Beberapa hari terakhir, dunia sempat dihebohkan dengan bermunculannya ratusan mayat di tepian Sungai Gangga, India. Kemunculan mayat tersebut lantaran permukaan air Sungai Gangga naik. Hal itu terjadi akibat hujan monsun tahunan yang menggenangi sungai.
Naiknya permukaan air menghanyutkan pasir, sehingga mayat-mayat yang terkubur kembali muncul ke permukaan. Atas kejadian ini, polisi India langsung menyelidiki penyebab ditemukannya mayat yang terdampar di tepian Sungai Gangga. Jenazah dari manakah yang memenuhi Sungai Gangga ini? Biar nggak penasaran, simak terus ulasan berikut.
Melansir dari BBC, mayat-mayat itu terdampar di Gahmar, Uttar Pradesh selama beberapa hari terakhir. Dikarenakan fenomena ini, tindakan kremasi dilakukan oleh berbagai pihak. Dalam tiga minggu terakhir, dikabarkan sekitar 150 mayat telah dikremasi dan masih tersisa sekitar 500-600 mayat yang ada di Sungai Gangga.
Menurut penuturan Neeraj Kumar Singh, pejabat setempat kepada AFP, mereka tidak mengenali mayat-mayat tersebut. Cakupan wilayah ditemukannya mayat tersebar cukup luas. Penemuan ini berada dalam lingkup satu kilometer dan perkiraan ada 500-600 mayat. Pemerintah India langsung mengambil tindakan pencegahan untuk menangani mayat-mayat ini.
Diyakini banyak pihak mayat-mayat tersebut merupakan korban dari lonjakan Covid-19. Pada bulan April sampai Mei lalu setelah mayoritas umat Hindu di India mengikut ritual Kumbh Mela. Mereka meyakini bahwa ritual mandi di Sungai Gangga ini dapat menyelamatkan mereka dari Covid-19. Terlihat banyak di antara mereka berkeruman menghadiri tanpa menggunakan masker. Angka infeksi Covid-19 di negara tersebut naik, ribuan orang dinyatakan terinfeksi Covid-19 setelah menghadiri kegiatan tahunan yang merupakan festival keagamaan terbesar di dunia.
Sampai saat ini angka kematian di India dicurigai melebihi angka satu juta, berkali-kali lipat dari jumlah resmi yang dilaporkan. Pemerintah India sendiri secara resmi menyebut angka kematian Covid-19 di India berjumlah sekitar 400.000 kematian. Kecurigaan dari berbagai pihak bermunculan berkaitan penemuan mayat-mayat di Sungai Gangga.
Kebanyakan warga juga memilih cara menghanyutkan mayat ke Sungai Gangga karena tidak mampu melakukan kremasi. Biaya ketika melaksanakan kremasi melonjak naik, berkali lipat sampai 15.000 rupe atau sekitar Rp2,9 juta. Hal ini cukup menyulitkan bagi warga miskin India, terutama dalam keadaan ekonomi di masa pandemi seperti sekarang.
Pemerintah India membantah tudingan bahwa mayat yang bermunculan terapung di Sungai Gangga merupakan korban Covid-19. Disebutkan bahwa mayat-mayat tersebut tidak ada kaitannya dengan Covid-19 yang melonjak beberapa waktu lalu. Menurut mereka, mayat tersebut bisa dari penyakit lain atau mayat yang sengaja dihanyutkan ke sungai.
Pemerintah sendiri mengkhawatirkan atas praktik pembuangan mayat ke Sungai Gangga. Mereka akan melakukan patroli polisi sungai kedepannya, sekaligus mencari sisa-sisa mayat yang masih terapung. Rencana pembagian bantuan berupa uang juga akan dilaksanakan untuk membantu warga miskin melakukan kremasi atau penguburan kepada mayat keluarga mereka.
Angka kematian yang tinggi menimbulkan permasalahan baru, yaitu asap tebal yang menyelimuti langit India. Daerah seperti New Delhi dilaporkan mengalami kenaikan tingkat polusi udara yang tidak sehat selama gelombang kedua Covid-19 berlangsung. Hal ini dipicu proses kremasi dengan jumlah yang sangat banyak. Beberapa peniliti mengatakan proses kremasi di ruang terbuka dengan menggunakan kayu, selain menimbulkan asap tebal dapat menghasilkan sejumlah karbon monoksida. Hal ini dianggap berbahaya bagi anggota tubuh khususnya pada pernafasan.
Selain itu, polusi udara yang tinggi bisa meningkatkan infeksi Covid-19 dan menimbulkan berbagai masalah baru lain.
BACA JUGA: Tak Hanya Tsunami COVID-19, Mengenal Jamur Hitam Si Penyakit Menular yang Mengancam India
Cukup pelik rasanya membaca apa yang terjadi di India saat ini. Semoga pandemi ini segera berakhir dan tragedi ini tidak terulang lagi. Diharapkan setiap dari kita tetap waspada karna penularan Covid-19 masih bisa terjadi kapan saja. Kita diwajibkan untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan. Seperti menjaga jarak, menggunakan masker, dan mencuci tangan dengan sabun dengan air mengalir. Serta terus menjaga keluarha di rumah agar selalu menjaga kebersihan ya!
Akhirnya kejadian, seorang petugas pemadam kebakaran Depok gugur ketika melakukan tugasnya. Dia adalah Martin Panjaitan,…
Menjelang pemilu yang semakin dekat, sejumlah daerah mengadakan debat calon kepala daerah untuk memperkenalkan visi…
Kasus penahanan seorang guru bernama Supriyani di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, menjadi sorotan publik. Perempuan…
Solo yang dikenal dengan kota yang tenang, baru-baru ini terdapat kejadian yang menghebohkan. Kota Solo…
Fomo (fear of missing out) adalah rasa takut ketinggalan akan sesuatu hal yang sedang tren.…
Drama Korea sering kali memberikan kisah-kisah yang tak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran hidup…