Di dunia persosmed-an sekarang kayaknya makin banyak aja kalimat inspirasi yang berseliweran. Orang-orang mendadak jadi ‘motivator’ dengan berbagi pesan berisi saran dan inspirasi yang menggugah pembacanya. Nggak masalah sih, bagus malah. Bisa jadi bahan motivasi yang bagus buat orang-orang di sekitar biar bisa hidup dengan cara yang makin positif.
Yang nyebelin adalah, bunyi beberapa kalimat tersebut mulai nggak relevan. Saran yang beredar itu nggak melihat situasi dari segala kondisi. Cuman karena kedengarannya bagus dan keren, disebarlah kalimat inspiratif yang biasanya gak sinkron antara tulisan dan gambar backgroundnya itu. Ini dia beberapa diantaranya
Siapa sih yang nggak suka jalan-jalan atau travelling? Main ke luar kota, menikmati pemandangan indah, kenalan dengan orang baru. Semua itu memang pengalaman hebat yang bagus buat dicoba. Tapi kalau segala hal menakjubkan tentang travelling ini cuma diringkas jadi satu kalimat yang klise, jatuhnya ya cuma si pembuat atau orang yang ngeshare jadi kelihatan arogan. Apalagi sekarang juga udah ada kata-kata, “mungkin mainmu kurang jauh”.
Ada banyak orang yang belum sempat menikmati travelling dan alasannya bukan cuma karena sekadar berpikiran sempit, atau nggak bagus dalam memilih prioritas. Bisa saja ada masalah lain seperti saat masih muda orang tuanya kerja keras agar keluarga bisa makan, sekolah dan bertahan hidup. Kemudian setelah dewasa, mereka jadi sosok yang selalu fokus di sekolah dan bekerja keras demi hidup yang lebih baik. Mereka bukan nggak mau travelling atau nggak mau melihat dunia, tapi emang ada hal penting lain yang memang sedang mereka perjuangkan.
Travelling emang bermanfaat dan bisa bikin seseorang jadi manusia yang lebih baik. Tapi kalau insting pertama yang muncul setelah travelling adalah cepat-cepat pulang untuk cerita betapa hebat pengalamanmu dibanding teman-temanmu, maka kamu cuma sekadar pengen pamer dan belum jadi orang yang lebih baik. Jadi, silakan cerita tentang perjalanan serumu, tapi jangan berbagi gambar inspirasi tentang bagaimana berhenti kerja kemudian keliling dunia dan merasakan hidup yang sebenarnya. Karena kalau menghindari segala tanggung jawab hidup emang segampang itu, pasti sejak lama udah nggak ada yang kerja kantoran.
Kalimat Inspirasi lain yang juga banyak banget beredar adalah yang mengingatkan kita soal bahagia. Sekarang sih yang lagi trend adalah kata-kata ‘jangan lupa bahagia’. Seolah-olah bahagia itu cuma perkara pikiran bagaimana orang bisa memilih untuk bahagia atau nggak. Bagus sih, tapi otak ternyata nggak bekerja semacam itu.
Ada banyak hal yang menentukan orang bisa bahagia atau nggak. Mulai dari genetis, keseimbangan kimia tubuh, lingkungan, dan banyak lagi faktor yang rata-rata berada di luar kendali kita. Kita bisa kok mengatasi keadaan negatif dan hidup bahagia. Tapi ada banyak usahanya, mulai dari melakukan kebiasaan yang sehat, bekerja keras, dan melakukan banyak hal jangka panjang lain. Yang jelas bukan cuma dengan tiba-tiba ingat buat bahagia’.
Kalau kebahagiaan itu segampang ingat caranya bahagia, banyak orang bakal hidup senang dan nggak ada yang depresi. Kalimat inspirasi seperti itu niatnya memang bagus, tapi bagi orang depresi yang membacanya, kalimat itu cuma terkesan sebagai kata-kata sombong. Ketika seseorang mengalami depresi atau kecemasan, mungkin juga mereka mengalami masalah mental yang nggak akan bisa hilang hanya dengan ‘ingat buat bahagia’. Postingan seperti ini menyederhanakan masalah orang, dan menyederhanakan masalah mental seolah-olah sedih dan senang itu cuman ada di kepala kita.
Saat buka sosmed, ada kalimat yang ngasih saran buat kerja keras mumpung masih muda biar sukses, kemudian beberapa saat lagi ada kalimat lain yang menyarankan nggak usah kerja terlalu keras dan nikmatilah hidup biar nggak menyesal nanti waktu tua. Lah, terus mau ngikutin saran yang mana nih?
Kalau kamu jeli, kalimat seperti ini bunyinya selalu bersifat mutlak tanpa melihat latar belakang orang. Penting banget untuk menemukan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Banyak orang yang masih berjuang mendapatkan keseimbangan ini, jadi menganggapnya sebagai persoalan sesepele milih mau makan apa hari ini itu jelas nyebelin banget dan nggak mempedulikan fakta bahwa setiap orang itu punya kebutuhan yang berbeda.
Beberapa orang bisa jadi punya kepuasan yang sangat besar dengan kerja 80 jam seminggu, tapi ada juga yang ingin segera pulang begitu jam kerja selesai demi menghabiskan waktu bareng teman atau keluarga. Nggak ada yang salah dari dua pilihan tersebut, tapi kalau sampai ada orang ‘ceramah’ yang menjelekkan dua pilihan cara hidup ini, mungkin justru ada yang salah dengan kehidupan orang tersebut. Pada akhirnya, setiap orang juga bakal punya beberapa penyesalan hidup, jadi pastikan saja penyesalanmu ini nggak terlalu besar karena masih bisa mensyukuri banyak hal lainnya.
Hobi juga jadi salah satu subyek yang kena sindir lewat kalimat yang niatnya inspiratif ini. Ada yang menyindir gamer, orang yang hobi baca buku, sampai orang yang hobi traveling dengan cara membandingkannya dengan hobi lain yang dianggap lebih keren atau lebih bermanfaat.
Sebenarnya, orang yang membagikan saran inspiratif tentang hobi apa yang harus dilakukan dengan mendiskreditkan hobi lain justru patut dipertanyakan motifnya. Kemungkinan mereka cuman haus pengakuan. Orang yang benar-benar melewati waktu dengan menikmati hobinya nggak akan sempat ngeshare postingan yang mendiskreditkan hobi lain, karena mereka memang lagi sibuk menikmati hobinya dan bukan ‘menyamarkan’ keinginan biar gaya hidupnya diakui orang. Yang terpenting adalah, pastikan waktu yang kamu gunakan itu bisa membuatmu bahagia dan produktif.
Kita semua pasti udah sering baca postingan yang intinya ‘jangan mengubah diri sendiri demi orang lain’. Oke, kalimat inspiratif yang seperti itu memang bagus, tapi kemudian beredarlah kalimat inspiratif yang intinya masih sejenis, tapi sifatnya jauh lebih ekstrim. Misalnya, “aku emang ceplas-ceplos, tapi itu karena aku jujur”, atau “mending dibenci tapi jadi diri sendiri”, dan banyak lagi yang lainnya.
Saran buat menjadi diri sendiri dan nggak perlu mengubah diri itu emang bagus, kecuali kalau kamu punya masalah seperti nggak bisa ngontrol emosi, mudah marah, suka menghina, kasar, atau keburukan lain yang dimiliki. Menjadi orang dengan kelakukan buruk itu sama sekali nggak bisa dibenarkan, tapi kalimat seperti ini malah seolah membenarkan sifat dan kelakukan buruk dengan pandangan, “ya seperti inilah aku”.
Manusia memang selalu punya kekurangan dan nggak ada yang sempurna. Tapi dalam hidup, kita juga perlu mencari tahu kekurangan tersebut, mengakuinya, dan memperbaikinya. Sementara itu, postingan seperti gambar di atas cuma membenarkan tingkah arogan yang dimiliki manusia saja. Nyaman dengan diri sendiri itu sangat bagus. Tapi terlalu nyaman sampai nggak mau memperbaiki kekurangan ya sombong namanya.
Hidup itu nggak sesederhana kalimat atau quote inspiratif yang ada di dunia maya. Ada banyak hal yang terjadi sehingga kita nggak bisa menyamaratakan semua orang dan menjadikan kalimat inspiratif seperti yang sudah disebutkan sebagai panduan dalam menjalani hidup. Bagaimana menurutmu?
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…