6. Surganya Rempah-rempah di Maluku
Maluku merupakan kawasan yang terdiri dari sekumpulan pulau kecil dan kerajaan-kerajaan kecil. Oang Belanda menyebut daerah Maluku sebagai ‘the three golden from east’ atau tiga emas dari Timur untuk Ternate, Banda dan Ambon. Tapi sebelum kedatangan Belanda, seorang penulis dan tabib Portugis Tome Pirez sudah menulis tentang Ternate, Ambon dan Banda sebagai pulau rempah-rempah dalam bukunya, ‘Summa Oriental’.
4000 tahun yang lalu di kerajaan Mesir, data arkeolog menuliskan tentang transaksi Mesir yang mengimpor dupa, kayu eboni, kemenyan, dan gading dari daratan misterius bernama ‘Punt’. Giorgio Bucellati kemudian menemukan wadah berisi benda seperti vengkeh di Efrat tengah padahal pada tahun 1.700 sebelum Masehi tersebut cengkeh hanya ada di Maluku, Indonesia. Maka ‘Punt’ yang dimaksud akhirnya mengarah ke Maluku.
Pada abad pertengahan, sekitar tahun 1600 Masehi, cengkeh menjadi rempah yang paling populer dan mahal di Eropa. Harganya bahkan melebihi harga emas sehingga mengundang para penjelajah seperti Vasco da Gama untuk mencari tempat penghasil rempah-rempah ini.
Selain cengkeh, Maluku juga menghasilkan buah pala yang bernilai tingi. Bahkan, buah dan biji pala merupakan komoditas perdagangan penting pada masa Romawi. Christoper Columbus yang berlayar ke barat sebenarnya mencari Kepulauan Maluku yang dikenal sebagai ‘The Island of Spices’ atau pulau rempah-rempah. Namun ia akhirnya justru mendarat di Amerika.