Myuran Sukumaran (34) merupakan salah satu dari terpidana mati gembong narkoba “Bali Nine” ternyata memiliki keahlian yang cukup mengesankan. Pria yang grasinya baru saja ditolak oleh presiden Joko Widodo ini cukup mahir melukis. Myuran bahkan sempat melukis wajah Presiden RI ke-7 tersebut.
“Bali Nine” merupakan sebutan dari media massa kepada komplotan gembong narkoba berisi 9 orang Australia yang ditangkap di Bali pada 17 April 2005 lalu, mereka ditangkap karena berusaha menyelundupkan 8,2 kg heroin dari Indonesia ke Australia.
Pria bertubuh subur ini memang banyak menghabiskan waktunya di Lapas Kerobokan, Denpasar, Bali dengan menyalurkan hobinya melukis. Bahkan minggu lalu, seorang temannya yang bernama Lizzie Love telah membeli 2 lukisan karyanya, sebuah lukisan yang menggambarkan wajahnya sendiri dan sebuah lagi lukisan yang merupakan gambaran wajah seorang terpidana bernama Maria.
Menurut kabar yang beredar, uang hasil penjualan lukisannya ini disumbangkan untuk napi bernama Maria yang menderita kanker guna membantu biaya pengobatan.
Media Australia News.com.au memajang lukisan karya Myuran yang menggambarkan wajah Jokowi itu dalam sebuah artikel yang berjudul ‘Why Indonesia doesn’t care about Australia’s objection to the death penalty’ pada Sabtu 14 Februari 2015. Di bawah lukisan tersebut dituliskan deskripsi ‘Talented … A painting Myuran Sukumaran did of President Joko Widodo.’
Lukisan yang berisi perpaduan warna coklat, putih, hitam, krem, dan kuning tersebut tidak diketahui makna dan tujuannya secara pasti. Bahkan kapan dan di mana Myuran, terpidana mati narkoba yang berdarah India dan berkewarganegaraan australia ini melukisnya juga tak diketahui.
Namun mengenai lukisan Myuran yang menggambar wajah Jokowi, Kepala Lapas Kerobokan Sudjonggo mengaku belum mengetahui secara pasti apa saja yang dilukis oleh Myuran Sukumaran di penjara.
“Saya tidak tahu, tapi bukan berarti tidak ada (lukisan wajah Jokowi), karena saya tidak pantau,” ujarnya saat dikonfirmasi di Denpasar, Minggu (15/2/2015) seperti dilansir liputan6.
Terkait pengamanan di Lapas kerobokan, pihaknya mengungkapkan bahwa sampai saat ini pengamanan tak berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Pengetatan pengamanan belum dilakukan di Lapas yang didiami oleh Myuran tersebut.
“Pengamanan masih biasa, tidak ada yang berlebih.” Kata Sudjonggo.
Hingga saat ini diketahui bahwa Pemerintah Australia masih berupaya melobi Pemerintah Indonesia untuk mengendurkan hukuman bagi para terpidana yang merupakan warga Negara Australia agar tidak dihukum mati. Namun Presiden Jokowi kembali menegaskan tak ada ampunan mengenai keputusan kepada para pelaku kejahatan narkoba, karena saat ini Indonesia seang dalam kondisi darurat narkoba.