Pada umumnya, ilmuwan Indonesia seringkali tak dihargai di negeri sendiri. Seperti yang kita tahu, sebagian besar dari mereka malah menjual penemuannya ke luar negeri dan meneruskan cita-cita besarnya di sana. Di sisi lain, banyak sekali warga Indonesia yang tak tahu cerita aslinya, namun malah tidak terima dan menghujat para penemu itu karena tak mau berkarir di Indonesia saja.
Agar tak seperti itu, Boombastis.com akan mengajak boombers sekalian untuk mengenal salah satu ilmuwan senior yang sekarang sudah berkiprah di Negeri Sakura. Hal yang sama juga terjadi padanya ketika akan mengajukan penelitian di Indonesia. Untuk lebih lengkapnya, simak di ulasan berikut ini yuk.
Latar Belakang Keluarga yang Mirip dengan Habibie Sang Ilmuwan
Mungkin sebagian besar dari kita mengenal sosok Habibie sebagai seorang mantan Presiden. Padahal, jauh sebelum itu, dirinya merupakan seorang yang lihai dalam bidang akademik. Bahkan penelitiannya pun dicintai oleh negara Jerman. Ternyata, latar belakang keluarga Pak Josh—panggilan akrab Josaphat Tetuko Sri Sumantyo, tak jauh berbeda dengan Habibie.
Ia lahir di keluarga militer, khususnya Angkatan Udara. Ayahnya merupakan seorang TNI AU, sekaligus sosok yang memperkenalkan tetek bengek pesawat kepada Pak Josh. Berbeda dengan Habibie yang tertarik dengan mesin pesawat, Pak Josh lebih penasaran dengan teknologi radar.
Kecintaannya Terhadap Teknologi Radar yang Tak Memudar
Meski seringkali mendengar kata radar dalam percakapan sehari-hari, belum tentu kita mengetahui arti harfiahnya. Radar merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi jarak, kecepatan, dan arah benda yang bergerak atau diam. Nah, biasanya radar ada dalam system penerbangan serta pelayaran.
Dilansir dari Kompas.com, Pak Josh sudah jatuh cinta dengan radar semenjak usianya baru 4 tahun. Kala itu, ia diajak berkeliling kantor ayahnya dan menemukan sesuatu yang sungguh membuatnya penasaran. Alhasil, penasaran yang berujung cinta itu terus dipupuk dan dikembangkan menjadi sebuah cita-cita. Setelah lulus SMA, ia pun berusaha mencari kampus yang fokus mempelajari teknologi radar hingga ke luar negeri.
Berburu Beasiswa Hingga ke Negeri Sakura
Bukan tidak cinta Indonesia, sayangnya, pada tahun 1990an, belum ada kampus yang memiliki fokus bahasan radar seperti yang dikejar oleh Pak Josh. Alhasil, ia mengajukan beasiswa ke Jepang untuk menempuh pendidikan di Kanazawa University.
Terbukti, selama 4 tahun menekuni bidang tersebut, ia menjadi satu-satunya orang yang berhasil menciptakan radar bawah tanah. Tak puas sampai di situ saja, ia melanjutkan pendidikannya hingga strata 3 untuk memperdalam ilmu radar yang sudah dikantonginya.
Penemuan-penemuan Pak Josh yang Membuka Mata Dunia
Rupanya, pria kelahiran 25 Juni 1970 ini tak main-main dengan bidang yang dicintainya. Buktinya, ketika berhasil menciptakan radar bawah tanah, ia melakukan banyak penelitian yang memukau mata dunia. Bahkan, dari situ ia mendapat banyak julukan seperti “Academy of Octopus” dan “The Smiling Professor.”
Berkat penelitiannya tersebut, Pak Josh pun ditawari banyak kampus di berbagai belahan dunia untuk menjadikan dirinya sebagai salah satu pengajar di sana. Ia mengaku tak pernah mengikuti open recruitment untuk pengajar, namun tawaran itu terus saja datang. Alhasil, ia memilih Chiba University di Jepang untuk membagikan ilmunya.
Impian Kecil Pak Josh untuk Tanah Air Tercinta
Setelah berhasil berkarya di negeri orang, pastilah ia tak melupakan kampung halamannya. Melihat masih banyak anak muda Indonesia yang tertarik dengan bidang teknologi radar tapi tidak memiliki tempat untuk menuntut ilmu, ia pun berinisiatif untuk membuat yayasan yang bernama Pandito Panji Foundation.
Yayasan yang dinamai persis dengan nama anaknya itu difungsikan untuk memfasilitasi anak muda Indonesia yang ingin memperdalam ilmunya, tentu dengan beasiswa-beasiswa yang mumpuni. Ia pun berharap agar generasi muda Indonesia bisa mengejar ketertinggalan dari bangsa lain, menurut Pak Josh salah satu caranya adalah melalui edukasi dan riset.
Meski banyak ilmuwan yang menyerah, ketika penelitiannya ditolak di negeri sendiri, namun sosok seperti Pak Josh ini juga nggak kalah banyak jumlahnya. Mereka yang memang berdedikasi tinggi terhadap pendidikan serta ingin mengangkat kualitas generasi muda Indonesia. Semoga saja, masih banyak Pak Josh-pak Josh lain di luar sana yang menyediakan kesempatan untuk kids zaman now menuntut ilmu setinggi-tingginya.