Dalam cerita-cerita sejarah kita selalu dipuaskan akan kisah-kisah para panglima perang heroik. Entah itu Jenderal Soedirman, Khalid bin Walid, Alexander Agung, dan masih banyak lagi yang lainnya. Biasanya, selalu ada kesamaan antara para tokoh-tokoh ini. Misalnya sosoknya yang pemberani, jenius strategi dan yang sifat penting lainnya seperti rela berkorban demi prajurit dan juga apa yang diperjuangkannya. Tapi, setiap sifat selalu ada pasangannya, ketika kita membahas tentang jenderal pemberani dan sukses, pasti juga akan ada para pimpinan perang yang mentalnya cupu dan selalu gagal.
Sejarah mencatat banyak nama dalam untuk kategori yang bisa dibilang memalukan ini. Kisah-kisah jenderal ini diceritakan bukan untuk membuka aib mereka, namun sebagai pelajaran tentang menjadi pemimpin besar yang tak pernah mudah. Harus punya kualifikasi dasar serta kemampuan yang jauh melebihi anak buahnya.
Berikut adalah deretan jenderal-jenderal terburuk sepanjang sejarah yang bikin negaranya malu luar biasa.
1. Philippe VI
Tak dipungkiri jika Perancis adalah salah satu bangsa terhebat di Eropa. Salah satu buktinya adalah negeri jajahan mereka sangat luas, meliputi Afrika, Kanada, dan sebagian kecil Asia. Namun, ada masa di mana Perancis begitu miris. Hal tersebut terjadi di zaman komandan terburuk mereka bernama Philippe VI.
Salah satu bukti jika Philippe VI adalah komandan terburuk adalah gagalnya Perancis di Perang Crecy. Perang yang terjadi pada tahun 1346 ini sebenarnya sangat mungkin dimenangkan Perancis. Pasalnya, pasukan Perancis begitu jumawa dengan jumlah. Sedangkan, Inggris yang menjadi lawannya kala itu tidak sampai setengah jumlahnya. Namun, pertempuran lebih condong ke Inggris yang kala itu sudah menggunakan persenjataan yang cukup canggih. Philippe VI panik ketika tahu pasukannya ternyata terdesak.
Dengan gegabah Philippe memaksa 4000 pemanah silangnya untuk maju. Namun, sia-sia karena pemanah Inggris bisa menaklukkan mereka. Ketakutan, pemanah Perancis kabur, dan mirisnya Philippe kesal dan menyuruh para knight-nya membunuh para pemanah yang kabur. Pada akhirnya, Philippe harus menahan malu karena dalam pertempuran ini ia kehilangan belasan ribu pasukannya.
2. Darius III
Persia adalah salah satu kerajaan terbesar yang pernah ada di muka Bumi. Di masa kejayaannya, kerajaan ini punya wilayah memanjang dari Asia sampai menyentuh Yunani. Namun, lambat laun ketika Persia dipimpin oleh raja-raja yang tidak kompeten, kejayaan mereka pun runtuh. Darius III adalah nama raja Persia dengan rekor paling buruk sepanjang sejarah mereka.
Darius III mengawali kiprahnya dengan menghadapi Alexander Agung yang jumawa itu. Banyak pertempuran terjadi, namun tak sekalipun Darius muncul. Selama selang satu setengah tahun, pertempuran antara Persia dan pasukan Alexander berlangsung, dan bolak-balik pasukan Darius dibantai. Darius juga tak pernah benar-benar memimpin perang, selain lebih sering kabur di beberapa pertempuran besar.
Hingga akhirnya tak butuh lama bagi Alexander untuk menguasai Persia gara-gara rajanya seperti ini. Persia pun dikuasai si panglima Macedonia. Darius III masih dalam pelariannya, namun pada akhirnya ia dikhianati pengikut setianya yang menjadi penghujung cerita sang raja terakhir Persia.
3. Antonia Lopez De Santa Anna
Santa Anna mungkin adalah contoh buruk bagi seorang jenderal kekinian. Pasalnya, ia tak hanya minim skill berperang, tapi juga punya sifat egonya yang besar. Santa Anna adalah tokoh populer di Perang Texas di mana ia menerima kekalahan telak yang memalukan.
Kisahnya dimulai ketika ia mencoba menaklukkan Texas, di mana saat itu orang-orang di sana melakukan pemberontakan. Texas masih jadi bagian dari Meksiko saat itu dan Santa Anna bertugas mengembalikan stabilitas negara. Sebenarnya peperangan ini cukup enteng, apalagi yang dihadapi Anna hanyalah sekitar 250 orang. Kalah jauh jika dibandingkan infanterinya yang mencapai 2400an orang. Namun, karena kepongahan dan kelalaiannya, Santa Anna menerima konsekuensi buruk.
Ia dipukul dengan telak dalam perang tersebut dan kehilangan sekitar 600an orang. Santa Anna pun mundur agak jauh namun masih dapat terkejar oleh pasukan Texas. Hingga akhirnya seluruh pasukan Santa Anna berhasil dibantai dan sang pimpinan pun ditangkap.
4. Marcus Licinius Crassus
Romawi mungkin bangsa gila perang yang raihannya fantastis. Namun, sehebat-hebatnya sebuah bangsa, pasti pernah mengalami kekalahan memalukan. Bagi Romawi, tak ada hal yang lebih memalukan selain kalahnya mereka oleh Persia. Marcus Licinius Crassus adalah yang patut disalahkan atas kejadian memalukan ini.
Saat itu, Crassus melakukan kampanye militer sampai ke Persia dengan sekitar 50 ribu pasukan. Namun, satu kesalahan fatal membuatnya harus malu dan hidupnya berakhir tragis. Ketika itu ia dengan mudahnya kena tipu muslihat salah satu prajurit Persia dan berhasil terpancing untuk dibawa ke sebuah area. Namun, seperti yang bisa kamu duga, sesampainya di tempat tadi, pasukan Persia sudah menunggu dan kemudian melakukan serangan membabi buta.
Lantaran tidak siap, pasukan Crassus pun kocar kacir. Pada akhirnya ia kehilangan sekitar 60 persen tentaranya, sedangkan ia pun juga jadi korban dari strategi gegabahnya yang tanpa perhitungan itu.
5. Alexander Samsonov
Samsonov mungkin seorang perwira militer, namun dalam praktiknya sang jenderal Rusia ini ibarat tentara magang. Hal tersebut terbukti saat ia ditugaskan untuk menghadang Jerman di awal-awal Perang Dunia I. Sejak awal Samsonov sudah gemetaran, namun hal ini tidak diindahkan oleh banyak orang karena status jenderalnya membuat semua orang percaya. Apa yang terjadi selanjutnya sungguh mengejutkan.
Samsonov benar-benar berhadapan dengan Jerman, namun lantaran minim pengalaman, ia tak tahu apa yang harus dilakukan dan perintah apa yang harus dikeluarkan. Jerman pun tanpa babibu langsung menghajar Samsonov dengan tentaranya sekaligus. Semua pasukan sang jenderal tewas dan Samsonov sendiri dikabarkan bunuh diri.
Keberadaan seorang pemimpin cakap sangat berpengaruh besar terhadap bawahan. Makanya, biasanya seorang pemimpin dipilih dengan syarat yang ketat dan super susah. Jika menjadi pemimpin hanya karena keturunan atau hasil tidak jujur, maka yang terjadi adalah apa yang dialami oleh deretan jenderal di atas. Tak hanya menelan kekalahan menyakitkan, tapi juga membuat malu negara.