Kabut yang disebabkan oleh polusi sepertinya tidak bisa kita remehkan lagi. Pasalnya, kabut tersebut bisa berdampak buruk bagi makhluk hidup yang berada di sekitarnya. Apalagi untuk anak kecil dan juga hewan yang tidak tahu akan bahaya dari asap-asap tersebut.
Banyak kota di Indonesia dan bahkan negara-negara luar yang mengalami hal tersebut. Parahnya, salah satu dari negara yang dimaksud memberikan efek mengerikan bagi masyarakatnya. Wah, kabut apa saja dan bagaimana dampaknya ya? Yuk simak ulasan di bawah ini.
Kabut asap yang akibatkan hidung dan mata berdarah
Polusi yang dibiarkan terlalu lama bisa memberikan dampak mengerikan kepada makhluk hidup. Salah satunya seperti yang terjadi di Bangkok, Thailand. Kabut ini diperkirakan oleh pemerintah Thailand disebabkan oleh asap pabrik. Diberitakan oleh World of Buzz, jika kabut yang menyelimuti Kota Bangkok ini telah membuat dua orang mengalami hidung dan mata berdarah.
Di akun media sosialnya, wanita bernama Nutthawut Sirichainarumit membagikan foto dan ceritanya. Bahwa ia mengalami bersin tak berhenti-henti dan akhirnya mengeluarkan darah yang cukup banyak dari hidungnya. Kemudian ada lagi yaitu Khun Songsamut yang mengalami pendarahan di matanya dan juga bronkitis akut. Melihat dampak yang sangat mengerikan ini, pemerintah Thailand berusaha memerangi polusi tersebut dengan berbagai cara.
Kabut beracun yang disebabkan petasan
Di New Delhi, India beberapa waktu lalu diserang oleh kabut yang sangat beracun. Dipetik dari The Guardian, asap tersebut bermula dari perayaan Diwali yang selalu menggunakan petasan untuk memeriahkannya. Namun tak disangka-sangka, kalau petasan tersebut nyatanya bisa memenuhi seluruh Kota New Delhi dan membuat warganya tak berani keluar rumah.
Badan Pusat Pengendali Polusi India menyebutkan jika asap tersebut dapat mengakibatkan sakit jantung, infeksi saluran pernapasan akut dan kanker paru-paru. Ini ditambah lagi dengan kondisi udara di India yang memang sudah kurang sehat dari dulu. Hal tersebut pemicunya adalah dari asap kendaraan. Maka dari itu, Pemerintah India berniat untuk menghentikan penggunaan kendaraan pribadi di New Delhi.
Kebakaran hutan yang mengandung karbon organik dan logam berbahaya
Kebakaran hutan yang ada di beberapa daerah di Indonesia, ternyata mengandung partikel berbahaya. Khususnya hutan yang berada di lahan gambut. Pasalnya, dari tanah lembek tersebut jika terbakar akan menghasilkan beberapa senyawa karbon organik dan juga partikel logam. Ya bisa kalian bayangkan bagaimana jika asap tersebut terhirup oleh manusia.
Pernyataan itupun diamini oleh Dosen Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB, Puji Lestari. Setelah ia meneliti kebakaran hutan yang terjadi dari tahun 2010 hingga 2015, dirinya menganggap asap tersebut hanya mengandung 80% udara. Sisanya adalah karbon organik seperti Karbondioksida (CO2), Nitrous Oksida (N2O), Nitrogen Oksida (NOx), dan Karbon Monoksida (CO). Selan itu, ada unsur lain yang lebih berbahaya yaitu partikulan logam berat (Krom (Cr), Kadmium (Cd), dan Nikel (Ni)). Kalau sudah terhirup, maka dapat membuat bayi meninggal, sesak nafas dan juga kanker paru-paru jika telah mengendap di tubuh minimal lima tahun lamanya.
Polusi pembakaran batu bara yang sumbang 10 ribu orang meninggal di London
Hal mengejutkan datang dari temuan baru yang disampaikan oleh Jurnal Environment Health Perspective. Partikel dari bahan bakar batu bara diketahui memiliki dampak berbahaya dibandingkan polutan lainnya. Bahkan pembakaran batu bara dianggap bisa menyebabkan kematian jika asapnya dihirup oleh semua makhluk hidup.
Itu sudah dibuktikan dengan peristiwa yang terjadi di London tahun 1952. Di mana pada saat itu, banyak mesin yang dijalankan menggunakan bahan bakar batu bara. Tapi, baru empat hari diterapkan, asap dari batu bara ini membunuh sekitar empat ribu warga London meninggal. Lalu ada enam ribu orang lainnya yang meregang nyawa satu tahun setelahnya karena menghirup asap dari hasil pembakaran tersebut.
BACA JUGA : 5 Alasan Mengapa Kabut Asap di Indonesia Harus Segera Dihilangkan!
Demikianlah kabut asap yang bisa menimbulkan bahaya bagi penghirupnya. Bisa dikatakan kalau faktor penyebab dari kabut di atas adalah ulah manusia. Maka dari itu, sebaiknya kita segera menyadari untuk mengurangi asap-asap yang sekiranya timbul dari kegiatan sehari-hari. Misalnya berkendara, asap dapur rumah tangga dan juga merokok. Kalau bukan diri sendiri yang mengurangi polusi udara, ya siapa lagi..