Tagar #SavePalembang menjadi trending topic di Twitter pagi ini. Pasalnya, kabut asap akibat kebakaran hutan yang melanda Sumatera Selatan semakin menebal. Pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahkan mengatakan kalau asap kali ini adalah yang paling ekstrem selama karhutla.
Seperti yang kita ketahui kalau Palembang merupakan wilayah yang hutannya cukup lebat. Jika Riau sudah mencabut tanda siaga karena kebakaran yang terjadi beberapa waktu lalu, Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumsel yang bersumber dari Satelit Lapan disebutkan jumlah titik panas pada Senin (13/10/2019) mencapai 732 titik, dengan titik panas terbanyak di Kabupaten Ogan Komering Ilir yang berjumlah 437 titik. Sementara sebelumnya, pada Jumat, total berjumlah 417 titik, seperti dilansir dari suara.com.
Asap ekstrem yang mengganggu kegiatan sekolah
Kebakaran hutan yang ada di wilayah Sumatera Selatan didukung oleh kemarau berkepanjangan, dan tidak turunnya hujan dalam kurun waktu berbulan-bulan. Titik panas terbanyak ada di Kabupaten Ogan Komering Ilir yang berjumlah 437 titik. Alhasil berbagai kegiatan terhenti. Sejumlah sekolah yang seharusnya masuk pukul 07.00 diundur menjadi 08.00.
Keluhan ini dialami oleh para orang tua dan guru yang akan mengantarkan putra-putri mereka ke sekolah. “Saya selalu ke luar rumah pukul 06.00 WIB karena ada jadwal senam, sempat terkejut juga karena jarak pandang hanya 10 meter. Sangat terasa, apalagi saya pakai sepeda motor,” Seperti yang dikatakan oleh guru olahraga bernama Tina, dolansir dari Antara.com.
Dibatalkannya sejumlah jadwal penerbangan
Kabut asap tak hanya membuat gusar orang-orang yang mengantarkan anaknya pergi ke sekolah saja. Hingga saat berita ini ditulis, ada sekitar tujuh penerbangan di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Sumatera Selatan yang ditunda pada Senin pagi ini, 14 Oktober 2019.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang Bambang Beny Setiaji mengatakan, penerbangan ditunda akibat tebalnya kabut asap. Sebagai antisipasi daripada terjadi hal-hal yang tak diinginkan, makanya penerbangan dicancel dahulu hingga waktu kondusif.
Pengiriman heli Riau untuk padamkan api di Sumsel
Asap yang ada di Sumsel dinilai paling ekstrem selama kebakaran hutan yang terjadi beberapa waktu lalu. Oleh karenanya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berinisiatif dengan mengirimkan beberapa unit helikopter ke Sumatera Selatan.
Hingga kini, ada sekitar 10 unit keseluruhan heli yang sudah dikirim, 8 helikopter dioperasikan untuk water bombing, sementara dua unit lainnya digunakan untuk patroli. Selain bantuan heli, ada juga Teknik Modifikasi Cuaca (TMC) agar terjadinya hujan, sehingga membantu dalam pemadaman api.
BACA JUGA: Setelah Kebakaran Hutan, Warga Sumsel Turun Mencari Harta Karun Sisa Kerajaan Sriwijaya
Dampak dari kabut asap ini adalah napas menjadi sesak, mata perih, dan yang paling berbahaya adalah masyarakat bisa terkena Infeksi Saluran Parnapasan Akut (ISPA). Semoga saja, segala tindakan pemerintah ini membuahkan hasil ya. Sehingga Palembang dan sekitarnya bisa segera kondusif.