Pasca debat pilpres putaran kedua yang mempertemukan petahana Joko Widodo dan calon presiden Prabowo Subianto beberapa waktu lalu, istilah ‘Unicorn’ akhirnya menjadi bahasan utama yang ramai diperbincangkan oleh warganet di seluruh Indonesia. Tak terkecuali penulis sendiri.
Istilah tersebut memang populer di ranah bisnis rintisan (startup), di mana Indonesia diwakili oleh nama-nama besar seperti Gojek, Tokopedia, Traveloka dan Bukalapak. Mereka disebut sebagai unicorn karena telah mengantongi valuasi lebih dari US$1 miliar. Namun di balik itu semua, ada beberapa filosofi di bawah ini yang bisa kita pelajari dari kisah sukses para pemilik bisnis unicorn Indonesia.
Dilansir dari wartaekonomi.co.id, ada empat startup di Indonesia yang telah menjadi unicorn seperti Tokopedia (Rp 102 triliun), Go-Jek (Rp 136 triliun), Traveloka (26,6 triliun) dan Bukalapak (13,5 triliun). Melihat besarnya investasi yang didapatkan, tentu saja pemimpin di baliknya merupakan figur yang cerdas karena bisa meyakinkan investor untuk menanam modal pada bisnisnya. Sama seperti kita, meraih kepercayaan dari orang lain merupakan salah satu kunci dan modal sukses dalam menjalani kehidupan. Tak hanya dalam ranah bisnis, tapi juga bermanfaat pada karir, hubungan sosial maupun asmara.
Bukan rahasia lagi, para pemilik bisnis unicorn di atas rata-rata dalah sosok muda yang memiliki gairah dan semangat untuk mengembangkan usaha yang dirintisnya. Bisa dibilang, mereka berhasil mengelola kemampuan dirinya serta mengevaluasi kekurangan dan kelebihan yang dimiliki, kemudian dijalankan secara maksimal pada bisnis yang ada. Terbukti, mereka tetap eksis dan bahkan mengecap sukses meski awalnya sempat jatuh bangun dalam, merintis usahanya di awal-awal.
Tak hanya sekedar berbicara soal bisnis dan keuntungan semata, Para CEO di atas juga dianggap sukses memberikan nilai tambah pada usaha yang dijalankan. Selain menghasilkan perputaran ekonomi yang berdampak pada negara, pemilik bisnis unicorn tersebut juga berhasil membawa usahanya sebagai ladang penghidupan bagi orang lain (karyawan) dengan ikut menjadi bagian di dalamnya . Tak hanya itu, kehadiran bisnis unicorn di atas juga ikut memajukan industri 4.0 yang menciptakan budaya inovasi dan kolaborasi pada lingkungan kerjanya.
Di luar hitung-hitungan bisnis dan untung rugi, keberadaan bisnis unicorn di Indonesia telah banyak membantu permasalahan sosial yang ada di tengah masyarakat. Contohnya seperti Gojek yang memudahkan transportasi berbasis ojek, e-commerce Tokopedia dan Bukalapak yang telah merubah gaya belanja konsumen dari konvensional ke digital, serta Traveloka yang berhasil merevolusi kebiasaan lama pemesanan tiket yang dialihkan kepada ekosistem teknologinya. Bisa dibilang, kita pun bisa mendirikan bisnis seperti unicorn di atas, dengan cara jeli melihat peluang maupun permasalahan yang dihadapi sehari-hari.
BACA JUGA: 5 Start Up Terbaik Buatan Lokal ini Jadi Bukti Indonesia Bukan Cuma Negara Pengekor
Ada banyak teladan dan sikap dari para pendiri bisnis teknologi di atas hingga meraih gelar unicorn yang bisa kita ambil ilmunya. Bukan hanya sekedar membangun usaha, tapi juga bagaimana menjaga agar bisnis yang telah berdiri, bisa bertahan dan terus berkembang di masa depan.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…