Beberapa waktu lalu, salah satu forum terbesar di Indonesia sempat heboh dengan berbagai foto wanita pemakai hijab yang masih menonjolkan bentuk tubuhnya. Wanita-wanita dalam foto itu memakai hijab, namun pakaian yang digunakan sangat ketat hingga menonjolkan bagian dada. Mereka dikenal dengan istilah jilboobs, yaitu jilbab dan boobs (payudara).
Banyaknya foto yang beredar dan fakta bahwa fenomena ini ada di sekitar kita membuat banyak orang prihatin. Pemakaian hijab seharusnya longgar dan menutup dada, maka munculnya istilah jilboobs seolah menyindir fenomena ini.
Berbagai komentar langsung bermunculan, sebagian menyindir model busana seperti ini yang dinilai jauh dari apa yang dianjurkan oleh Islam. Bahkan banyak komentar yang mengatakan model pakaian seperti ini sangat memalukan karena seperti tidak memakai baju. Tak heran jika fenomena jilboobs menjadi perbincangan di berbagai forum dan media sosial. Banyaknya wanita berhijab yang tak sadar pada fenomena ini dinilai karena mereka masih belajar.
Dilansir oleh merdeka.com, Rabu (6/8), Sosiolog UIN, Syarif Hidayatullah menanggapi bahwa mereka yang masih belum memakai hijab secara syari dikarenakan mereka masih belajar. Mereka tidak bisa disalahkan karena tidak semua wanita langsung memakai hijab syari ketika memutuskan berhijab. Butuh proses perlahan hingga pakaian yang dipakai sesuai dengan anjuran dalam Islam.
Masih menurut pakar psikologis UIN, pemakai hijab yang kurang sesuai ini biasanya adalah remaja atau wanita muda yang masih ingin berkreasi dengan fashion. Namun Syarif tetap berpesan agar para wanita pemakai hijab tetap santun berbusana agar tidak menimbulkan birahi laki-laki.
“Ini sisi perbedaan dari kaum muda yang punya kreasi baru. Sebaiknya tidak menonjolkan hal-hal yang bisa memancing birahi dari laki-laki,” ujarnya.