Selama ini yang kita tahu seluruh bumi pertiwi merupakan mantan jajahan Belanda selama 350 tahun lamanya. Selama itu pula rakyat Indonesia dibuat sangat menderita. Nenek moyang kita di zaman dulu, tentu kenyang dengan Kerja paksa, dan penyiksaan Belanda yang membabi buta.
Namun, siapa sangka jika tidak semua wilayah di Indonesia menjadi bahan bulan-bulanan penjajah? Adalah Kabupaten Buton, yang berada di sebelah kanan Pulau Sulawesi Tenggara. Satu-satunya lokasi yang tak pernah berada di bawah kendali Belanda. Bagaimana bisa? Begini ulasannya.
Wilayah yang dianggap kuat oleh Belanda
Di zaman dahulu, di lokasi ini berdiri sebuah kerajaan yang cukup kuat kekuasaannya. Kerajaan ini ada sejak abad ke 12. Buton sendiri memiliki wilayah yang luas, mencakup Wakatobi, Bau-bau hingga kabupaten Buton. Pusat pemerintahannya berada di Benteng Keraton.
Sekitar tahun 1600-an, negara-negara Barat seperti Belanda dan Portugis melakukan ekspansi ke Maluku. Rupanya, kapal-kapal mereka juga singgah di Buton terlebih dahulu. Namun, tidak ada sejarah Belanda menduduki Buton, apalagi memaksa rakyatnya untuk bekerja. Kenapa demikian? Rupanya, hal itu disebabkan karena dulunya Buton merupakan kerajaan yang cukup kuat, hingga Belanda pun tak berani macam-macam dengan wilayah tersebut.
Dulunya Buton merupakan negara sendiri
Jauh sebelum terbentuknya Indonesia, Buton merupakan kerajaan yang memiliki sistem pemerintahan terdiri dari raja, perdana menteri, tentara dan juga rakyat seperti halnya negara monarki. Kerajaan Buton selalu membangun relasi yang baik terhadap kapal-kapal negara asing yang melintasi perairannya.
Penjagaan mereka juga cukup kuat dalam mengusir para pembajak yang merisaukan para pelaut. Seiring dengan masuknya agama Islam yang dibawa oleh orang-orang Arab, kerajaan Buton pun berganti nama menjadi Kesultanan Buton, sejak masa pemerintahan Murhum Sultan Kamuddin Khalifatul Khamis di tahun 1538.
Wilayah yang akhirnya bergabung dengan Indonesia
Di wilayah Buton, begitu banyak benteng-benteng yang bentuknya mirip dengan benteng Belanda. Bangunan tersebut memang dibangun atas bantuan Belanda. Namun, bukan untuk berperang, melainkan untuk memantau kapal-kapal yang datang.
Buton juga dikenal sebagai wilayah yang memiliki benteng terluas di dunia versi Guinness World Records. Pada tahun 1960 adalah masa terakhir Buton dipimpin oleh seorang Raja. Sebab, setelahnya Indonesia resmi merdeka, Presiden Indonesia Ir. Soekarno datang langsung ke Buton untuk meminta Buton menjadi bagian dari Indonesia. Permintaan tersebut rupanya disambut baik. Akhirnya, pada tahun 1965, wilayah Buton resmi menjadi bagian dari Indonesia.
Kabupaten Buton saat ini
Dulunya, kerajaan Buton merupakan sahabat dari negara Belanda. Di wilayah ini banyak sekali benteng peninggalan Belanda yang saat ini dimanfaatkan sebagai destinasi wisata. Di dalamnya juga masih ada beberapa rumah penduduk asli peninggalan keraton Buton.
Pesona khas tersebut yang menjadi salah satu daya tarik Buton di mata wisatawan lokal maupun asing. Soal alam, wilayah Buton tak perlu ditanya, banyak sekali deretan pantai-pantai cantik. Kabupaten Buton juga masih rutin menyelenggarakan Pagelaran Festival Tua yang menampilkan 10.000 penari tradisional.
Itulah sedikit tentang Buton, satu-satunya bagian dari Indonesia yang tak pernah terjajah oleh Belanda. Dari sejarah tersebut, mungkin kita bisa belajar bahwa cara agar tidak terjajah oleh negeri lain hanyalah ketika kita memiliki pertahanan yang kuat. Bersyukurlah karena Indonesia saat ini memiliki TNI dan beberapa pasukan khusus yang bikin negara asing mikir-mikir lagi kalau ingin macam-macam.