hari raya Idul Adha atau sering disebut sebagai hari raya kurban adalah momen di mana umat islam bersenang-senang dan saling berbagi dengan mereka yang tidak mampu. Hari raya kurban ini sendiri memiliki cerita yang panjang terkait kehidupan nabi Ibrahim AS dan anaknya Ismail AS. Mulai kisah lahirnya sang anak, sampai perihal kambing pengganti Ismail.
Tentang si kambing pengganti, mungkin menurut kita tak ada yang begitu spesial darinya. Ia tak lebih hanya seekor hewan yang ditugaskan untuk menggantikan nabi Ismail. Tapi, tahukah kamu ternyata ada banyak keistimewaan dari sang hewan kurban. Misalnya fakta jika kambing ini merupakan hewan yang sama yang dikurbankan oleh anak nabi Adam, Habil. Tak hanya itu, masih ada fakta-fakta menarik lain mengenai sang kambing spesial.
Hewan yang sama seperti yang dikorbankan Habil
Kita semua pasti mengetahui cerita dua anak Adam yang bernama Qabil dan Habil. Meski keduanya merupakan putra Nabi, mereka punya pribadi yang berlawanan. Habil adalah pria baik-baik, sedangkan Qabil punya sifat yang buruk. Ketika keduanya memperebutkan saudara perempuan yang akan mereka nikahi bernama Labuda. Karena pertikaian tak kunjung usai, Nabi Adam menyuruh keduanya berkurban.
Habil sebagai orang baik mempersembahkan kambing yang gemuk dan layak, sedangkan Qabil hanya menyiapkan bahan pangan (gandum) dengan kualitas kurang bagus. Dari pengurbanan ini, Allah menerima hewan yang dipersembahkan Habil, untuk kemudian dibawa ke surga oleh Jibril AS dengan cara disambar api. Menurut riwayat, hewan persembahan Habil tersebut adalah binatang yang juga menggantikan Ismail ketika akan disembelih.
Hewan kurban yang dibawa dari surga oleh Malaikat Jibril
Seperti dilansir dari ceritaislami.net, diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA, hewan kurban yang menggantikan nabi Ismail adalah binatang kurban Habil yang berasal dari surga. Ia sendiri dibawa oleh malaikat jibril, sesuai dengan tugasnya sebagai penyampai wahyu kepada para nabi dan rosul. Penjelasan mengenai Ismail yang digantikan dengan hewan kurban ini dijelaskan oleh Al-quran (Ash-Shaffat: 107).
Tak banyak hewan yang memiliki derajat seperti ini. Sehingga bisa kita katakan jika kambing Ismail merupakan binatang yang sungguh spesial. Ia pun tak hanya sebagai hewan surga, tapi juga saksi atas kejadian paling diingat sepanjang sejarah, yang mana dari kejadian ini muncullah syariat untuk menyembelih hewan kurban. Bahkan dilakukan sampai hari ini.
Bentuk fisik sang kambing spesial
Dalam berbagai ceramah terkait dengan peristiwa kurban, jarang ulama yang menyebut detail tentang fisik sang kambing. Hal ini pun pastinya senada dengan bayangan kita yang menganggap si kambing ini ya hewan biasa seperti pada umumnya. Tapi, faktanya ternyata tidak demikian. Sang kambing diceritakan berfisik besar, seperti yang dikisahkan pada surat Ash Shaffat ayat 107 tadi.
Dalam ayat tersebut hanya dijelaskan dengan ‘sembelihan yang besar’, kalimat ini bisa ditafsirkan sebagai hewan besar, ada juga yang menyebutnya sebagai kambing kibasy. Meskipun disebut kambing besar, tapi tentu tidak diketahui secara pasti seberapa ukurannya. Tapi jika kita berkaca pada fisik umat nabi Ibrahim yang dikatakan besar dan tinggi, maka kambing yang dimaksud pasti ukurannya juga luar biasa.
Salah satu hewan yang akan masuk ke dalam surga
Seperti yang sudah sempat disinggung, hewan ini adalah salah satu yang berasal dari surga. Ia ditempatkan di posisi seperti ini lantaran jasanya sebagai saksi-saksi kebajikan dan kesalihan. Mulai dari masanya nabi Adam dulu sampai berlanjut ke nabi Ibrahim. Pertanyaannya kemudian adalah, ke mana kah perginya sang kambing setelah ia menggantikan nabi Ismail.
Jawabannya tak lain dan tak bukan adalah surga. Menurut sebuah riwayat, kambing nabi Ismail ini adalah salah satu hewan yang nantinya akan ditempatkan di surga. Akan tinggal di tempat terbaik, kira-kira apa yang didapatkan sang kambing ya? Tentu hanya Tuhan yang tahu. Tapi yang jelas, ia akan mendapatkan segala kenikmatan. Sama seperti manusia salih lainnya. Tak hanya sang kambing, beberapa hewan dalam cerita nabi juga dikatakan akan masuk surga. Misalnya seperti anjingnya Ashabul Kahfi, unta nabi Soleh, dan banyak lagi.
Makna kambing secara tersirat dalam tafsir
Jika kita menilik lebih dalam ke Al-quran, maka kambing kurban tersebut disebut ‘dzibhin’adzim’ yang artinya sembelihan yang besar. Banyak ahli tafsir memaknai ini sebagai binatang yang kuat fisiknya serta gemuk. Ada pula yang menyimpulkan kepada makna secara terisirat –karena memang Al-quran dipenuhi oleh simbol dan butuh penafsiran lebih.
Makna ‘sembelihan yang besar’ di sini adalah sifat kebinatangan dalam diri manusia, sehingga dengan mengurbankan hewan kita telah menyembelih segala sifat ‘hewani’ jahat dalam diri, seperti, 1). Suka menerkam hewan lain (fitnah, ghibah, membunuh orang, dsb), 2). Suka kawin (bergonta-ganti pasangan yang tidak jelas), dll. Wallahu a’lam bi al-shawab.
Begitulah fakta mengenai kambing sembelihan yang dianugerahkan Allah kepada Nabi Ibrahim untuk menggantikan posisi putra kesayangannya, Ismail. Semoga di hari raya kurban berikutnya kita bisa memberikan hal serupa seperti yang dilakukan Nabi Ibrahim, berkurban sekaligus membunuh semua sifat ‘hewani’ yang ada dalam diri kita.