Hidup sehat dan serba ada seringkali membuat kita lupa akan pemberi nikmat tersebut. Tak jarang dari kita menghabiskan hari-hari dengan foya-foya dan menghabiskan uang yang kurang bermanfaat.
Namun, apa yang terjadi jika kita sudah jatuh sakit atau diuji kemiskinan? Kita pastinya mengeluh dan mengatakan kepada dunia bahwa hidup ini tidak adil. Padahal banyak juga dari mereka yang hidupnya lebih sulit, namun tetap bersyukur dengan keadaannya tersebut. Salah satunya kakek tua renta penjual jeruk asal Malang ini.
Jika kita lihat dari kejauhan, ia tampak seperti penjual lainnya yang menjajakan dagangannya. Namun, jika Anda melihat dengan dekat dan berkomunikasi dengan kakek tersebut, ia hanya akan bisa meraba-raba atau menunduk. Mengapa? Kakek ini mengidap katarak akut yang mengakibatkan dirinya tidak bisa melihat dengan jelas lagi sehingga membutuhkan bantuan kacamata.
Tampak, sesekali ia mengusap matanya yang sering berair. Ia hanya bisa jongkok atau duduk saat menunggu pembeli datang. Kakek ini berdagang dengan bermodalkan dua keranjang besar untuk tempat buah dagangannya dan juga kresek untuk wadah buahnya saat pembeli tertarik membeli buah jeruknya tersebut.
Ia menjual jeruknya di area pelataran Pasar Besar Malang dekat dengan Swalayan Altara. Ia mematok harga jeruknya seharga 20.000 rupiah untuk tiap 2 kilogram jeruk yang dibelinya. Sedangkan untuk 3 kilogram jeruk ia akan memberi harga diskon yaitu hanya 25.000 rupiah saja. Berapa pun yang ia dapat, ia percaya bahwa itulah rezeki yang di dapat dari sang kuasa.
Jikalau ada yang membeli dagangannya ia hanya bisa meraba jeruk-jeruknya dan juga plastik kresek untuk wadah dagangannya tersebut lantaran penglihatannya kabur. Alangkah mirisnya kondisi kakek ini. Namun, ia tak pernah sedikitpun mengeluh dan tetap semangat menjual jeruk meski keadaanya yang tidak bisa melihat. Ia hanya berharap bahwa dagangannya laris sehingga ia bisa menghidupi keluarganya.
Untuk hidup sehari-hari, ia tidak bisa mengandalkan hasil berjualan jeruknya. Pendapatan dari menjajakan buah di pelataran tidak menentu tiap harinya. Banyak sekali pesaing dari pedagang-pedagang lain yang mempunyai lapak dan lebih menarik dari pada miliknya. Pendapatan yang tidak pasti membuatnya kesulitan untuk makan setiap hari, apalagi untuk menyembuhkan mata kakek ini yang terkena katarak stadium akut.
Katarak akut yang ia derita memang susah untuk disembuhkan. Jikalau berobat ke dokter untuk penyembuhan kataraknya tersebut pastinya membutuhkan biaya yang tak sedikit. Tak mungkin mengandalkan penghasilan berjualan jeruk untuk menyembuhkan kataraknya yang sudah akut tersebut.
Meski dengan kondisi yang tidak bisa melihat, ia tetap harus berjuang demi mendapatkan sesuap nasi untuk menyambung hidup. Hidup memang keras tetapi ia harus tetap bertahan karena ini ujian kesabaran dari sang pencipta.
Bagaimana? Harusnya kita selalu bersyukur dengan keadaan kita saat ini yang jauh dari kesulitan. Masih banyak dari mereka yang tidak bisa makan tiap harinya. Jika mempunyai rezeki lebih, lebih baik Anda menyisihkan sebagian untuk orang-orang yang membutuhkan seperti kakek ini. Jangan lupa juga untuk tetap bersyukur di setiap kesempatan kepada sang pencipta dalam setiap kondisi. Semoga ada keajaiban yang besar untuk membuat kakek ini sembuh dari katarak.