in

Sering Dicap ‘Klub Zionis’, Inilah Denyut Islam di Kesebelasan Terhebat Negeri Jerman

FC Bavarian begitulah banyak orang menjuluki klub yang baru saja memenangi gelar Bundesliga untuk kesekian kalinya ini. Bayern Munchen kini tumbuh menjadi salah satu simbol kekuatan Jerman di kompetisi antar klub benua biru. Meski kembali gagal mencapai puncak Champion 2018, namun tidak ada satu tim pun yang senang bertanding dengan klub satu ini. Komposisi pemain bintang di skuadnya menjadi alasan akan hal tersebut.

Prestasi hebat kesebelasan yang bermarkas di Alianz Arena itu tidak lah diperoleh baru-baru ini. Apabila menarik sejarah ke belakang klub identik kostum merah ini adalah terhebat di tanah Eropa. Nama seperti Franz Beckenbauer adalah bukti bagaimana dulu mereka sempat mendominasi Jerman dan Benua Biru. Berbicara mengenai masa lalu pastinya tidak bisa melepaskan klub ini dengan orang Yahudi. Meski tak diakui oleh Bayern Munchen, namun berkat mereka kesebelasan tersebut dapat tumbuh seperti sekarang.

Penganut Kepercayaan Yahudi [Sumber Gambar]
Dilansir laman Indosport, kedatangan orang Zionis di klub tersebut terjadi sebelum perang dunia II. Namun, kemunculan paham Nazi membuat perkembangan Bayern terhambat. Pasalnya Presiden klub saat itu, Kurt Landauer dan pelatih tim, harus meninggalkan Jerman karena mereka orang Yahudi. Sejak saat itu tak sedikit yang menyebut Bayern adalah tim Yahudi. Bahkan sampai saat ini pendukung klub rival acap kali mengolok-ngolok dengan sebutan Zionis.

Kendati kesebelasan ini di citrakan dengan yahudi, Bayern Munchen bisa dikatakan perlahan muncul denyut islam di kesebelasan tersebut. Hal ini tercermin dengan dengan mulai ramah terhadap muslim. Perlahan namun pasti denyut Islam mulai masuk di kesebelasan berada di Timur Jerman tersebut. Ditandai dengan masuknya sejumlah pemain muslim seperti Hamit Altintop, Benatia, dan legenda hidup mereka saat ini yakni Franck Ribery.

Bahkan demi menunjang pemain muslim mereka. Bayern Munchen dirikan sebuah masjid besar yang mampu tampung ribuan jama’ah. Dilansir liputan6, tempat ibadah tersebut muncul atas permintaan Franck Ribery yang menginginkan tempat berdoa. Saat ini masjid tersebut juga digunakan oleh pendukung FC Bavaria yang beragama islam.

https://youtu.be/bJU5INriC9A

Lewat tempat beribadahan tersebut mereka ingin menciptakan perdamaian antara umat beragama. Dan sepak bola pun sebenarnya merupakan salah satu alat untuk pemersatu sebuah perbedaan. Hal ini tercermin dari tidak membedak-medakannya ras, suku, dan agama di dalam permainan tersebut. Adanya masjid besar harapan juga dapat ditirukan beberapa stadion yang ada di tanah air.

Written by Galih

Galih R Prasetyo,Lahir di Kediri, Anak pertama dari dua bersaudara. Bergabung dengan Boombastis.com pada tahun 2017,Merupakan salah satu Penulis Konten di sana. Lulusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Malang. Awalnya ingin menjadi pemain Sepak Bola tapi waktu dan ruang justru mengantarkan Ke Profesinya sekarang. Mencintai sepak
bola dan semua isinya. Tukang analisis Receh dari pergolakan masyarakat Indonesia.

Leave a Reply

Tak Hanya Ramayana, 5 Iklan Dimas Djay Ini juga Tak Kalah Unik dan Beda dari yang Lain

Razzan Al-Najjar, Perawat Cantik Palestina yang Meregang Nyawa Ditembak Pasukan Israel