in

Setelah Asian Games Belasan Venue di Jakabaring Rusak Parah, Kok Bisa?

Selain kebanggaan, yang mungkin hingga kini masih terngiang-ngiang dalam pikiran, ajang Asian Games 2018 lalu juga meninggalkan sebuah gelanggang olahraga yang masuk pada kategori bagus. Mulai dari Stadion Utama Gelora Bung Karno sampai venue-venue di Jakabaring Sport City (JSC) semuanya mempunyai kualitas jempolan. Tapi, baru-baru ini beberapa venue peninggalan Asian Games di Palembang mengalami kerusakan.

Bahkan bila dihitung-hitung kerugiannya mencapai angka yang besar. Mendengar hal tersebut mungkin kalian akan langsung bertanya-tanya, apakah sebenarnya yang terjadi? Atau malah berpikir kalau pemerintah telah melalaikan tempat-tempat tersebut. Nah, untuk menemukan jawabannya, Boombastis akan berikan ulasannya kepada kalian. Seperti apakah? Yuk mari merapat sobat.

Venue Jakabaring rusak lantaran diterjang angin dan hujan

Angin kencang di JSC [Sumber Gambar]
Sebagai jawaban di awal tadi, ternyata rusaknya beberapa venue yang ada di Jakabaring Sport City disebabkan oleh sebuah fenomena alam. Usut punya usut, hujan deras dan angin kencang telah memporak-porandakan beberapa bagian di tempat tersebut. Melansir laman Detik.com, beberapa fasilitas gelanggang olahraga, pohon-pohon disekitar venue, dan mobil pengunjung juga terkena dampak dari peristiwa tersebut. Menurut Kepala K3 JSC Rusli Nawi kejadian tersebut juga disebabkan oleh angin puting beliung yang menerjang kompleks olahraga tersebut. Kondisi ini pun membuat banyak pihak harus merogoh kocek dalam untuk perbaikan.

Akibat hal tersebut kerugian mencapai akan miliaran

Atap venue di JSC Roboh [Sumber Gambar]
Seperti yang sudah-sudah dalam setiap kejadian pastinya akan selalu menimbulkan efek. Begitu juga dengan apa yang terjadi di beberapa venue di JSC beberapa waktu lalu. Dari penelusuran penulis akibat kerusakan tersebut kerugian yang harus rela diterima pihak pengelola adalah 20 miliar. Angka yang sebenarnya bisa dialokasikan untuk biaya perawatan tempat tersebut yang konon mencapai nilai 2 miliar. Apa yang terjadi pada JSC sebenarnya memunculkan tanda tanya mengenai bagaimana kekuatan bangunan tersebut kala menghadapi cuaca buruk.Tapi, namanya juga musibah, pastinya sulit untuk dihindarkan.

Ada belasan venue terkena dampak peristiwa ini

Salah satu Venue Rusak [Sumber Gambar]
Hal yang patut disyukuri dari kejadian tersebut adalah tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Selain itu juga, ketika kejadian berlangsung tidak sedang terjadi perhelatan Asian Games 2018. Tidak terbayang bagaimana jadinya bila berbarengan dengan kejuaraan terbesar Asia itu. Tercatat, dalam insiden tersebut setidaknya ada 14 venue yang mengalami kerusakan. Menurut, Rusli Nawi yang dikutip dari Liputan6, dari semua yang terkena dampak, ada tiga tempat cabang olahraga yang mengalami kerusakan parah yakni venue dayung, akuatik, dan atletik. Peristiwa ini juga membuat plafon LRT alami kerusakan dan lampu-lampu jalan roboh di sekitiran wilayah JSC.

Kini proses perbaikan sedang berlangsung

Keruskan JSC [Sumber Gambar]
Gerak cepat tanggap agaknya dipilih pengelola untuk mengatasi permasalahan ini. Bahkan dari desas-desus yang beredar perbaikan tersebut ditargetkan rampung sebelum tahun baru 2019. Tapi menurut Dirut PT JSC Meina Fatriani Paloh ada bagian yang tidak bisa buru-buru untuk diperbaiki. Tambahnya lagi, yang dikutip laman Sumselupdate.com, ada salah satunya stadion atletik yang perbaikannya harus dilakukan secara bertahap dan teliti karena sedikit krusial. Melihat kerusakannya yang besar tergolong ke dalam tiga kategori (ringan, rusak, dan parah) agaknya hal tersebut bisa untuk dimaklumi.

Seperti telah disebutkan di awal tadi, memang bukan sebuah rahasia lagi kalau setiap peristiwa datangnya tidaklah terduga. Sebagai manusia kita hanya bisa mempersiapkan diri untuk mengatasi hal tersebut. Tapi terlepas dari hal ini, gerak cepat menanggulangi kerusakan merupakan hal yang bagus.

Written by Galih

Galih R Prasetyo,Lahir di Kediri, Anak pertama dari dua bersaudara. Bergabung dengan Boombastis.com pada tahun 2017,Merupakan salah satu Penulis Konten di sana. Lulusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Malang. Awalnya ingin menjadi pemain Sepak Bola tapi waktu dan ruang justru mengantarkan Ke Profesinya sekarang. Mencintai sepak
bola dan semua isinya. Tukang analisis Receh dari pergolakan masyarakat Indonesia.

Leave a Reply

Jenazah yang Ada di Laut Tidak Hancur dalam Waktu Lama, Apa Penyebabnya?

Indomie, Alat Tukar dalam Penjara Amerika dan Makanan Favorit Para Napi di Australia