Tidak bisa dipungkiri kalau perhelatan akbar Moto GP memang menarik sebagian perhatian orang Indonesia. Beberapa kali sempat dicanangkan jadi tuan rumah, namun semua harus pupus karena satu dan beberapa alasan. Namun Indonesia tidak pernah berhenti mencoba, bahkan tahun 2019 nanti Indonesia masuk jajaran safari MotoGP.
Namun demikian kalau seandainya hal itu benar terjadi pastinya ada sebuah plus minus bagi Indonesia sendiri. Mulai dari biaya yang luar biasa hingga keuntungan besar yang menanti. Lalu kira-kira apa saja yang bakal terjadi jika benar Moto Gp di dakan di Indonesia ya?
Bakal jadi proyek rebutan beberapa daerah di Indonesia
Sejatinya masalah penyelenggaraan perhelatan akbar Moto GP ini sudah beberapa kali dicanangkan oleh Indonesia. Bahkan salah satu atlit Moto GP terkenal, Marc Marquez sangat senang jika kabar tersebut benar-benar direalisasikan. Ya, apalagi mengingat kalau Indonesia sendiri adalah “surga” buat orang asing. Namun masalahnya jika hal itu benar terjadi masih ada sebuah problem yang harus diatasi.
Misalnya tempat penyelenggaraannya, pasalnya ada dua tempat yang dulu sempat mengajukan diri menjadi tuan rumah, Palembang dan Lombok. Bisa saja Moto GP hanya dilakukan pada satu tempat, entah itu di Palembang saja atau Lombok, atau bahkan di kedua-duanya. Atau jika memang ada kesempatan, Indonesia juga bisa mencalonkan diri kembali namun di sirkuit yang berbeda.
Bakal sangat banyak dana yang mesti dikeluarkan
Untuk sebuah perhelatan akbar seperti itu, pastinya dibutuhkan pula dana yang sangat banyak dalam penyelenggaranya. Jika berkaca pada tuan rumah moto GP sebelumnya, rupanya dana yang dikeluarkan tentunya lebih dari $ 6 Juta hingga $10 juta setiap tahunnya. Tentu bagi Indonesia ini bukanlah angka yang sedikit, apalagi mengingat banyak yang bisa saja dibenahi oleh negeri ini dengan uang sebanyak itu.
Jadi bukan hal yang aneh kalau nantinya benar-benar terjadi, maka akan muncul gelombang protes dari beberapa pihak. Namun demikian pastinya pemerintah sudah memikirkan matang-matang mengenai hal tersebut sehingga Indonesia tetap tidak rugi menyelenggarakannya.
Untung besar dengan banyaknya penonton
Adanya balap motor nomor satu di dunia ini pastinya akan mengundang banyak fans di seluruh penjuru dunia. Dilansir dari detik, pada tahun 2014, sepanjang musim ada kurang lebih 2 juta empat ratus orang yang datang untuk menonton secara langsung pertandingan perharinya. Bayangkan saja jika harga tiket sekitar 700 ribu ( sama dengan Malaysia dulu) maka tinggal dikalikan saja.
Belum lagi adanya benefit lain seperti kampanye yang akan datang dari berbagai media, semisal youtube. Pasalnya dalam satu pertandingan, rupanya ada sekitar 92 juta visitor yang datang ke channel resminya, hal ini pastinya akan semakin memudahkan Indonesia jika ingin promosi budaya dan pariwisata.
Masalah devisa dan UKM kecil menengah
Satu lagi keuntungan dari penyelenggaraan Moto GP ini adalah masuknya devisa yang tambah banyak ke Indonesia. Pasalnya mengingat bakal banyak pula para turis asing yang datang hanya demi melihat sang pembalap tercinta berlaga. Apalagi kalau mereka juga menyempatkan diri berlibur di beberapa destinasi wisata di Indonesia, bakal lebih menguntungkan kita.
Selain itu pada pebisinis yang berkecimpung dalam UKM kecil menengah jadi bisa diberdayakan. Mulai dari masalah pembuatan merchandise, penyewaan homestay dan lain-lain. Bisa dibilang baik kalangan atas hingga bawah sama-sama diuntungkan jika jadi tuan rumah moto GP.
Ya, menjadi tuan rumah dari perhelatan akbar semacam ini pastinya memang memiliki plus dan minusnya. Oleh sebab itu perlu dipikirkan secara matang. Namun demikian, mungkin dengan adanya Moto GP di Indonesia juga bakal memancing minat para generasi muda, sehingga kelak ada pembalap seperti Rossi di Indonesia.