in

Dihina Pengamat Politik, Inilah Jasa Tak Terbantahkan H Agus Salim Pada Indonesia

Nama Rocky Gerung kembali menjadi sorotan setelah dilaporkan ke pihak kepolisian karena dianggap menghina pahlawan nasional H Agus Salim seperti kambing. Dilansir dari news.detik.com, pihak Forum Anak Nagari (FAN) Kabupaten Agam Sumatera Barat melakukan hal tersebut karena dianggap merupakan sebuah pelecehan. Hal itu terlihat pada video di Youtube NNC Indonesia yang ditayangkan pada 1 Maret 2019  tentang kuliah umum dan disiarkan secara  langsung oleh ADITV.

Figur H Agus Salim sendiri, merupakan sosok pahlawan nasional yang memiliki andil besar dan berpengaruh dalam sejarah perjalanan kemerdekaan Indonesia. Selain dikenal sebagai diplomat ulung yang menguasai banyak bahasa asing, jasa-jasa besarnya bagi tanah air di zaman pergolakan revolusi di bawah ini, membuat dirinya layak disebut sebagai pahlawan nasional.

Diangkat sebagai anggota Panitia sembilan

Masuk sebagai panitia sembilan [sumber gambar]
Sebagai lulusan terbaik SMA elite kolonial Hoogere Burgerschool (HBS) Koning Willem III (Kawedrie) Batavia, H Agus Salim tentu memiliki pemikiran yang cerdas pada masanya. Tak heran jika dirinya kemudian terpilih menjadi anggota Panitia Sembilan yang dibentuk pada tanggal 1 Juni 1945. Dilansir dari kumparan.com, organisasi yang berjumlah sembilan orang ini, bertujuan untuk merumuskan gagasan-gagasan tentang dasar-dasar negara. Agus Salim pun termasuk salah satu di dalamnya.

Menjadi perwakilan Indonesia di luar negeri dalam rangka meraih kemerdekaan negara

Diplomat ulung yang menjadi wakil Indonesia di kancah internasional [sumber gambar]
Pria yang dijuluki sebagai the grand oldman tersebut, pernah menjadi Menteri Muda Luar Negeri sekaligus pemimpin delegasi Indonesia saat melawat ke negara-negara Timur Tengah. Laman historia.id menuliskan, dirinya bersama dengan perwakilan Indonesia lain seperti AR Baswedan, Mr. Nazir Pamoentjak dan Rasjidi pergi ke Mesir dalam rangka menggalang pengakuan kemerdekaan dari negara-negara anggota Liga Arab. Sebelumnya, Salim serta delegasi Indonesia terlebih dulu menghadiri Inter-Asian Relation Conference di New Delhi, India, di mana mereka berupaya menggalang solidaritas dari negara-negara Asia yang peduli pada perjuangan bangsa Indonesia.

Sempat menangani jemaah haji Indonesia di Arab Saudi dan membuka sekolah

Sosoknya disegani oleh pihak Belanda [sumber gambar]
Dalam 100 Tahun Haji Agus Salim (1996) yang dilansir dari tirto.id, Salim pernah bekerja di Jeddah, Arab Saudi dari 1906 hingga 1911 sebagai penerjemah konsulat Belanda. Selama di sana, ia pernah lima kali naik haji. Disebutkan pula oleh M.C. Ricklefs dalam Sejarah Indonesia Modern 1200-2008 (2008) yang dikutip dari tirto.id, Salim bertugas menangani urusan jemaah haji Indonesia. Sepulangnya ke Indonesia, Salim sempat membuka sekolah dasar berbahasa Belanda, Hollandsch-Inlandsche School (HIS) selama 1912 hingga 1915. Dirinya juga merupakan sosok di balik Balai Pustaka- yang dulunya bernama Commissie voor de Volkslectuur, di mana Salim pernah menjabat sebagai redaktur bahasa Melayu.

Berjuang demi kemerdekaan Indonesia lewat Sarekat Islam (SI)

Sempat bergabung dengan Sarekat Islam [sumber gambar]
Selain menjadi panitia sembilang yang legendaris, H Agus Salim juga bergabung dengan Sarekat Islam (SI) yang kelak menjadi salah satu pendorong untuk melawan kolonialisme Belanda pada masa itu. Laman tirto.id menuliskan, dirinya pula yang menghalau orang-orang komunis muda macam Semaoen agar tidak berperan dominan. Orang-orang muda itu jadi lawan politik Agus Salim dalam pergerakan nasional melawan Belanda. Bersama SI, Salim menjadikan komitmen Pan-Islam dan modernisme sebagai dasar yang tepat untuk menjalankan kegiatan politik.

BACA JUGA: 6 Fakta H. Agoes Salim, Diplomat Indonesia yang Berlidah Setajam Pedang

Merendahkan nama seseorang, tentu bukanlah sebuah hal yang pantas dilakukan. Terlebih jika sosok tersebut adalah figur yang telah menjadi pahlawan nasional dan berjasa besar bagi kemerdekaan Indonesia. Justru dari situlah, kita bisa belajar banyak dengan menyelami pribadi maupun sepak terjangnya yang bisa kita terapkan dalam lingkup negara modern yang kini telah berdaulat.

Written by Dany

Menyukai dunia teknologi dan fenomena kultur digital pada masyarakat modern. Seorang SEO enthusiast, mendalami dunia blogging dan digital marketing. Hobi di bidang desain grafis dan membaca buku.

Leave a Reply

Miris, 6 Artis Ini Ditinggal Orang Tua Selama-lamanya Sebelum Naik ke Pelaminan

Tak Punya Hati! Ibu Ini Dibuang di Tepi Jalan oleh Anaknya dan Tak Pernah Dicari Lagi