Rumor soal bakal pecahnya Perang Dunia III belakangan makin sering jadi pembicaraan. Rusia dan Amerika, dua negara ini diduga mulai membuat percikan-percikan kecil yang dikhawatirkan bakal menjadi sesuatu besar. Belum lagi soal keterlibatan mereka di konflik-konflik yang ada sekarang.
Perang Dunia III, tentu kita tak pernah berharap ini akan benar terjadi. Tapi, sayangnya, kemungkinan ke arah sana itu ada. Apalagi kedua negara adidaya itu seakan sudah mempersiapkan segalanya. Yang jadi pertanyaan selanjutnya bagi kita seumpama kengerian itu benar akan terjadi adalah, Indonesia harus bagaimana? Apa yang harus kita lakukan jika benar-benar terjadi Perang Dunia III?
Akan sangat konyol kalau Indonesia mengambil langkah ekstrem dengan berpartisipasi dan mendukung salah satu pihak. Alih-alih melakukan itu, ini lho hal-hal yang harus kita lakukan jika konflik hebat itu terjadi.
Pemerintah Harus Segera Siapkan Wajib Militer
Indonesia mungkin tidak ikut berpartisipasi dalam Perang Dunia III, tapi hal tersebut bukan jadi alasan untuk nggak memperkuat pertahanan sendiri. Semua bisa terjadi dalam perang dunia, apalagi kalau berkaca pada konflik serupa puluhan tahun lalu.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan Indonesia untuk memperkuat militernya. Salah satunya dengan mengadakan wamil alias wajib militer. Indonesia butuh semua orang penduduknya untuk menjaga negeri yang luas ini. Bukan hanya 400 ribu tentaranya saja. Wajib militer ini kalau sukses akan mampu menyumbang pertahanan kita sampai puluhan juta pasukan.
Alihkan Sementara Dana untuk Militer
Perang Dunia III bukan agenda ecek-ecek yang boleh ditanggapi dengan remeh. Bagi kita yang tak terlibat di dalamnya, perlu juga untuk semakin menguatkan ranah militer untuk berjaga-jaga akan kemungkinan terburuk. Selain dengan wamil tadi, cara lainnya adalah dengan mengalokasikan semua dana untuk militer.
Kita butuh menguatkan sisi militer negeri ini. Biar kejadian buruk di masa penjajahan nggak terulang kembali. Dengan suntikan dana yang besar kita jelas bisa melakukan hal itu. Dananya sendiri bisa dimanfaatkan untuk membeli alutsista atau membiayai produksi peralatan perang dalam negeri.
Bertahan dan Tidak Memilih Salah Satu Pihak
Ya, sikap terbaik dalam konflik global tersebut adalah diam dan bertahan. Hal ini akan membuat kita berada di pihak tengah-tengah. Jadi, kemungkinan diserangnya akan kecil bahkan tidak sama sekali. Sikap seperti ini juga pernah kita tonjolkan dalam konflik Soviet-AS pasca Perang Dunia II dulu.
Kita memang tidak perlu menunjukkan sikap condong ke salah satu pihak. Pasalnya, hal tersebut akan berakibat fatal bagi Indonesia. Contoh gampangnya adalah seumpama Indonesia lebih condong ke Rusia, maka AS bisa menganggap kita sebagai kroni musuhnya. Dalam hal ini, itu bisa jadi lampu hijau bagi Paman Sam untuk sekalian pula menyerang Indonesia. Tetap netral dan tengah-tengah dalam sebuah konflik yang bukan urusan kita adalah jalan terbaik.
Segera Mungkin Selamatkan Aset Luar Negeri Kita
Begitu tahu akan muncul perang, langkah terbaik selanjutnya yang harus dilakukan Indonesia adalah tarik semua aset luar negeri. Perang takkan lagi memandang yang bukan haknya, dan sangat mungkin milik Indonesia di luar sana akan diklaim. Kalau sudah terjadi, kita pun takkan bisa berbuat apa-apa.
Ketika perang terjadi maka selamatkan diri sendiri adalah yang terpenting. Salah satunya ya termasuk kekayaan luar negeri. Dengan kembalinya aset luar negeri, hal tersebut setidaknya bisa membuat Indonesia lebih tenang dan fokus.
Jangan Tergoda Gelitikan
Meskipun secara garis besar Perang Dunia hanya menghadapkan Rusia dan AS, tapi pada kenyataannya kejadian ini pasti akan melibatkan banyak negara. Atas nama persahabatan, blok, dan sekutu, Perang Dunia III pasti bakal diikuti banyak negara. Entah itu oleh Korut, Tiongkok, Israel, bahkan negara-negara Timur Tengah. Di masa ini, kedua belah pihak mungkin akan melakukan serangan rayuan kepada negara-negara tengah untuk berpihak. Dalam hal ini, Indonesia juga pasti jadi targetnya.
Ketika sedang dirayu seperti ini, sikap terbaik tentu tidak luluh dan kemudian ikut. Alih-alih melakukan itu, Indonesia harus tegas soal sikap netralnya. Masuk dalam salah satu pihak otomatis menjadikan Indonesia kontestan. Kalau hal tersebut terjadi, Indonesia pasti Berantakan.
Perang Dunia III, semoga ini hanya gertak sambal saja alias jangan pernah sampai terjadi. Dan seumpama memang harus pecah, maka Indonesia harus menentukan sikapnya. Seperti ulasan di atas, tak hanya dengan memilih netral, tapi juga memperkuat pertahanan militer karena perang takkan pernah bisa diduga.